Luo Tingting / Qu Ming
Ketegangan di perbatasan Tiongkok dengan India kembali meningkat. Pejabat India baru-baru ini menyatakan bahwa mereka telah memperingatkan militer Tiongkok bahwa jika Tiongkok melakukan tindakan provokatif lagi, tentara India akan melepaskan tembakan. Tentara India telah diberi wewenang untuk menghadapi serangan oleh tentara Tiongkok dan diperkenankan menembak.
“Economic Times” India melaporkan pada tanggal 25 September 2020 lalu bahwa menurut seorang pejabat senior pemerintah India, jika Komunis Tiongkok mencoba menduduki pos India atau mengepung tentara India, tentara India akan melepaskan tembakan.
Di masa depan, tidak akan ada lagi pertempuran primitif dengan tongkat atau batu di Line of Actual Control (LAC) atau Garis Kendali Aktual.
Pejabat India itu berkata, “Pesan yang mereka dapatkan adalah bahwa dorong mendorong tidak akan lagi ditolerir. Pesan yang mereka dapatkan adalah bahwa senjata asli tidak dapat lagi digunakan.”
Menurut laporan tersebut, tentara India telah memberikan instruksi yang jelas kepada pasukan di pos garis depan di perbatasan. Jika mereka menghadapi serangan oleh Komunis Tiongkok, seperti mencoba merebut pos India, atau jika Tiongkok menggunakan tongkat, tombak atau senjata sederhana lainnya untuk menyerang tentara India dalam skala besar, tentara India bisa menembak.
Sebelumnya, “Economic Times” mengutip sebuah sumber pada 12 September yang mengatakan bahwa tentara India telah melakukan penempatan militer di daerah Spanggur Gap di tepi selatan Danau Pangong. Sumber itu mengatakan bahwa angkatan bersenjata Tiongkok dan India saling memasuki “jarak tembak senjata” di daerah itu.
Faktanya, dalam konfrontasi baru-baru ini antara Tiongkok dan India, kedua belah pihak telah menerobos garis dasar “dilarang menembak”, dan sering terjadi insiden penembakan peringatan ke udara. Meski tidak ada korban jiwa, situasi menjadi semakin tegang.
Menurut pejabat India itu, saat ini hanya senjata kecil yang digunakan, bukan senjata kaliber besar. Dia juga mengungkapkan bahwa dalam perundingan diplomatik, Tiongkok mengakui sedikitnya lima orang tewas atau terluka dalam bentrokan berdarah di Galvan pada Juni lalu. Korban termasuk komandan batalyon komunis Tiongkok. Dia percaya bahwa jumlah korban sebenarnya di tentara Komunis Tiongkok mungkin beberapa kali lebih banyak.
Pada tanggal 21 September, Tiongkok dan India mengadakan putaran keenam pembicaraan tingkat komandan militer, yang diadakan di sisi Tiongkok dari garis perbatasan kendali aktual antara kedua negara.
Komandan Angkatan Darat ke-14 India Letnan Jenderal Harinder Singh mengadakan pembicaraan dengan Liu Linshao, komandan Daerah Militer Xinjiang Selatan.
Kedua belah pihak sepakat untuk berhenti menambah pasukan ke garis depan, tidak hanya mengubah situasi saat ini secara sepihak, dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memperumit situasi.
Laporan itu mengutip sumber pemerintah India yang mengatakan bahwa pembicaraan itu “cukup positif”, tetapi terobosan akan sangat sulit.
Pejabat senior India yang disebutkan di atas juga menyatakan bahwa mengingat pelanggaran kepercayaan oleh pihak Tiongkok, pihak India memiliki keraguan tentang pembicaraan tersebut.
“Kami tidak akan begitu saja mempercayai hal ini. Meskipun perjanjian itu awal yang baik, kami siap dan kata-katanya harus sesuai dengan tindakan yang sebenarnya,” kata pejabat India itu.
Pejabat itu juga menegaskan bahwa Komunis Tiongkok telah memobilisasi lebih dari 50.000 tentara, tank, artileri, dan peralatan lainnya di sepanjang LAC. Militer India juga sudah menyiapkan tanggapan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menegaskan bahwa pasukan perbatasan India siap untuk penempatan jangka panjang di daerah perbatasan. Menurutnya tentara India sedang memulihkan LAC ke keadaan pada bulan April tahun ini.
“Tidak ada kekuatan di bumi untuk mencegah tentara India berpatroli di daerah perbatasan,” kata Rajnath Singh.
Perdana Menteri India, Narendra Modi telah berulang kali menekankan bahwa negara adalah dukungan yang kuat bagi tentara India. (hui)