oleh Wang Xiang
Tiongkok disebut-sebut pemerintah Amerika Serikat telah memenuhi setidaknya 50 dari 57 komitmen dalam perjanjian perdagangan tahap pertama dengan Amerika Serikat
Pada hari Jumat, 23 Oktober 2020 pemerintah Amerika Serikat memberikan laporan tentang perkembangan dari perjanjian perdagangan tahap pertama dengan komunis Tiongkok. Laporan menyebutkan bahwa sejauh ini, komunis Tiongkok telah memenuhi setidaknya 50 dari 57 komitmen dalam perjanjian perdagangan tahap pertama dengan Amerika Serikat.
Perubahan struktural ini akan menguntungkan petani Amerika Serikat selama beberapa dekade. Hingga saat ini, pembelian produk pertanian dari Amerika Serikat telah mencapai USD. 23 miliar lebih, kira-kira 71% dari target kesepakatannya.
Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Robert Lighthizer mengatakan bahwa presiden telah memenuhi janjinya untuk memerangi praktik perdagangan tidak adil dengan komunis Tiongkok melalui perjanjian perdagangan tahap pertama ini, sambil memperluas penjualan hasil pertanian Amerika Serikat.
Laporan menyebutkan bahwa pihak Amerika Serikat akan tetap berusaha memperluas penjualan produk pertanian Amerika Serikat ke pasar daratan Tiongkok.
Strategi Negosiasi Presiden Trump berhasil
Amerika Serikat dan komunis Tiongkok menandatangani perjanjian perdagangan tahap pertama di Gedung Putih pada pertengahan bulan Januari tahun ini. Akibat epidemi yang berasal dari daratan Tiongkok telah merusak pertumbuhan ekonomi dunia dan menimbulkan korban jiwa yang tak sedikit jumlahnya. Rencana komunis Tiongkok membeli produk pertanian dan energi dari Amerika Serikat sesuai perjanjian menjadi tertunda.
Menurut pernyataan Amerika Serikat, ekspor jagung Amerika ke Tiongkok mencapai rekor 8,7 juta ton. Ekspor kedelai pada penjualan tahun 2021 akan menjadi 2 kali lipat dari tahun 2017.
Ekspor daging babi ke komunis Tiongkok mencatat rekor tertinggi dalam 5 bulan pertama tahun ini, begitu juga ekspor daging sapi dan produk daging sapi hingga bulan Agustus tahun ini mencapai 3 kali lipat dari tahun 2017.
Selain itu, pemerintah Amerika Serikat memprediksikan bahwa penjualan makanan hewan, alfalfa, pecan, kacang tanah, dan makanan yang dimasak juga akan mencapai rekor atau mendekati rekor.
Robert Lighthizer mengatakan bahwa dalam 8 bulan sejak perjanjian tersebut berlaku, Amerika Serikat telah melihat kemajuan signifikan dengan komunis Tiongkok dalam hubungan perdagangan hasil pertanian. Hal mana akan membawa keuntungan bagi petani dan peternak Amerika Serikat dalam beberapa tahun ke depan.
Menurut Menteri Pertanian Amerika Serikat, Sonny Perdue perjanjian tahap pertama dengan Tiongkok membuktikan bahwa strategi negosiasi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah berhasil.
Meski butuh waktu lama bagi pihak Tiongkok untuk menyadari bahwa Presiden Trump itu serius, tapi transaksi ini sukses besar bagi ekonomi kedua negara. Perjanjian tersebut pada akhirnya menciptakan lingkungan persaingan yang adil bagi industri pertanian Amerika Serikat dan menciptakan kemakmuran bagi petani, peternak, dan produsen Amerika Serikat.
Menurut Sonny Perdue dapat berpartisipasi dalam pasar Tiongkok dengan cara yang lebih adil dan timbal balik telah menghasilkan lebih banyak penjualan di Amerika Serikat. Selain mendukung harga pertanian yang lebih tinggi, juga memperkuat ekonomi pinggiran kota.
Siaran pers menyatakan bahwa Perwakilan Dagang dan Kementerian Pertanian Amerika Serikat akan terus bekerja sama dengan pemerintah Tiongkok guna memastikan bahwa tahap pertama dari perjanjian tersebut diterapkan sepenuhnya dan benar, dan terus memperluas peluang masuknya produk pangan dan pertanian Amerika Serikat ke pasar Tiongkok.
Komunis Tiongkok bersiap untuk mengimpor lebih banyak jagung dari Amerika Serikat
Menurut berita Reuters, pihak Tiongkok berencana untuk mengeluarkan lebih banyak kuota impor dan membeli lagi jutaan ton jagung sebagai tambahan stok.
Sementara itu sumber perdagangan internasional di Singapura dan 2 orang yang mengetahui transaksi itu menyatakan, bahwa jumlah kuota pembelian jagung sebagai tambahan untuk tahun 2020/2021 yang disetujui oleh Beijing adalah sekitar 12 juta ton dari Amerika Serikat, dan 5 juta ton jagung dari Ukraina serta kawasan lainnya.
Komunis Tiongkok membutuhkan sekitar 280 juta ton jagung setiap tahunnya. Cadangan besar yang sebelumnya hampir habis di lelang, mendorong pembeli gabah beralih ke alternatif lain seperti beras dan gandum, sekaligus menambah jagung impor.
Karena kekurangan, harga jagung domestik mencapai rekor tertinggi pada bulan Oktober. Namun harga pangan global diperkirakan akan naik, seiring komunis Tiongkok menimbun lebih banyak hasil pertanian biji-bijian.
Pasokan kargo terjadwal komunis Tiongkok tahun ini telah jauh melampaui kuota jagung tahunan resmi. Seorang sumber mengungkapkan bahwa sebelumnya, Cofco BUMN milik Tiongkok memperoleh dan menggunakan setidaknya 5 juta ton kuota tarif rendah untuk memesan kargo jagung Amerika Serikat dengan pengirimannya sampai bulan April tahun 2021.
Menurut ketentuan subsidi tambahan ini, Cofco dapat menikmati tarif yang lebih rendah atas impor jagung ini, tetapi keuntungannya tidak boleh melebihi RMB. 30,- per ton, jika tidak kelebihannya harus diserahkan kepada negara.
“Saya pikir ini dilakukan karena dua alasan,” kata sumber tersebut kepada Reuters.
“Pertama-tama, kita memang sangat membutuhkan jagung. Kedua, kesepakatan yang kita capai dengan Amerika Serikat harus dipenuhi,” yang dimaksud sumber tersebut adalah perjanjian perdagangan tahap pertama. (sin)
Video Rekomendasi :