Wang Xiang
Pada Selasa 27 Oktober, Kantor Berita Agama Amerika menerbitkan laporan pertanyaan dan jawaban tertulis dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Laporan itu menjelaskan peran iman dalam kehidupan dan kebijakannya.
Trump menyebutkan bahwa setelah dia didiagnosis virus Corona baru (virus Komunis Tiongkok), dia sangat tersentuh melihat banyak orang Amerika mengungkapkan keinginan mereka berdoa untuknya dan keluarganya.
“Negara ini penuh dengan orang-orang baik yang memiliki keyakinan kuat kepada Tuhan. Ibu negara Melania dan saya merasakan doa orang Amerika dari seluruh negeri – dan bahkan dari seluruh dunia. Ketika saya di Walter Reed, saya mengatakan sebuah keajaiban jatuh dari langit. Saya serius mengatakan ini. Melania dan saya sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah menjaga keluarga kami dan memungkinkan kami untuk pulih, ” kata Trump.
Trump juga menyatakan bahwa banyak staf di sekitarnya yang setia, seperti Wakil Presiden Mike Pence dan penasihat iman Paula White.
“Orang-orang ini benar-benar mencintai negara kami dan percaya pada Tuhan, dan saya mendengarkan mereka,” kata Trum.
Menurut Trump, dirinya menilai mereka berdua adalah orang-orang luar biasa yang mencintai Amerika Serikat dan dengan tulus berharap untuk bekerja sama untuk meningkatkan kehidupan semua orang Amerika.
“Para pemimpin ini mengagumi Amerika Serikat. Nilai-nilai tradisional, dan harapan bahwa gereja kami akan terbuka dan bebas,” kata Trump.
Trump menyebutkan bahwa dia telah berada di gereja bersama keluarganya sejak dia masih kecil, dan orang tuanya mengajarinya iman dan doa sangat penting.
“Saya juga menonton layanan online dari beberapa gereja. Saya tahu jutaan orang Amerika melakukan hal yang sama,” kata Trump.
Ketika ditanya kebijakan apa yang dia miliki selama masa jabatannya untuk membantu penganiayaan Kristen di seluruh dunia, Trump menjawab, “Di bawah kepemimpinan saya, Amerika Serikat akan selalu mendukung kebebasan beragama. Saya telah menolong Pastor Andrew Buren dari penjara. Saya memberi sanksi kepada komunis dan sosialis di Kuba dan Venezuela karena mereka tidak menghormati kebebasan beragama.”
Trump menjelaskan bahwa Dewan Negara telah mengadakan acara hak asasi manusia terbesar dalam sejarah selama beberapa tahun.
“Untuk satu kali, saya menjadi tuan rumah bagi sejumlah penyintas penganiayaan agama di Oval Office. Bulan lalu, kami membaca di paragraf pertama Perjanjian Abraham yang bersejarah yang menekankan pentingnya kebebasan beragama,” kata Trump.
Trump mengaku, tahun lalu, dirinya bangga menjadi presiden Amerika pertama yang memimpin konferensi tentang perlindungan kebebasan beragama dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam pidatonya, Trump mengingatkan para pemimpin dunia bahwa kekuasaan tidak datang dari pemerintah, tetapi dari Tuhan. Trump menyerukan dengan jelas agar negara-negara di dunia mengakhiri penganiayaan agama.
“Segera setelah itu, saya mengeluarkan Perintah Eksekutif Mengenai Promosi Kebebasan Beragama Internasional untuk memperkuat komitmen Amerika Serikat terhadap masalah agama, menjadikannya sebagai prioritas kebijakan luar negeri Amerika Serikat, dan berjanji bahwa kami akan menghormati dan dengan penuh semangat mempromosikan kebebasan beragama,” kata Trump.
Menurutnya, pemerintah juga telah meningkatkan dana untuk proyek-proyek yang membantu kelompok-kelompok agama yang teraniaya untuk melindungi kebebasan beragama di seluruh dunia.
“Seperti yang saya katakan di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat berdiri bersama dengan penganut agama di setiap negara, dan mereka hidup dengan iman yang berakar di hati mereka. Selama saya adalah presiden, kami akan terus melakukannya,” tegas Trump. (hui)
Video Rekomendasi :