CHEN WEIYU DALAM OPINI “DUNIA DI MATA WEIYU”
Dari data sejarah yang diungkap menunjukkan, Zhou Enlai bukan hanya bertindak sebagai penanggungjawab kasus He Long, juga dia sendiri yang menetapkan He Long diisolasi untuk diinvestigasi, juga menandatangani perintah penangkapan He Long, dinaikkannya tuduhan terhadap He Long juga berkaitan langsung dengan Zhou Enlai.
Pada 9 Juni 1969, He Long mati mengenaskan akibat sakit parah yang dideritanya. Kemudian He Long dipulihkan nama baiknya dan lagi-lagi Zhou Enlai memainkan sosok orang baik di depan banyak orang, kepada istri He Long yakni Xue Ming ia berkata, “Aduh Xue Ming, saya tidak mampu melindunginya!”
Dalam film “Zhou Enlai”, PKT membentuk sosok Zhou Enlai sebagai “bintang penyelamat” bagi para pejabat yang diganyang di masa Revolusi Kebudayaan, rela menanggung beban berat menahan hinaan dan seorang “perdana Menteri yang baik” yang melindungi kepentingan semua pihak secara keseluruhan, padahal faktanya justru adalah kebalikannya.
Data menunjukkan, siapa pun yang ingin dijatuhkan oleh Mao Zedong, maka Zhou Enlai akan mengkhianati orang tersebut, diganyang dan diperdaya sampai mati, sehingga menimbulkan tragedi kemanusiaan yang lebih besar, lebih banyak, dan lebih lama.
Ruan Ming pernah menjadi penasihat (think tank) bagi Hu Yaobang (1981- 1987, Ketua PKT Pusat dan Sekjen PKT Pusat, red.), dalam tulisannya berjudul “Zhou En- lai Yang Menari Di Atas Pentas” mengungkapkan, setelah satu tahun meninggalnya Zhou, ketika menyelidiki kejahatan yang dilakukan “Kelompok Empat”, didapati kasus-kasus fitnah/mal hukum tersebut yang mengalami penindasan kejam di masa Revolusi Kebudayaan, hampir semua perintah penangkapan itu ditandatangani oleh Zhou Enlai, termasuk untuk menangkap putri angkat Zhou Enlai sendiri Sun Weishi.
Ayah Sun Weishi yakni Sun Bingwen adalah sahabat Zhou Enlai, di saat Sun meninggal dunia pada 1927, Sun Weishi yang baru berusia 6 tahun diangkat menjadi anak angkat oleh Zhou Enlai. Menurut keponakan perempuan Sun Weishi yakni Sun Bing dalam bukunya “Bibi Saya Sun Weishi” mengatakan, hubungan Zhou Enlai dan Sun Weishi telah melampaui hubungan biasa.
Pada musim dingin 1937, saat berada di kantor militer Wuhan Balujun secara kebetulan Zhou bertemu dengan Sun Weishi, Zhou terkesima dengan kecantikan Sun yang sangat menawan, ibarat bidadari dari khayangan. Melihat Zhou Enlai yang kegirangan membawa pulang Sun Weishi ke kediamannya, istri Zhou yakni Deng Yingchao telah melihat rahasia di dalam hati Zhou.
Menurut buku “Tong Ghou Gong Jin” diungkapkan, ketika Mao Zedong memutuskan untuk berkunjung ke Uni Soviet di tahun 1949, Jiang Qing mengajukan untuk ikut serta, namun tidak diizinkan.
Sun Weishi yang pernah menuntut ilmu di Uni Soviet justru diangkat sebagai ketua tim penerjemah bagi rombongan kunjungan Mao Zedong ke Uni Soviet.
Ada pula Artikel yang mengungkapkan, dalam gerbong khusus kereta api yang ditumpangi oleh Mao, Sun Weishi diperkosa oleh Mao Zedong.
Sun pun mengadukan peristiwa itu pada Zhou Enlai, dan Zhou berkata pada Sun Weishi: “Pikirkan keseluruhan situasi, jangan dibesar-besarkan.” Sun Weishi sangat setia dan mencintai Zhou dengan mendalam, Zhou memintanya untuk bersabar, Sun pun bersabar.
Pada 14 Oktober 1950, Sun Weishi menikahi seniman playboy yang bernama Jin Shan yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Jiang Qing (istri Mao).
Setelah menikah, Sun Weishi pernah mencurahkan isi hatinya pada Deng Yingchao bahwa setelah menikah Jin Shan tidak juga berubah sikap, masih saja gemar berselingkuh, Sun Weishi merasa sangat menderita; Deng Yingchao membalas suratnya dan mengatakan, pria yang telah lama berkutat di pusat keramaian kota Shanghai, tidak terlepas dari hal seperti ini.
Jika memikirkan dia telah melakukan banyak pekerjaan bagi partai, sebagai istrinya, seharusnya sudah cukup berbesar hati. Kalimat ini menyiratkan isyarat dan tertuju, kehidupan pribadi Zhou Enlai dibandingkan dengan Jin Shan, sebenarnya tidak jauh Menurut sekretaris Deng Yingchao yakni Zhao Wei yang mengatakan, Deng Yinchao pernah mengonsumsi obat tidur dalam jumlah banyak, namun berhasil tertolong setelah tak sadarkan diri.
Setelah meletusnya Revolusi Kebudayaan, Jiang Qing memerintahkan agar Sun Weishi ditangkap, Zhou Enlai sendiri yang menandatangani surat izin penangkapan itu. Pada 14 Oktober 1968, Sun Weishi yang masih berusia 47 tahun dianiaya sampai mati, Sun meninggal dunia dalam kondisi tidak berbusana, tubuhnya penuh luka, tangan dan kakinya diborgol.
Sebelum mati Sun Weishi sempat dilucuti seluruh pakaiannya dan diperkosa bergiliran oleh narapidana yang lain. Setelah Sun Weishi meninggal dunia, keluarganya menemukan di kepalanya tertancap sebuah paku yang sangat panjang.
Karena takut perbuatan jahatnya terungkap, maka Deng Yingchao meminta pemerintah pusat untuk menghancurkan dokumen. Menurut Li Rui, mantan pejabat senior PKT (Partai Komunis Tiongkok), Deng Yingchao mendekati Yang Shangkun (Kepala Negara Republik Rakyat Tiongkok 1988-1993, dan merangkap Wakil Ketua kuat dari Komisi Militer Pusat, red.) pada saat itu dan mengatakan bahwa Zhou memiliki beberapa dokumen yang tidak dapat disimpan dan minta untuk dimusnahkan.
Yang Shangkun berkata bahwa dia akan meminta instruksi Deng Xiaoping, Deng Yingchao berkata dia mintalah instruksi sekarang, dia tidak akan pergi dan menunggu di sini. Yang Shangkun langsung menelpon meminta instruksi dan Deng Xiaoping setuju untuk menghancurkannya. Li Rui hadir pada saat penghancuran.
Beberapa ahli sejarah PKT, berdasarkan kinerja Zhou Enlai dalam Revolusi Kebudayaan, menetapkan bahwa Zhou setia kepada Mao Zedong. Tetapi ada teori lain yang mengatakan bahwa sebenarnya hubungan keduanya adalah saling menggunakan, saling mewaspadai, dan selalu siap untuk menghabisi satu sama lain.
Pada 1971, Zhou Enlai dan Mao Zedong merencanakan pemaksaan Lin Biao melarikan diri, dan menyebabkan Lin Biao tewas dalam kecelakaan pesawat di Mongolia, ini adalah “Insiden 13 September” yang menggemparkan dunia. Setelah itu, Mao Zedong mengambil momentum tersebut untuk membakar api Revolusi Kebudayaan ke Zhou Enlai.
Pada 1974, di bawah dorongan Mao Zedong, Jiang Qing dan yang lainnya meluncurkan kampanye politik untuk “mengkritik Lin dan Konfusius”, mengkritik Lin Biao dan Konfusius secara berdampingan dengan tuduhan “mengkritik Lin Biao karena meniru kata mutiara Konfusius “seorang konfusianis sanggup menahan diri dan segala sesuatunya bersumber dari Li (tata susila)”, berupaya hendak memulihkan kapitalisme.”
Belakangan, kritik terhadap Lin dan Konfusianisme berkembang menjadi kritik terhadap Konfusianisme, dan akhirnya menjadi kritik terhadap Zhou Gong (seorang adipati anggota keluarga Dinasti Zhou, pendukung kuat kakandanya Raja Wu, pencipta musik tata susila. Meninggal pada 1032 SM, red.) sindiran yang ditujukan kepada Zhou Enlai yang juga bermarga Zhou). (sud)
Bersambung