oleh Stephen Bryen
Pentagon tampaknya telah menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Pernyataan ini terdengar aneh, tetapi tidak heran jika para staf Departemen Pertahanan AS ini membocorkan kabar pertemuan super rahasia yang melibatkan presiden dan para penasihat seniornya itu. Tidak ada yang mengatakan itu tidak benar.
Kronologi kejadiannya, Presiden Donald Trump mengusulkan beberapa opsi m termasuk serangan terhadap pangkalan nuklir utama Iran di Natanz menyusul laporan Badan Energi Atom Internasional bahwa cadangan uranium Iran 12 kali lipat jumlah yang diizinkan oleh perjanjian nuklir.
Penasihat presiden, termasuk Menteri Pertahanan, Menlu, Ketua Kepala Staf Gabungan, penasihat keamanan nasionalnya, dan Wakil Presiden mengatakan kepadanya bahwa rencana pengeboman itu bukan ide yang baik. Dikarenakan akan memperburuk situasi yang sudah tegang.
Seorang presiden yang khawatir tentang masalah nuklir Iran memiliki hak untuk bertanya kepada penasehatnya bagaimana menangani ancaman yang berkembang.
Nasehat yang didapatnya, bagaimanapun, melakukan operasi semacam itu terlalu beresiko. Pasalnya, akan menimbulkan konflik yang lebih luas. Akan tetapi, orang-orang mengira AS tidak siap atau ingin melakukan operasi semacam itu karena alasan lainnya.
Terlepas dari apakah Anda setuju dengan jawaban yang diberikan oleh Presiden, faktanya adalah wajar dan pantas baginya untuk mengajukan pertanyaan tersebut. Mengapa ada orang yang mengatakan demikian?
Pertama, Presiden Barack Obama maupun George W. Bush berjanji selama masa jabatan mereka, bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah mengizinkan Iran menjadi negara kekuatan nuklir. Trump memiliki kebijakan besar yang sama. Pertanyaannya adalah, apa maksud dari kebijakan ini?
Kedua, presiden dapat membaca berita seperti orang lain. Dia mungkin terkejut karena dia tidak mendengar dari penasihatnya tentang langkah-langkah apa yang harus diambil Amerika Serikat. Tak lain, untuk menangani lonjakan secara drastis terkait persediaan uranium Iran. Bahkan, informasi lainnya tentang pangkalan nuklir rahasia baru Iran.
Mengapa Pentagon tetap membisu tentang ancaman yang berkembang ini?
Ketiga, mengapa para penasihatnya begitu takut akan meningkatnya ketegangan dengan Iran? Apakah mereka tidak siap menghadapi keadaan darurat seperti ini?
Jawaban yang menyedihkan adalah jika ini adalah kebijakan yang konsisten, maka semua keluhan kita tentang Iran seperti menempatkan kursi di geladak kapal Titanic yang tenggelam.
Memang benar bahwa meskipun usulan presiden sepenuhnya benar, dia layak mendapatkan lebih dari sekadar penolakan.
Pertanyaannya, bagaimana sikap Arab Saudi dan Israel terhadap serangan militer seperti Amerika Serikat?
Secara diam-diam, tampaknya Israel selalu ingin menggunakan serangkaian ledakan, pembakaran, dan tindakan positif lainnya untuk menumbangkan kemampuan nuklir Iran guna menunda langkah Iran yang tak terbendung menjadi negara kekuatan nuklir.
Mengapa Kita tidak membantu?
Pertanyaan lainnya adalah apa yang dapat dilakukan AS untuk mempromosikan perubahan rezim di Iran. Rezim yang lebih moderat dapat menghentikan pengeluarannya yang besar untuk senjata nuklir dan rudal, sehingga dapat mengakhiri ambisi teritorial dan manipulasi politik Iran di Timur Tengah.
Hanya untuk mengutip contoh ini saja, sudah cukup: sponsor Iran terhadap Hizbullah mengancam Israel dan membuat Lebanon tidak dapat tertolong. Namun, sepertinya tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun tentang ini.
Rincian pertemuan keamanan nasional rahasia presiden bocor ke “New York Times”, dan dikatakan bahwa beberapa orang di Pentagon yang melakukannya. Bocoran itu untuk menunjukkan bahwa Trump lemah, dan tidak ada penasehatnya yang mendukungnya.
Jika “mengungkapkan presiden” berarti demikian, maka pembocor telah memastikan bahwa dunia saat ini lebih berbahaya daripada kemarin. Dikarenakan, setiap musuh Amerika Serikat sekarang dapat percaya bahwa presiden AS telah dikebiri dan tidak dapat mengambil tindakan apa pun dalam krisis. Untuk merespon, ini pasti kabar baik bagi diktator dari seluruh dunia seperti Komunis Tiongkok, Rusia, dan Kim Jong Un.
Ini adalah berita bagus bagi Iran. Sekarang Iran dapat melakukan apapun yang diinginkannya tanpa resiko apapun. Ini adalah akibat buruk dari kebocoran rahasia tersebut.
Sebuah pelanggaran serius terhadap regulasi kerahasiaan. Ini merupakan insiden inti yang terkait dengan keamanan nasional. Insiden tersebut diduga dilakukan oleh operator Kementerian Pertahanan Negara atau departemen lain di pemerintahan nasional, yang membahayakan AS. Pelaku lolos dari pengadilan setelah membocorkan informasi yang sangat sensitif dan rahasia. Ini adalah perkembangan mengerikan yang melampaui jangkauan presiden dan harus segera dihentikan.
Analisa ini diungkapkan oleh Stephen Bryen seorang pemimpin pemikiran dalam kebijakan keamanan teknologi, dia dua kali dianugerahi kehormatan sipil tertinggi dari Departemen Pertahanan AS dan dianugerahi Medali Layanan Publik Yang Terhormat. Buku terbarunya adalah “Technology Security and National Power: Winners and Losers.”
Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan pandangan The Epoch Times.
Keterangan Foto : Markas Kementerian Pertahanan AS, Gedung Pentagon di Arlington, Virginia, Pada 12 Agustus 2018. (Charlotte Cuthbertson / The Epoch Times)