Kehakiman AS Menindak Pencurian Teknologi, 1.000 Lebih Peneliti dari Militer Komunis Tiongkok Meninggalkan AS

oleh Su Jinghao

Asisten Jaksa Agung dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Demers dalam acara konferensi online di Aspen Institute pada Rabu 2 Desember 2020 mengatakan bahwa Kementerian Kehakiman AS telah memulai berbagai tuntutan pidana terhadap dugaan kegiatan spionase industri dan teknologi AS oleh para peneliti, yang mana memiliki hubungan dengan militer komunis Tiongkok. Selama periode ini, terdapat lebih dari 1.000 orang dari mereka meninggalkan Amerika Serikat.

Seorang pejabat dari Kementerian Kehakiman mengatakan bahwa para peneliti yang meninggalkan Amerika Serikat ini, bukanlah kelompok yang sama dengan kelompok peneliti yang disebutkan oleh Kementerian Luar Negeri pada bulan September lalu. 

Pada bulan September, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa sesuai dengan perintah eksekutif presiden, AS telah mencabut visa lebih dari 1.000 orang warga negara Tiongkok karena memiliki risiko keamanan nasional.

Pejabat tersebut mengatakan, para peneliti asal komunis Tiongkok yang disebutkan oleh John Demers adalah mereka yang diduga berhubungan dengan militer komunis Tiongkok.

Ditemukan dalam jumlah besar jaringan rahasia milik peneliti militer komunis Tiongkok yang tersebar di seluruh AS

Sejak awal tahun ini, Kementerian Kehakiman AS telah menangkap setidaknya 4 orang peneliti militer Tiongkok yang sedang belajar atau melakukan penelitian ilmiah di universitas-universitas Amerika. Mereka ini diduga telah melakukan penipuan visa, menyembunyikan identitas militer komunis Tiongkok ketika mengajukan visa AS. 

Salah seorang peneliti wanita akhirnya ditangkap pada akhir bulan Juli tahun ini, setelah bersembunyi di dalam gedung Konsulat Tiongkok di San Francisco selama beberapa minggu.

John Demers mengatakan, kasus yang terkuak ini hanyalah bagian kecil dari perbuatan pencurian teknologi AS melalui para peneliti komunis Tiongkok. Melalui penyelidikan yang mendalam, Kementerian Kehakiman AS berhasil menemukan sejumlah besar jaringan rahasia milik peneliti militer komunis Tiongkok yang tersebar di seluruh AS.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa selama operasi penangkapan ini, selama puluhan interogasi FBI terhadap individu (peneliti yang berlatar belakang militer komunis Tiongkok), sampai akhirnya menuntut penutupan konsulat Tiongkok di Houston dan kegiatan demi memutus pengaruh kekuatan asing, spionase ekonomi, terdapat lebih dari 1.000 orang peneliti yang memiliki hubungan dengan militer Tiongkok telah meninggalkan Amerika Serikat.

“Mereka adalah bagian dari pemerintah komunis Tiongkok yang telah diupayakan sedemikian rupa agar dapat dikirim ke mari dengan tanpa mengungkapkan identitas (militer) mereka”, kata John Demers. 

Kemudian ia menambahkan bahwa rezim komunis Tiongkok masih menginstruksikan para peneliti ini untuk terus menyembunyikan kontak mereka dengan militer komunis Tiongkok, meskipun otoritas AS sedang melakukan penangkapan dan penyelidikan terhadap kegiatan spionase asing.

Sejak bulan Juni hingga akhir Agustus, FBI telah mengadakan interogasi terhadap sekitar 50 orang peneliti asal daratan Tiongkok di 30 kota. FBI menduga bahwa mereka adalah anggota militer Tiongkok.

Petugas Intelijen AS : Beijing mengirim peneliti dari militer ke universitas tertentu di AS untuk mempelajari bidang tertentu

William Evanina, direktur Pusat Nasional untuk Kontra Intelijen dan Keamanan, juga menyinggung soal kasus 1.000 orang lebih peneliti yang memiliki hubungan dengan militer komunis Tiongkok dalam acara konferensi online di Aspen Institute pada hari Rabu itu. Ia sangat prihatin tentang risiko yang dihadapi oleh Keamanan Nasional.

“Jangan menipu diri sendiri. Mereka ada di sini atas permintaan dinas intelijen pemerintah Tiongkok. Mereka pergi ke universitas tertentu untuk mempelajari bidang atau jurusan tertentu. Bidang atau jurusan ini akan memberi keuntungan bagi Partai Komunis Tiongkok dan pihak militer”, kata Evanina.

John Demers mengatakan : “Dalam beberapa tahun terakhir, hanya warga asal daratan Tiongkok yang memiliki sumber daya, kemampuan dan kemauan untuk datang ke Amerika Serikat dalam rangka melakukan berbagai aktivitas pengaruh asing”.。

Presiden AS Trump pada 29 Mei mengeluarkan Proklamasi Kepresidenan (Proclamation 10043) yang berbunyi : Mulai 1 Juni pukul 12 siang Waktu Bagian Timur, AS menangguhkan dan membatasi pemberian visa F dan J, yang mana terkait dengan pengembangan militer komunis Tiongkok demi melindungi keamanan nasional Amerika Serikat.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah email yang dikirim ke Reuters pada bulan September menyebutkan : Hingga 8 September 2020, Kementerian Luar Negeri AS telah mencabut visa lebih dari 1.000 orang warga asal daratan Tiongkok. Orang-orang ini tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Amerika Serikat sesuai instruksi Presiden AS (Proklamasi 10043). (sin)

Keterangan Foto : Asisten Jaksa Agung dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Demers. (Zach Gibson/Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=6JSApzsYoS8