oleh Xu Jian
Informasi munculnya varian virus COVID-19 yang lebih menular dan lebih sulit dikendalikan di Inggris telah menyebabkan dunia merespon. Saat ini strain virus yang sementara diberi kode VUI-202012/01 sudah muncul di sedikitnya 5 negara. Para ilmuwan percaya bahwa mutan virus yang sangat mudah menular ini kemungkinan besar akan menyebar ke seluruh dunia dan menjadi strain virus utama dunia.
Calum Semple, seorang profesor kedokteran di Universitas Liverpool, Inggris mengatakan bahwa kecepatan strain virus baru ini melampaui semua jenis strain virus lainnya, karena ia memiliki keuntungan lebih mudah penyebarannya.
Ilmuwan dari Kelompok Penasehat Ilmiah Darurat Pemerintah Inggris (Sage) memperingatkan bahwa strain VUI-202012/01 ini juga telah ditemukan di Gibraltar, wilayah di luar Inggris, dan kemungkinan akan menjadi strain utama dunia.
Pejabat senior kesehatan Inggris mengatakan bahwa, tidak ada bukti yang menunjukkan strain virus baru ini lebih mematikan atau merespons vaksin secara berbeda. Namun demikian, fakta membuktikan bahwa penyebaran strain virus ini lebih cepat 70%. Ia hanya butuh waktu 3 bulan menyebar ke London dan tempat lainnya dari kasus pertama strain ditemukan pada bulan September lalu.
BACA JUGA:  Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global
The Epoch Times merujuk pada virus corona novel, yang menyebabkan penyakit COVID-19, sebagai virus Partai Komunis Tiongkok (PKT), karena sensor berita dan kesalahan manajemen dari Partai Komunis Tiongkok, sehingga memungkinkan virus itu menyebar ke seluruh Tiongkok dan menciptakan pandemi global.
Varian baru virus COVID-19 muncul di sedikitnya 5 negara
Saat ini, Denmark, Belanda, Australia, Italia dan Gibraltar telah mengkonfirmasi keberadaan varian virus VUI-202012/01. Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di Belgia menyebutkan bahwa setidaknya satu kasus telah terjadi di sana.
Prancis dan Afrika Selatan juga yakin bahwa sudah muncul varian virus ini di negaranya, tetapi mereka masih sedang menunggu konfirmasi dari pihak yang berwenang.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan bahwa varian virus baru tersebut kemungkinan besar telah menyebar di Prancis.
Kementerian Kesehatan Italia pada hari Senin 21 Desember mengatakan, bahwa telah ditemukan seorang pasien yang terinfeksi virus VUI-202012/01. Pasien Italia tersebut baru-baru ini terbang ke Roma dari Inggris bersama pasangannya, dan kini mereka sedang menjalani isolasi.
Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Minggu 20 Desember mengungkapkan bahwa saat ini di Denmark terdapat sembilan kasus pasien infeksi virus varian baru ini, dua kasus di Australia dan satu kasus di Belanda.
Kerry Chant, Kepala Petugas Kesehatan Australia menjelaskan bahwa 2 orang penumpang ditemukan terinfeksi virus tersebut, setelah pesawat dari Inggris mendarat di New South Wales.
Afrika Selatan juga menemukan strain varian dengan gen genetik yang mirip dengan yang ada di Inggris, tetapi para ahli belum yakin benar apakah itu adalah strain yang sama.
Saat ini, lebih dari sepuluh negara, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Irlandia, Kanada dan lainnya telah menghentikan perjalanan dengan Inggris, berharap dapat mengekang penyebaran virus varian baru ini.
Para pemimpin Uni Eropa mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin, 21 Desember 2020, untuk mengkoordinasikan tindakan yang terpadu dalam mencegah virus mutasi baru ini menyebar di benua Eropa.
Menteri Kesehatan Inggris : Varian virus baru ini telah menyebar di luar kendali
Varian virus baru saat ini menyebar terutama di Kota London dan Inggris tenggara, menyita sekitar 60% dari kasus infeksi COVID-19, tetapi dalam beberapa minggu terakhir, ada juga warga Skotlandia dan Wales yang telah terinfeksi virus ini.
Saat ini, pasien terinfeksi virus ini (VUI-202012/01) telah muncul di wilayah lain di Inggris kecuali Irlandia Utara. Arlene Foster, Menteri Pertama Irlandia Utara mengatakan bahwa virus ini kemungkinan telah menyebar di Irlandia Utara.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, bahwa varian virus baru ini telah menyebar di luar luas, dan kita harus mengendalikan situasinya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengklaim, bahwa untuk mengendalikan virus, ia kembali mengeluarkan perintah lockdown Kota London dan seluruh wilayah tenggara Inggris selama Natal dan Tahun Baru, meskipun keadaan ini akan mempengaruhi kehidupan 16 juta warga.
Hari Rabu 16 Desember 2020, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa memberlakukan perintah lockdown selama perayaan Natal adalah tidak manusiawi, sehingga seluruh warga Inggris akan menikmati hari reuni yang 5 hari dari 23 hingga 27 Desember dengan hanya mengizinkan 3 orang keluarga yang berkumpul di dalam ruangan. Tapi, kebijakan Johnson berubah 180 derajat setelah 72 jam berlalu. Ia mengubahnya menjadi lockdown sepenuhnya. (sin)
Keterangan Foto : Gambar tersebut menunjukkan gambar virus korona baru yang diamati pada mikroskop elektron pemindaian yang diterbitkan oleh seorang ahli Amerika. (NIAID flickr; NIAID-RML, CC BY 2.0)