Janita Kan
Presiden Donald Trump pada hari Sabtu 26 Desember 2020 meminta para senator Partai Republik untuk “bangkit dan berjuang untuk memenangkan kursi kepresidenan,” karena para senator tersebut terus-menerus menjauhkan diri dari upaya-upaya untuk menantang suara electoral college pada tanggal 6 Januari 2021.
“Saatnya bagi para senator Partai Republik bangkit dan berjuang untuk memenangkan kursi kepresidenan, seperti yang akan dilakukan para senator Partai Demokrat jika mereka benar-benar menang,” tulis Donald Trump dalam serangkaian postingan di akun Twitternya.
“Bukti tersebut adalah tidak terbantahkan! Surat suara yang dikirim melalui layanan pos secara besar-besaran pada larut malam di negara-negara bagian yang menjadi penentu kemenangan calon presiden, mengisi kotak-kotak suara (di video), pemilih ganda, pemilih yang telah meninggal dunia, tanda tangan palsu, pemilih imigran ilegal, pengamat pemungutan suara dari Partai Republik yang dilarang, JUMLAH PEMILIH LEBIH BANYAK DARIPADA PEMILIH YANG SESUNGGUHNYA (lihat Detroit & Philadelphia), dan banyak lagi. Jumlah tersebut adalah jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk menang di masing-masing negara bagian yang menjadi penentu kemenangan calon presiden, dan bahkan tidak dapat diganggu gugat.”
Trump kemudian melanjutkan : Pengadilan-pengadilan adalah buruk, FBI dan ‘Kehakiman’ tidak melakukan tugasnya, dan Sistem Pemilihan Umum Amerika Serikat terlihat seperti sebuah pemilihan umum di negara dunia ketiga. Kebebasan pers sudah lama hilang, itu adalah Berita Palsu, dan kini kita punya Big Tech (dengan Bagian 230) untuk ditangani.
“Tetapi di saat semuanya itu berakhir, dan periode waktu ini menjadi babak yang buruk lainnya dalam sejarah Negara kita, KITA AKAN MENANG,” tambah Donald Trump.
Presiden Donald Trump telah meningkatkan kritiknya terhadap para senator Partai Republik AS belakangan ini, karena keengganan mereka mendukung upaya-upaya untuk menantang suara yang diberikan para pemilih presiden di negara-negara bagian yang diperebutkan selama sebuah sesi kongres bersama pada tanggal 6 Januari, di mana Wakil Presiden Mike Pence akan menghitung suara.
Beberapa anggota DPR Amerika Serikat telah bersumpah akan menolak suara elektoral untuk calon presiden Partai Demokrat Joe Biden di negara-negara bagian medan pertempuran, hal demikian dalam upaya untuk memicu sebuah pemilihan kontingen, di mana setiap delegasi negara bagian memberikan satu pilihan secara bersamaan untuk menentukan presiden di DPR Amerika Serikat, sedangkan wakil presiden ditentukan melalui pemungutan suara di Senat Amerika Serikat.
Tetapi sebelum sebuah pemilihan kontingen dilakukan, sebuah keberatan harus berhasil.
Keberatan-keberatan selama sesi bersama harus dibuat secara tertulis oleh setidaknya seorang anggota DPR Amerika Serikat dan seorang senator. Jika keberatan memenuhi persyaratan, maka sesi bersama berhenti dan DPR Amerika Serikat maupun Senat Amerika Serikat masing-masing berdebat untuk menjawab pertanyaan tersebut selama maksimal dua jam.
DPR Amerika Serikat maupun Senat Amerika Serikat kemudian memberikan suara secara terpisah untuk menerima atau menolak keberatan tersebut, yang membutuhkan suara mayoritas dari DPR Amerika Serikat maupun Senat Amerika Serikat.
Jika satu dewan menerima dan dewan yang lain menolak, maka menurut hukum federal “suara-suara para pemilih yang penunjukannya harus telah disahkan oleh eksekutif Negara, di bawah segelnya, akan dihitung.”
Anggota DPR Partai Republik Mo Brooks (R-Ala.) memulai dorongan tersebut saat ia mengumumkan niatnya untuk menolak suara elektoral bulan Januari 2021. Sejak itu, semakin banyak anggota parlemen dari Partai Republik menyatakan niatnya untuk menolak suara elektoral selama sesi tersebut, termasuk anggota DPR Partai Republik Matt Gaetz (R-Fla.), Jody Hice (R-Ga.), Lance Gooden (R-Texas), Brian Babin (R-Texas), Ted Budd (R-N.C.), dan Andy Biggs (R-Ariz.), serta Perwakilan Partai Republik terpilih Madison Cawthorn (R-N.C.).
Sejauh ini, belum ada senator yang secara terbuka berkomitmen menantang hasil-hasil sebuah negara bagian, tetapi Senator terpilih Tommy Tuberville (R.-Ala) menyatakan bahwa ia ikut serta dalam keberatan yang direncanakan oleh anggota DPR Amerika Serikat. Beberapa senator Partai Republik, termasuk pemimpin mayoritas Senator Mitch McConnell (R-Ky.), menjelaskan bahwa mereka ingin menghindari perdebatan sengit semacam itu bulan Januari 2021, dan mungkin berusaha membujuk Tommy Tuberville dari bergabung.
“Pada akhirnya, setiap senator harus membuat keputusannya sendiri mengenai hal tersebut tetapi saya pikir akan ada orang-orang, ya, menjangkau dia hanya untuk menemukan keluar” apa yang Tommy Tuberville pertimbangkan untuk lakukan,” kata Senatator Partai Republik Whip John Thune (S.D.) kepada media lokal, The Hill.
“Saya berharap pada akhirnya semua senator akan menyimpulkan bahwa pemilihan umum ini perlu untuk berakhir dan saatnya untuk lanjut ke depan,” tambah John Thune.
Sebelumnya pada hari Sabtu 26 Desember 2020, Donald Trump menyatakan kekecewaannya atas Mitch McConnell dan partainya sendiri, karena kurangnya dukungan dari mereka, meski sengketa pemilihan umum belum terselesaikan sepenuhnya.
“Kalau seorang Calon Presiden dari Partai Demokrat Mencurangi & Mencuri Pemilihan Umum, dengan bukti tindakan semacam itu pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya, para Senator Partai Demokrat akan menganggapnya sebagai tindakan perang, dan bertempur sampai mati. Mitch McConnell & para anggota Partai Republik TIDAK BERBUAT SESUATU, hanya ingin membiarkannya berlalu. TIDAK ADA PERTARUNGAN!” tulis Donald Trump di Twitter.
Donald Trump dan kampanyenya berjuang berpacu dengan waktu untuk mencari sebuah penentuan, dari pengadilan atas banyaknya bukti yang menurut mereka menimbulkan pertanyaan apakah pemilihan umum tahun 2020 diwarnai oleh kecurangan dan perubahan aturan, yang mana tidak berdasarkan undang-undang pada detik-detik terakhir terkait dengan langkah-langkah pemungutan suara, yang mana diperkenalkan untuk kesehatan dan keselamatan selama pandemi.
Jika demikian, presiden sedang mengupayakan untuk membatalkan surat-surat suara dan mengizinkan badan legislatif negara bagian, tak lain untuk memutuskan suara-suara electoral college yang mana yang harus dihitung pada tanggal 6 Januar 2021.
Tuduhan-tuduhan mengenai kecurangan pemilihan umum telah berulang kali dibantah oleh para pejabat pemilihan umum, sementara para kritikus dan anggota media mencirikan klaim-klaim tersebut sebagai “tidak berdasar.”
Sejauh ini, sebagian besar kasus yang diajukan telah ditolak oleh para hakim karena alasan prosedural, termasuk oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat. (Vv)
Keterangan Foto : Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump berjalan menuju Air Force One sebelum berangkat dari Pangkalan Bersama Andrews di Maryland saat mereka melakukan perjalanan ke Mar-a-lago untuk Natal dan Tahun Baru pada 23 Desember 2020. (SAUL LOEB / AFP via Getty Images)