oleh Lin Yan
Organisasi ekstrim kiri Amerika Serikat, Antifa pada hari Rabu 20 Januari lalu menghancurkan markas besar Partai Demokrat di Oregon. Mereka merusak pintu dan jendela. Bangunan hancur dan dindingnya disemprot dengan coretan sumpah serapah bernada anti-Joe Biden.
Media ‘The Oregonian’ melaporkan bahwa ini adalah bagian dari gerakan protes J20 yang dilakukan Antifa setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Sekitar 200 orang pendemo Antifa berkumpul di bagian tenggara Kota Portland, Oregon dan mulai berunjuk rasa dengan pawai di jalanan.
Slogan mereka bertuliskan pesan ganda yakni anti-Joe Biden dan anti-polisi. Salah satu slogan itu bahkan berbunyi : “Kita menghendaki anarki !”
Media lokal ‘KATU’ melaporkan bahwa selama pawai unjuk rasa, para pendemo yang ektrem kiri ini juga mengepung dan merampas sepeda seorang petugas polisi. Ketika polisi mundur, orang-orang ini melempari polisi dengan barang-barang yang ditemukan.
Para pendemo itu tiba di markas besar Partai Demokrat di negara bagian itu sekitar pukul 16.00 sore. Pada saat yang sama, protes kedua mereka terjadi di Irving Park di timur laut Kota Portland. Video yang diambil dari helikopter menunjukkan bahwa 2 orang ditahan oleh polisi ketika bentrokan terjadi di Taman Pastoral Buckman.
Nama lengkap J20 adalah “Disrupt J20” . Organisasi J20 didirikan pada tahun 2017 untuk memprotes pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari, 4 tahun silam.
Media lokal melaporkan bahwa Antifa dan banyak kaum ultra-kiri tidak mendukung Presiden Joe Biden atau pemerintahannya. Aksi protes pelantikan presiden pada 20 Januari tahun ini, kembali terjadi.
Dalam aksi dua protes pada hari Rabu 20 Januari itu, sekitar 200 orang di dengan mengatasnamakan organisasi Antifa dan Black Lives Matter (BLM ) berkumpul untuk merayakan lengsernya Donald Trump. Pada saat yang sama, mereka menyerukan tekanan berkelanjutan kepada pejabat pemerintahan Biden untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
“Perjuangan baru dimulai”, ujar seorang pendemo berusia 25 tahun, Ray Austin pada acara tersebut.
Ray Austin mengatakan bahwa Joe Biden tidak cukup untuk menebus apa yang dilakukan Trump. Amerika Serikat membutuhkan hiruk-pikuk dan lebih banyak tindakan dari rakyat.
Pembicara lain di acara tersebut menyerukan penerapan Kesepakatan Baru tentang Penghijauan yang diusung sayap kiri untuk memerangi perubahan iklim. Disamping itu juga soal sistem asuransi kesehatan asuransi kesehatan seluruh warga Amerika Serikat, dan mereformasi sistem di departemen kepolisian tentang perbedaan etnis.
Departemen Kepolisian Portland menyatakan bahwa tujuan protes mereka hari itu adalah untuk melindungi hak kebebasan berbicara dan menjaga keamanan publik. Namun, akun resmi Departemen Kepolisian Portland kemudian mengeluarkan pesan tweet yang berbunyi, “Ingatkan semua orang untuk mematuhi undang-undang yang berlaku. Kepada mereka yang melanggar dapat dipanggil atau ditangkap.”
Mike Baker, reporter media ‘New York Times’ memposting sejumlah video yang diambil di tempat kejadian perkara melalui media sosial Twitter.
Baker menjelaskan, “Melihat seseorang mengkritik saya karena menyebut kelompok “kiri”, ini adalah catatan singkat saya dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang muncul di jalanan Portland bukanlah pendukung Trump. Versi yang lebih lengkap seharusnya menyebut mereka adalah kelompok campuran dari orang-orang rasisme, Antifa, anarkisme dan penganut pemuda merdeka dan lain-lain.”
Pada hari Rabu 20 Januari itu, juga muncul kegiatan protes dari anggota Partai Komunis Amerika Serikat dan Organisasi Antifa. Mereka membakar bendera Amerika Serikat di tangga Gedung Kongres di Kota Denver, Negara Bagian Colorado.
Soal Antifa ini, pada 9 Agustus 2020, mantan Jaksa Agung, William Barr mendefinisikan Antifa sebagai “organisasi revolusioner yang bermaksud membangun sosialisme atau komunisme di Amerika Serikat”.
William Barr mengatakan pada saat itu bahwa organisasi ekstremis telah mengerjakan tujuan ini sejak hari pertama pemerintahan Trump.
Mantan Presiden Trump berulang kali mengutuk kekerasan Antifa di Amerika Serikat pada musim panas 2020 dan menganjurkan hukum dan ketertiban.
Dalam memorandum yang ditandatangani pada 5 Januari 2021 lalu disebutkan bahwa orang-orang yang terkait dengan Antifa akan dicegah untuk memasuki Amerika Serikat, dan bahwa tindakan kekerasan radikal organisasi tersebut terlibat dalam terorisme domestik dan membahayakan keamanan nasional.
Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dalam masa kampanye berulang kali menghindar untuk mengkritik Antifa. Mereka mengatakan bahwa Antifa adalah orang-orang yang melakukan “protes damai”. (sin)
Gambar menunjukkan anggota Partai Komunis AS dan Antifa sedang membakar bendera Amerika Serikat di tangga Gedung Kongres Kota Denver, Negara Bagian Colorado pada 20 Januari 2021. (Michael Ciaglo/Getty Images)