Zhu Ying
Banyak negara di Eropa dan Amerika Serikat telah meluncurkan operasi skala besar untuk mengikuti vaksin Pneumonia Komunis Tiongkok (COVID-19). Lansia adalah salah satu kelompok prioritas untuk vaksinasi. Namun, di banyak negara terdapat laporan bahwa para lansia meninggal setelah divaksinasi, di antaranya lebih dari 100 orang di Perancis mengalami efek samping yang serius setelah vaksin, dan 5 orang lansia meninggal dunia.
France Info baru-baru ini melaporkan bahwa, menurut informasi yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Prancis, sejak negara itu mulai melakukan vaksinasi massal terhadap virus Komunis Tiongkok pada 27 Desember tahun lalu, 480.000 orang telah divaksinasi di Amerika Serikat pada 18 Januari.
Dari vaksin Pfizer, sedikitnya 139 orang mengalami efek samping yang serius atau reaksi merugikan yang tidak diharapkan setelah vaksinasi, dan 5 orang lanjut usia meninggal beberapa hari setelah vaksinasi.
Setelah media melaporkan berita di atas, Kementerian Kesehatan Prancis menjelaskan bahwa kelima lansia berusia di atas 75 tahun dan semuanya menderita penyakit yang mendasari.
Departemen medis sekarang sedang menyelidiki penyebab kematian mereka. Akan tetapi, sulit untuk menentukan apakah kematian mereka terkait dengan Vaksinasi. Namun berita terkait masih menimbulkan kegelisahan.
Pada 14 Januari 2021, Badan Obat Norwegia atau Norwegian Medicines Agency mengumumkan bahwa negara itu akan mengubah pedoman vaksinasi pneumonia Komunis Tiongkok untuk mengingatkan orang-orang yang “sangat lemah” untuk tidak divaksinasi.
23 Orang tua dan lemah meninggal dunia setelah divaksinasi dengan Pfizer, diketahui penyebab kematian 13 orang diantaranya berkaitan dengan efek samping vaksin.
Setelah evaluasi mendalam terhadap 13 kasus ini, badan pengawas obat Norwegia mengatakan bahwa efek merugikan yang diharapkan dari vaksin Pfizer, seperti demam dan mual, mungkin telah mempercepat kematian orang tua dan lemah.
Data resmi terbaru dari Norwegia menunjukkan bahwa 33 orang di negara itu telah meninggal setelah divaksinasi vaksin pneumonia Komunis Tiongkok.
Untuk alasan ini, otoritas kesehatan Norwegia telah menyesuaikan strategi vaksinasi, menetapkan bahwa setelah suntikan pertama pada lansia, dokter harus memutuskan apakah akan mengambil suntikan kedua berdasarkan kesehatan pribadi mereka.
Selain negara-negara tersebut di atas, Islandia, Denmark dan negara-negara lain juga pernah mengalami kematian lansia pasca vaksinasi.
Statistik resmi dari negara-negara Eropa menunjukkan bahwa 71 orang di Eropa telah meninggal dunia setelah vaksinasi (tidak termasuk 5 orang lanjut usia yang disebutkan di atas di Prancis), itu sejak dimulainya vaksinasi massal melawan pneumonia Komunis Tiongkok, dan hampir semua yang meninggal dunia adalah lansia di atas 75 tahun.
Berita bahwa orang tua meninggal setelah divaksinasi dengan vaksin pneumonia Komunis Tiongkok telah dilaporkan dari berbagai negara, yang telah memperdalam keprihatinan dunia luar tentang apakah vaksin tersebut aman dan dapat diandalkan.
Menurut laporan media, ketika vaksin Pfizer di uji klinis, sangat sedikit relawan yang berusia di atas 85 tahun, sehingga diperkirakan para lansia meninggal dunia setelah divaksinasi. (hui)