Eva Fu
Mantan wakil penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Matthew Pottinger dalam pidato publik pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih pada Januari lalu meminta kepada pemerintah AS agar jangan terjatuh dalam jebakan yang dibuat Beijing berkali-kali, tak lain untuk mencoba memikat AS ke dalam negosiasi bottom-up formal dan jangka panjang.
Pottinger, yang perannya sangat penting dalam mengatur kebijakan pemerintahan Trump dengan Tiongkok, menyampaikan pernyataan tersebut dalam panel pada 3 Februari 2021 yang dipandu oleh Sekolah Hubungan Internasional dan Publik Steven J. Green, Universitas Internasional Florida.
Dia mengatakan, mantan kabinet Gedung Putih hanya belajar “untuk tidak membiarkan Tiongkok mengulur waktu” setelah setahun bolak-balik negosiasi, dan setelah meninjau dialog sebelumnya dalam dua dekade terakhir di mana AS “terjebak,” mengarah ke “defisit perdagangan AS dan penurunan kekayaan intelektual.”
Selama sekitar satu dekade setelah Tahun 2006, kedua negara terlibat negosiasi tahunan, yang disebut “Dialog Ekonomi Strategis”, untuk menyelesaikan sengketa ekonomi. Akan tetapi, pemerintahan Trump mengkritik proses tersebut karena tidak memberikan hasil nyata, dan akhirnya menghapusnya ketika AS beralih ke pendekatan keras terhadap komunis Tiongkok.
“Ini menjadi semakin buruk dengan setiap pemerintahan berturut-turut, setiap dialog formal berturut-turut, jadi kita harus berbicara sesuai persyaratan kita, dan kita harus berbicara dengan tindakan,” kata Pottinger.
Pejabat tinggi Komunis Tiongkok dalam pidatonya baru-baru ini, mengindikasikan partai komunis yang berkuasa tidak berniat mengubah rencananya.
Yang Jiechi, diplomat kebijakan luar negeri Komunis Tiongkok, pada 1 Februari meminta kepada pemerintahan Biden untuk bermain sesuai aturan partai. Ia memperingatkan bahwa tindakan potensial terhadap penanganan rezim di Hong Kong, Tibet, dan Xinjiang merupakan “garis merah yang tidak boleh dilintasi.”
Beijing sudah lama mengklaim pulau yang diperintah sendiri itu sebagai provinsi pemberontak, mengancam untuk “menyatukan kembali” dengan daratan secara paksa. Setelah Hong Kong berada dalam cengkeramannya, Partai Komunis Tiongkok meningkatkan agresi militer terhadap Taiwan dengan mengirimkan puluhan angkutan militer hanya beberapa hari setelah pelantikan Biden.
Pottinger mengatakan, Rakyat Taiwan perlu memahami betapa signifikan dan berbahayanya situasi ini, dan bukan kesalahan kepemimpinan mereka. Itu semua tentang Beijing, selera serta ambisinya. Rakyat Taiwan juga perlu benar-benar mendukung kepemimpinan mereka dan memahami bahwa mereka harus berkorban. Ada hal-hal yang harus mereka lakukan untuk mempersiapkan perang agar dapat mencegah perang.
Berbicara di konferensi yang sama melalui video yang direkam sebelumnya, Senator AS Jim Risch yang mengetuai Komite Hubungan Luar Negeri Senat, menyebutkan Komunis Tiongkok sebagai “tantangan kebijakan luar negeri terbesar kami untuk tahun-tahun mendatang.”
Risch menuturkan, catatan PKT tentang agresi, penindasan, dan ingkar janji harus membuat AS berhenti sejenak sebelum terburu-buru menandatangani perjanjian dan mengejar inisiatif kerja sama yang luas” seperti kesepakatan iklim dengan Beijing.
Pottinger, yang istrinya adalah seorang ahli virologi dengan pengalaman bertahun-tahun di Pusat Pengendalian Penyakit AS, mendesak untuk melihat kembali lembaran data 15 Januari yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri di bawah pemerintahan Trump, yang mengecam “obsesi mematikan terhadap kerahasiaan” Komunis Tiongkok asal mula SARS-CoV-2.
Lembaran data sudah “diperiksa dengan sangat hati-hati” oleh pejabat di seluruh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, kepemimpinan intelijen, dan Gedung Putih.
Meskipun Institut Virologi Wuhan, terletak di hotspot COVID-19 yang pertama kalinya di dunia, secara rutin menangani virus berbahaya, mengklaim memiliki “nol infeksi” di antara stafnya pada awal pandemi. Akan tetapi, menurut lembaran data, AS “memiliki alasan mempercayai beberapa peneliti di Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada musim gugur 2019” dengan gejala yang mirip terpapar COVID-19. (asr)
Keterangan Foto : Wakil Penasihat Keamanan Nasional Matthew Pottinger tiba untuk upacara Medal of Honor di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, D.C., pada 11 September 2020. (Drew Angerer / Getty Images)