Kisah dimulai dari kejadian yang dialami sebuah keluarga bernama, Mikkelsen di Amerika Serikat. Pada malam 16 Oktober 1997 silam, saat pasangan Mikkelsen tertidur pulas, sebuah meriam dua belas pon Napoleon semasa Perang Saudara di Amerika ditembakkan langsung ke rumah Mikkelsen. Selongsong peluru langsung meledak setelah menembus jendela dan dua dinding. Kejadian tersebut cukup menggemparkan di daerah setempat. Setelah polisi turun tangan dan melakukan penyelidikan, disimpulkan bahwa mungkin ada yang iseng dengan insiden itu.
Perang Saudara Amerika terjadi antara tahun 1861 dan 1865. Pada saat itu, peluru artileri yang paling umum digunakan adalah meriam Napoleon seberat 12 pon Perancis. Dibutuhkan baterai artileri untuk meluncurkan meriam Napoleon ini. Berdasarkan hal itu, orang-orang curiga. Jika demikian, maka orang yang berbuat iseng itu, pasti menguras banyak energi untuk membawa keluar baterai artileri di tengah malam, kemudian menyalakannya.
Untuk diketahui, meriam dua belas pon “Napoleon” adalah meriam smoothbore paling populer yang digunakan selama perang. Senjata itu dikagumi secara luas karena keamanan, keandalan, dan daya bunuhnya, terutama pada jarak dekat.
Ini sepertinya agak berlawanan dengan akal sehat. Namun yang lebih aneh adalah setelah polisi menelusuri halaman berumput di sekitar rumah Mikkelsen, tidak menemukan jejak roda apapun ketika melintas, seolah-olah meriam Napoleon itu muncul begitu saja.
Penulis David Wilcock, juga menyebutkan pandangannya terkait hal itu dalam bukunya. Menurutnya, peluru meriam Napoleon itu muncul melalui portal ruang dan waktu yang terbuka tanpa disengaja pada tahun 1867. Menurut David, saluran untuk menembus ruang dan waktu seperti ini akan dibuka pada frekuensi tetap tertentu.
Orang-orang atau objek di sekitarnya akan terbawa ke dimensi lain, saat portal ruang waktu terbuka. Misalnya, peristiwa di Bermuda yang sering kita dengar. Akan tetapi sayangnya berita itu telah diblokir oleh pemerintah. Meskipun ada beritanya, akan dianggap sebagai legenda urban.
Nah hari ini, mata ketiga akan membedah sejenak tentang legenda urban yang sesungguhnya.
Penerbangan 727
Charles Berlitz, seorang sarjana yang mengkhususkan diri dalam studi fenomena paranormal, pada tahun 1974, menyebutkan dalam bukunya the Bermuda Triangle / Segitiga Bermuda tentang peristiwa misterius pesawat. Disebutkan bahwa pada tahun 1969, saat National Airlines 727 Amerika Serikat hendak mendarat di Bandara Miami, petugas di menara control menemukan pesawat sipil 727 itu tiba-tiba hilang dari radar menjelang pendaratan.
Sirene seketika berbunyi. Petugas di ruang kendali lalu lintas udara Miami segera berusaha menemukan pesawat dengan berbagai cara. Ada yang mengontak kru pesawat dengan radio, ada yang menatap layar radar, tetapi tidak ada yang menemukan penerbangan Boeing 727 Amerika Serikat.
Saat tim penyelamat Search And Rescue – SAR lepas landas menuju ke lokasi di mana Penerbangan 727 terakhir menghilang, penerbangan 727 kembali muncul di radar. Kemunculannya berada di tempat yang sama dengan lokasi sebelum lenyap dari radar, tetapi waktu telah lewat 10 menit dengan waktu sebelumnya.
Ketika petugas di menara kembali menghubungi kapten Flight 727, sang kapten tampak bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa.
Kemudian, Penerbangan 727 mendarat dengan selamat di Bandara Miami di bawah instruksi staf menara. Penyelidik federal segera naik ke pesawat saat pesawat berhenti. Para penumpang, termasuk awak pesawat, dikejutkan dengan aksi petugas federal yang mendadak itu.
Kapten pesawat menuturkan kepada penyidik bahwa mereka menunggu pendaratan saat mendekati bandara. Semuanya tampak normal, tetapi para penyidik menemukan bahwa semua perangkat penampil waktu di seluruh pesawat menjadi lambat 10 menit, termasuk jam tangan semua penumpang dan awak pesawat. Seolah-olah pesawat telah berhenti selama 10 menit itu ketika menghilang.
Dalam bukunya, Charles Berlitz mengatakan bahwa banyak orang yang terkejut karena pesawat tidak dapat melayang di tempat selama di angkasa.
Sebuah pesawat lenyap secara misterius tapi muncul kembali di lokasi yang sama 10 menit kemudian. Tidak ada teori yang masuk akal sama sekali. Karena kejadian itu tidak mengakibatkan kematian, maka media tidak mengetahui tentang insiden penerbangan 727. Kejadian baru ditinjau kembali setelah Charles Berlitz menulis peristiwa tersebut ke dalam bukunya.
Lebih dari 4.000 orang hilang secara misterius
Kasus penerbangan yang hilang seperti tersebut di atas muncul kembali. Tapi tidak setiap kasus yang hilang akan seberuntung itu. Misalnya, penerbangan 19 yang hilang di Segitiga Bermuda masih belum ditemukan sampai sekarang. Selain penerbangan 19 yang merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat, ada kasus lenyapnya ribuan orang dalam sejarah.
Pada tahun 1711, situasi di Spanyol sedang terjadi pertempuran memperebutkan takhta raja. Seluruh negeri dalam kondisi darurat. Tentara Spanyol yang terdiri lebih dari 4.000 orang diperintahkan mendirikan markas di sebuah bukit dan menunggu bergabung dengan bala bantuan di sana.
Tetapi ketika pasukan koalisi ke lokasi keesokan paginya, mereka menemukan bahwa tidak ada seorang pun di sana. Sementara amunisi, senjata, dan kuda yang dibawa oleh tentara Spanyol masih utuh di tempat. Api unggun di tenda prajurit juga masih menyala. Tidak ada tanda-tanda serangan di lokasi. Pasukan koalisi kemudian segera melakukan pencarian di mana-mana. Tapi setelah lama mencari, tak satu pun bayangan yang terlihat.
Peristiwa ini kemudian dicatat dalam sejarah Spanyol. Meski pemerintah Spanyol sudah berkali-kali mengirimkan tim untuk menyelidiki kejadian tersebut, namun sampai kini pemerintah Spanyol tidak mendapatkan petunjuk mengapa tentaranya hilang.
Selain Spanyol, pada 28 Agustus 1915, sekitar 800 pasukan Inggris juga hilang secara misterius. Kali ini, ada yang menyaksikan fenomena hilangnya pasukan itu. Ketika itu masih dalam suasana Perang Dunia Pertama. Tentara Inggris ke semenanjung Gallipoli, sementara pasukan Selandia Baru lainnya sedang menunggu untuk bergabung dengan pasukan Inggris. Namun saat tentara Inggris mendekat, cuaca yang semula cerah seketika berubah menjadi mendung.
Saat itu, pasukan Selandia Baru mengabaikan fenomena perubahan cuaca itu. Hingga setelah pasukan masuk ke dalam kabut yang muncul entah dari mana, baru ada yang mulai memperhatikan mengapa pasukan Inggris belum juga keluar juga setelah sekian lama. Melihat ada yang tidak beres, pasukan Selandia Baru segera masuk untuk menyelidikinya.
Saat itu kabut berangsur-angsur lenyap. Namun, tidak ditemukan pasukan Inggris di sana. Ketika itu, ada sekitar 22 prajurit Selandia Baru yang menyaksikan hal itu. Belakangan, mereka membuat laporan tentang kesaksiannya dan menyerahkan ke atasan mereka untuk membantu mencari pasukan Inggris. Namun tidak juga ada kabar baik.
Belakangan, setelah berakhirnya Perang Dunia I, Inggris secara resmi meminta Turki untuk membebaskan 800 tentaranya. Sebagai imbalannya, Inggris juga akan memulangkan tawanan perang Turki. Mendengar tawaran itu, Turki tentu saja sangat senang tawanan perangnya akan dikembalikan, namun di sisi lain Turki sama sekali tidak tahu kapan mereka menangkap 800 tentara Inggris di Gallipoli.
Flying Tiger Line, penerbangan 739
Salah satu misteri berkelanjutan dalam sejarah penerbangan adalah nasib Flying Tiger Line, penerbangan 739. Penerbrangan militer Amerika Serikat itu sedang membawa 90 anggota militer dan lepas landas dari pulau Guam di barat Pasifik.
Penerbangan itu tidak pernah sampai di tujuannya di Filipina, bahkan tidak pernah menerbitkan panggilan darurat. Puing-puingnya pun tak pernah ditemukan.
Para awak kapal tanker berbendera Liberia mengaku melihat seberkas cahaya “sangat terang” di laut sekitar penerbangan, seakan-akan telah terjadi ledakan di udara.
Namun demikian, menurut laporan majalah Time, pihak US Civil Aeronautics mengaku tidak dapat menentukan kemungkinan penyebab kejadian.
Sejumlah pesawat terbang lenyap di suatu kawasan antara Florida, Puerto Rico, dan Bermuda pada 1940. Misteri ini menjadi fokus perhatian, mulai dari pendukung teori konspirasi hingga para ahli sejarah penerbangan.
Dua pesawat jet penumpang British South American Airways lenyap di daerah itu pada 1948 dan 1949. Sebanyak 52 penumpang dan awak pesawat hilang dalam dua kejadian yang melibatkan pesawat jenis Star Tiger dan Star Ariel tersebut.
Dalam laporan resmi kejadian Star Tiger, para penyidik mengatakan bahwa mereka dibuat kebingungan oleh hilangnya pesawat. Beberapa pesawat terbang lain juga hilang di sana, termasuk 5 pesawat pembom Amerika Serikat pada 1945. Saat itu, walaupun digelar pencarian besar di laut dan udara, tidak ada bekas-bekas badan pesawat.
Pencurian Boeing 727-233
Pada 2003, sebuah pesawat terbang Boeing 727-233 dengan nomor pendaftaran N844AA sedang melaju pelan sepanjang landasan pacu bandara Quatro de Fevereiro di Luanda, Angola, tanpa komunikasi antara awak pesawat dengan menara pengendali.
Pesawat berukuran sedang itu kemudian lepas landas tanpa izin dan mengarah ke barat di atas samudera Atlantik tanpa menyalakan lampu ataupun transponder. Pesawat itu raib hingga sekarang.
Menurut laporan majalah Air and Space, di dalam pesawat ada dua orang pria yang diduga mampu menerbangkan pesawat. Biro Investigasi Federal atau Federal Bureau of Investigation – FBI dan Badan Pusat Intelejen atau Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat, menggelar pencarian ke seluruh dunia hingga akhirnya pencarian dihentikan.
Saat ini, terlalu banyak kasus misterius seperti ini di dunia. David Wilcock percaya bahwa ada banyak portal ruang dan waktu di bumi. Portal ruang dan waktu ini akan dibuka secara berkala. Dan ketika terbuka, pintu ke dimensi lain yang berbeda akan terbuka, dan dia bahkan tahu di mana dan kapan pintu itu akan terbuka. (jon)
Sumber : berbagaisumber