oleh Lin Yan
Newsletter terbaru yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat mengungkapkan keprihatinannya yang besar tentang perilaku ekonomi Beijing yang bersifat memaksa dan tidak adil. Juga soal penindasan terhadap demokrasi Hongkong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan tindakan yang semakin keras terhadap Taiwan – Indo-Pasifik.
“Demi kepentingan rakyat Amerika Serikat dan negara sekutunya, kami akan terlibat dalam kontak pragmatis dan berorientasi pada hasil dengan Tiongkok,” kata Biden.
Hal demikian disampaikannya pada Kamis (11/2/2021) pagi waktu Beijing. Itu pertamakalinya Joe Biden berbicara langsung melalui telepon dengan Presiden komunis Tiongkok,
Hingga berita ini diturunkan, pihak Tiongkok belum merilis newsletter terkait pembicaraan kedua kepala negara tersebut.
Sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, hubungan bilateral antara Amerika Serikat dengan komunis Tiongkok selalu menjadi fokus terpenting di panggung diplomatik global.
Biden belum pernah melakukan percakapan telepon dengan Xi Jinping sejak menjabat Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari lalu. Sementara mantan Presiden Donald Trump melakukan panggilan telepon pertamanya dengan Xi Jinping, 20 hari setelah menjabat.
Setelah menjabat, Biden memilih berbicara terlebih dahulu dengan para pemimpin dari banyak negara, seperti Kanada, Meksiko, Inggris, Jerman, Prancis, NATO, Jepang, Korea Selatan dan Australia, kemudian baru dengan Xi Jinping.
Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan bahwa setelah menjabat, Presiden Biden telah melakukan serangkaian kontak dengan sekutu dan mitra Eurasia.
Saat ini, dia yakin bahwa dirinya berada dalam posisi yang menguntungkan yang dapat menjelaskan kepada Xi Jinping tentang inti perhatian Amerika Serikat terhadap komunis Tiongkok dan mendiskusikan kemungkinan kerjasama dengan komunis Tiongkok di bidang yang sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat.
Berikut adalah isi pembicaraan telepon pertama kali antara Biden dengan Xi Jinping yang dirilis oleh Gedung Putih.
(link isi pembicaraan = https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2021/02/10/readout-of-president-joseph-r-biden-jr-call-with-president-xi-jinping-of-china/ }
“Hari ini, Presiden Biden berbicara dengan Presiden Xi Jinping. Presiden menyampaikan salam dan berkah kepada rakyat Tiongkok pada kesempatan Tahun Baru Imlek”.
“Presiden Biden menegaskan bahwa prioritasnya adalah melindungi keselamatan, kemakmuran, kesehatan dan gaya hidup rakyat Amerika Serikat, serta memelihara kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
“Presiden Biden menekankan bahwa Amerika Serikat prihatin terhadap perilaku koersif dan ekonomi tidak adil yang diterapkan Beijing, penindasan terhadap demokrasi Hongkong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan tindakan yang semakin keras terhadap Taiwan – kawasan Indo-Pasifik”.
“Para pemimpin kedua negara juga bertukar pandangan tentang tantangan bersama dalam menangani epidemi virus COVID-19, keamanan kesehatan global, perubahan iklim, dan pencegahan penyebaran senjata”.
“Presiden Biden berjanji untuk berkontak yang pragmatis dan berorientasi hasil dengan komunis Tiongkok sepanjang untuk kepentingan rakyat Amerika Serikat dan sekutunya”.
Sementara itu Blinken dan Yang Jiechi sebagai diplomat peringkat tertinggi dari Amerika Serikat dan komunis Tiongkok melakukan percakapan lewat sambungan telepon pada Sabtu (6/2).
Pembicaraan mendiskusikan beberapa topik, antara lain hak asasi manusia Xinjiang, Tibet dan Hongkong, kudeta militer di Myanmar, Taiwan dan India, keamanan kawasan Pasifik, tatanan sistem internasional, dan perkembangan hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat. Namun, hasil kesimpulan dari pembicaraan itu saling bertolak belakang dan tanpa konsensus. (sin)
Video Rekomendasi :