oleh Chen Huimo dan Zhang Dongxu
Pada sidang dengar pendapat pencalonan seorang duta besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pada (27/1/2020) Biden mengatakan bahwa dirinya menyesal pernah mengunjungi Institut Konfusius dan memberikan pidato.
Tetapi diluar dugaan, pada 26 Februari yakni 1 minggu setelah Biden dilantik, ia diam-diam mencabut kebijakan larangan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyangkut operasinya Institut Konfusius di Amerika Serikat.
Berita tersebut baru terungkap oleh media “National File” pada 8 Februari, dan media Epoch Times Edisi bahasa Inggris telah mendapat konfirmasi dari Biro Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat.
Keputusan Trump yang dibatalkan oleh Biden adalah untuk memaksa lembaga pendidikan dasar, menengah, dan tinggi Amerika Serikat mengungkapkan semua kontrak dan transaksi dengan Institut Konfusius. Sekolah yang tidak melaporkan secara jujur ​​akan kehilangan program kunjungan pertukaran dan sertifikasi siswa.
Dalam laporan bipartisan yang dikeluarkan oleh Kongres Amerika Serikat pada bulan Februari 2019 silam ditegaskan bahwa pemerintah Amerika Serikat mendesak universitas-universitas Amerika memutuskan hubungan dengan Institut Konfusius.
Pemerintahan Trump dan Dewan Negara mengumumkan pada bulan Agustus 2020 lalu menyatakan bahwa Institut Konfusius ditandai sebagai entitas yang mempromosikan propaganda global Komunis Tiongkok dan pengaruh buruknya, dan harus didaftarkan sebagai misi luar negeri.
Pada bulan September tahun lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang dijabat Mike Pompeo menyatakan bahwa dia berharap menutup semua perguruan tinggi di Amerika Serikat sebelum akhir tahun 2020. Dia menulis keinginan itu kepada manajemen universitas, sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat pada bulan Oktober tahun yang sama.
Direktur FBI Christopher Wray mengatakan, “Kita benar-benar memiliki kekhawatiran terhadap Institut Konfusius. Kita telah mengamati selama beberapa waktu. Ini hanyalah salah satu dari banyak alat yang mereka – pemerintah komunis Tiongkok- gunakan.”
Senator Republik Marco Rubio dalam pesan tweet-nya menyebutkan bahwa FBI telah memperingatkan bahwa komunis Tiongkok menggunakan Institut Konfusius untuk menyusup ke Amerika Serikat.
Senator Amerika Serikat, Cotton mengutuk pemerintahan Biden karena mencabut larangan Trump. Menurutnya Institut Konfusius adalah organisasi garis depan Partai Komunis Tiongkok di kampus-kampus Amerika, dan pemerintah federal harus menutup, atau setidaknya meminta sekolah untuk mengungkapkan perjanjian rahasianya dengan mereka. Namun, ironisnya pemerintahan Biden justru mengizinkan kekuatan asing untuk melanjutkan aktivitas gelapnya.
Ketua anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR dari Partai Republik, Michael McCaul menyatakan bahwa langkah pemerintahan Biden yang diam-diam menarik larangan tanpa berkonsultasi dengan Kongres, adalah tondakan yang mengkhawatirkan.
McCaul sangat mendesak pemerintahan Biden untuk mematuhi komitmennya dan memperlakukan komunis Tiongkok sebagai kekuatan yang paling mengancam keamanan nasional Amerika Serikat, termasuk soal sistem pendidikan. (sin)