Isabel Van Brugen
Seorang anggota tim WHO di Wuhan untuk mempelajari asal-muasal pandemi, menyerang intelijen Amerika pada (9 /2/2021). Itu beberapa jam setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa “juri masih belum yakin” apakah rezim Tiongkok memberi transparansi penuh kepada tim tersebut.
Peter Daszack, seorang ilmuwan Amerika Serikat yang juga merupakan bagian investigasi Organisasi Kesehatan Dunia -WHO- mengenai asal-muasal virus tersebut di Wuhan, mengatakan di Twitter saat misi berakhir, bahwa presiden Joe Biden “harus bersikap tegas terhadap Tiongkok, Tolong jangan terlalu mengandalkan intel Amerika Serikat: semakin terlepas di bawah Donald Trump dan terus terang salah dalam banyak aspek.”
Sebelumnya pada Selasa (9/2/2021), Peter Ben Embarek, ilmuwan Denmark yang memimpin tim WHO, mengatakan bahwa berdasarkan temuan mereka, adalah “sangat tidak mungkin” virus tersebut secara tidak sengaja dapat melarikan diri dari sebuah laboratorium. Para pejabat Amerika Serikat dalam pemerintahan Donald Trump berhipotesis, bahwa virus Komunis Tiongkok mungkin telah bocor dari sebuah laboratorium virologi di Wuhan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price kemudian meragukan transparansi penyelidikan tersebut, selama sebuah jumpa pers, ketika ditanya apakah ia yakin rezim Tiongkok memberikan kerjasama penuh kepada tim WHO.
“Saya pikir juri masih belum yakin. Saya pikir dengan jelas Tiongkok, setidaknya sampai saat ini, belum menawarkan transparansi yang kami butuhkan,” kata Ned Price.
Komentar Ned Price mengikuti sebuah audit oleh Partai Republik di Kongres pada bulan September tahun lalu yang menyimpulkan Partai Komunis Tiongkok dan WHO, adalah “bersalah” atas penyebaran virus tersebut, dan pandemi global cenderung dapat dicegah seandainya Komunis Tiongkok dan WHO bertindak secara berbeda.
Laporan oleh para anggota Partai Republik dari Komite Urusan Luar Negeri mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok, terlibat dalam upaya aktif merahasiakan informasi seputar penyebaran virus Komunis Tiongkok, dan WHO mengizinkan kerahasiaan tersebut dengan memuji Partai Komunis Tiongkok dan “membeo” poin-poin pembicaraan Komunis Tiongkok.
Pemerintahan Trump mengumumkan rencana-rencana untuk menarik diri dari WHO pada bulan Juli tahun lalu, di tengah-tengah kritik bahwa WHO bertindak atas perintah rezim Tiongkok.
Mantan presiden itu mengatakan WHO gagal menyelidiki laporan-laporan yang kredibel dari sumber-sumber di Provinsi Wuhan di Tiongkok yang bertentangan dengan laporan Beijing mengenai penyebaran virus tersebut. Bahkan, ditenggarai “membeo dan mendukung secara umum” gagasan bahwa, penularan dari manusia ke manusia tidak terjadi.
Joe Biden membatalkan keputusan untuk meninggalkan WHO, itu setelah menjabat sebagai presiden.
Menindaklanjuti temuan tim tersebut, Peter Ben Embarek menyampaikan bahwa tim tersebut akan memfokuskan upaya untuk mempelajari kemungkinan penularan dari kelelawar ke manusia dan risiko penularan melalui makanan beku.
“Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis insiden laboratorium adalah sangat tidak mungkin untuk menjelaskan pengenalan virus tersebut ke populasi manusia,” dan oleh karena itu “bukan sebuah hipotesis yang kami sarankan untuk menyarankan penelitian di masa depan,” kata Peter Ben Embarek kepada wartawan selama konferensi pers yang berlangsung selama tiga jam pada hari Selasa di Wuhan, kota di Tiongkok tempat virus tersebut pertama kali muncul.
Dalam sebuah komentar yang menggemakan narasi pejabat Tiongkok, Peter Ben Embarek mengemukakan bahwa sementara Pasar Makanan Laut Huanan menyaksikan salah satu kelompok virus Komunis Tiongkok yang paling awal, virus tersebut mungkin berasal dari tempat lain, termasuk daging beku. Namun demikian, Peter Ben Embarek mengatakan sebuah pejamu hewan perantara tetaplah sebagai sumber yang “paling mungkin.”
Mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dalam sebuah wawancara Fox News pada hari Selasa, juga mempertanyakan apakah tim tersebut diberi akses penuh untuk menyelidiki di Tiongkok. (Vv)
Keterangan Foto : Jurnalis dan personel keamanan berkumpul di dekat pintu masuk Institut Virologi Wuhan setelah kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia di Wuhan, Tiongkok, pada 3 Februari 2021. (Ng Han Guan / AP Photo)