oleh He Jingtian
‘Securities Times’ pada (15/2) melaporkan, Duan Aiguo, presiden bidang perangkat visi Huawei yang memanfaatkan suasana Tahun Baru Imlek mengunggah pesan melalui media sosial.
Dia mengatakan bahwa perusahaan Huawei telah meluncurkan program pemeliharaan babi yang memungkinkan para penggunanya untuk meningkatkan pemeliharaan babi lewat Artificial Intelligence atau AI.
Sistem pemeliharaan babi ini menyediakan monitoring dashboard, analisis data besar, manajemen digital, dan mendukung pengenalan AI, pembelajaran AI, prediksi AI, pengambilan keputusan AI dan lain-lain.
Sistem ini juga mewujudkan pemantauan penginderaan penuh dan inspeksi robot melalui standarisasi, pemrograman dan otomatis atau remote control.
Ren Zhengfei : Huawei bisa bertahan hidup tanpa mengandalkan ponsel smartphone
Setelah upacara pengoperasian Laboratorium Inovasi Tambang Cerdas yang berlokasi di Kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, pemilik dan pendiri Huawei, Ren Zhengfei mengatakan kepada media bahwa Huawei dapat bertahan hidup tanpa bergantung pada ponsel smartphone.
Ren Zhengfei mengatakan bahwa lebih dari setahun setelah sanksi Amerika Serikat, Huawei telah berupaya untuk menyelamatkan diri dengan menekuni bidang-bidang seperti batu bara, baja, musik, layar pintar, komputer juga tablet dengan meluncurkan rencana “Nanniwan”.
Untuk diketahui, istilah “Nanniwan” muncul pada zaman pemimpin Tiongkok, Mao Zedong. Pada Februari 1939 silam, sebagai tanggapan atas blokade Pemerintah Nasional Tiongkok dan penjajah Jepang, Mao Zedong yang berbasis di Kota Yan’an, Provinsi Shaanxi mempromosikan gerakan “Berdikari” dengan memobilisasi militer dan warga sipil Nanniwan. Lokasi ini berada sekitar 45 km tenggara Kota Yan’an. Gerakan “Berdikari” melakukan kampanye produksi pangan massal. Tujuan sebenarnya dari kampanye tersebut adalah untuk mengatasi krisis keuangan yang dialami Partai Komunis Tiongkok dengan menanam ganja secara ilegal di Nanniwan kemudian dijualnya.
Pemeliharaan babi juga merupakan salah satu pilihan Huawei untuk menyelamatkan diri
Dalam ‘Forum Pengembangan Ekologi Kecerdasan Digital Pertanian dan Peternakan’ yang diselenggarakan pada Oktober 2020 lalu, Huawei pernah menerbitkan laporan tentang pemeliharaan babi pintar 5G.
Sebenarnya, Ren Zhengfei sudah pernah menyinggung soal pemeliharaan babi ketika wawancara dengan Associated Press pada 20 Agustus 2019 silam. Saat itu Ren Zhengfei mengatakan, “Jika saya gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, mungkin saja saya mampu menyandang predikat sarjana dalam hal memelihara babi”.
Jumlah produk jadi ponsel Huawei yang dikirim menurun ke peringkat ke-6
Sanksi pemerintah Trump terhadap Huawei membuat bisnis ponsel pintar Huawei merosot drastis. Hasil survei pasar yang dilakukan oleh firma riset pasar ‘Counterpoint Research’ pada 28 Januari 2021 lalu menunjukkan bahwa jumlah pengiriman produk jadi ponsel pintar Huawei ke seluruh dunia pada kuartal keempat tahun 2020, berjumlah sebesar 33 juta buah. Jumlah itu menurun sebanyak 41% YoY. Pangsa pasarnya menurun sebesar 8%.
Akibat menurunnya pengiriman produk jadi yang cukup drastis, Huawei pada kuartal keempat tahun lalu berada di peringkat ke-6, turun dari peringkat pertama pabrikan ponsel pintar besar Tiongkok.
Huawei kini berada di belakang pesaingnya seperti Oppo dan Vivo, dan jauh berada di belakang Apple dan Samsung.
Pada tahun 2019, Huawei termasuk dalam “Daftar Entitas”, yang merupakan perusahaan dalam daftar hitam Amerika Serikat yang dibatasi oleh pemerintah untuk membeli komponen dan perangkat lunak utama yang diproduksi perusahaan Amerika Serikat.
Pada tahun 2020, Washington menghentikan akses Huawei membeli chip mutakhir dari produsen semikonduktor Taiwan, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).
Sanksi tersebut memaksa Huawei untuk menjual ponsel cerdasnya ‘Honor’ pada November 2020. Laporan Reuters menyebutkan bahwa Huawei sekarang sedang mempertimbangkan untuk melepaskan merek andalannya Mate dan P. Langkah yang ditempuh ini mungkin menandakan adanya rencana Huawei keluar dari bisnis manufaktur ponsel pintar kelas atas.
Pada 27 Januari lalu, CNBC melaporkan bahwa Huawei menunjuk Yu Chengdong, kepala departemen konsumen Huawei untuk memimpin bisnis cloud dan kecerdasan buatan yang sedang berkembang. Ini merupakan tanda-tanda adanya rencana pergeseran perusahaan Huawei ke bisnis bidang lain. (sin)