Analisis Badan POM AS: Vaksin Johnson & Johnson Efektif Cegah Covid 19, Diharapkan Segera Peroleh Izin Edar

Pejabat Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengatakan bahwa vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson dinilai cukup aman untuk digunakan dan efektif dalam mencegah penyakit yang ditimbulkan oleh virus komunis Tiongkok atau COVID-19. 

Vaksin tersebut dapat mulai memberikan perlindungan 14 hari setelah vaksinasi, dan efek mencegah penyakit parah semakin maksimal setelah 28 hari.

Gubernur New Jersey Phil Murphy mengatakan dalam pengarahan tentang wabah pada Rabu (24/2/2021), bahwa vaksin yang ada sekarang belum memberikan fleksibilitas yang cukup dalam pencegahan penyakit akibat COVID-19. Karena jika dibandingkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, vaksin Johnson & Johnson memiliki setidaknya dua keunggulan.

Keunggulan pertama, tidak memerlukan penyimpanan suhu sangat rendah yang membuatnya lebih mudah untuk dikelola di pusat distribusi dengan tanpa membutuhkan tempat penyimpanan dengan suhu sangat rendah. Yang kedua, hanya diperlukan satu suntikan, bukan dua yang akan membantu mempercepat pekerjaan vaksinasi.

Pihak perusahaan Johnson & Johnson menyatakan bahwa hingga akhir Maret ini, pihaknya diharapkan dapat menyediakan lebih dari 20 juta dosis vaksin untuk didistribusikan. Jika izin penggunaan darurat diberikan, maka pihaknya dapat memasok 2 juta dosis vaksin pada minggu depan.

Dinas Kesehatan Negara Bagian New Jersey, Judith Persichilli mengungkapkan keinginannya untuk menambah stasiun vaksinasi. Ia mengatakan bahwa hanya dengan mendapatkan lebih banyak vaksin kita baru dapat menambah jumlah stasiun untuk vaksinasi. Jika pasokan vaksin mencukupi, maka dapat menyediakan vaksin ke sekitar 300 stasiun, termasuk perusahaan, lembaga medis swasta, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan. Judith Persichilli mengatakan bahwa vaksin saat ini belum cukup untuk mendukung semua area ini.

Meskipun kemanjuran vaksin Johnson & Johnson lebih rendah daripada dua vaksin yang saat ini ada di pasaran, para ahli medis mengatakan bahwa vaksin tersebut masih memberikan perlindungan yang stabil dan mampu membantu komunitas dalam mendapatkan kekebalan kelompok.

Ilmuwan FDA memastikan bahwa kemampuan vaksin Johnson & Johnson dalam melindungi pasien yang mengidap penyakit sedang dan berat adalah sekitar 66%. Sedangkan efektivitas pencegahan penyakit paling serius bisa mencapai sekitar 85%, dan aman untuk digunakan.

Sebuah laporan yang diberikan kepada Komite Penasihat FDA untuk Vaksin dan Produk Biologi Terkait menyatakan bahwa, setidaknya 14 hari setelah seseorang menerima vaksinasi, kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan kesehatan yang sedang dan berat akibat terpapar virus COVID-19 bisa mencapai 72%.

Tim ahli independen FDA melakukan pertemuan pada 26 Februari untuk membahas apakah ada cukup bukti untuk merekomendasikan peredaran vaksin Johnson & Johnson yang telah lama ditunggu masyarakat. Setelah mendapatkan saran dari para ahli, maka FDA akan membuat keputusan akhir dalam beberapa hari kemudian.

Sebenarnya FDA dapat memberikan izin beredarnya vaksin tanpa harus mengikuti saran para ahli, tetapi pada kenyataannya mereka mendengarkan pendapat dari para ahli saat menyetujui vaksin Pfizer dan Moderna. Jika vaksin Johnson & Johnson juga disetujui, ini akan menjadi pilihan vaksin ketiga khususnya di Amerika Serikat, dan pilihan bagi dunia pada umumnya. (hui)

Keterangan Foto : Analisis menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson efektif dan diharapkan segera disetujui. (LUIS ROBAYO / AFP melalui Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=C4E8W5lyw3M