oleh Qiao An – NTDTV.com
Jumlah orang yang terinfeksi virus komunis Tiongkok atau COVID-19 di dunia hingga Senin 15 Maret mencapai lebih dari 120 juta, dimana 2,66 juta orang meninggal. Karena mempertimbangkan adanya efek samping yang membahayakan, banyak negara telah mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin buatan Inggri ‘AstraZeneca’.
Hingga Senin 15 Maret, jumlah kumulatif pasien terinfeksi virus komunis Tiongkok di Amerika Serikat mencapai 29,5 juta orang, dengan 535.000 orang meninggal dunia. California masih menduduki puncak daftar infeksi dan kematian. Setelah penghapusan semua pembatasan pencegahan epidemi seperti wajib menggunakan masker dan sebagainya, jumlah orang yang terinfeksi di Texas terus menurun, dan rata-rata infeksi harian dalam dua minggu terakhir telah menunjukkan penurunan sebanyak 42,5%.
Vaksin buatan Inggris ‘AstraZeneca’ masih menjadi fokus kontroversi pada Senin 15 Maret. Pejabat kesehatan Amerika Serikat mengatakan bahwa hasil uji klinis vaksin ‘AstraZeneca’ di Amerika Serikat sedang ditinjau secara independen. Jika aman dan efektif, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dapat mengeluarkan izin penggunaan dalam waktu sekitar satu bulan.
Namun, akhir pekan lalu, lebih banyak negara mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin ‘AstraZeneca’. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan kembali bahwa dirinya percaya pada vaksin ‘AstraZeneca’ dan tidak ada alasan bagi negara untuk menghentikan penggunaannya.
Namun, tak lama setelah Johnson menyampaikan pernyataan tersebut, Jerman dan Prancis, yang telah ikut mendukung vaksin ‘AstraZeneca’, malahan pada saat yang sama mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin ‘AstraZeneca’.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan : “Menurut rekomendasi dari Institut Paul Ehrlich, pemerintah telah memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin ‘AstraZeneca’ karena pertimbangan kehati-hatian. Hal mana disebabkan oleh adanya kasus trombosis yang baru dilaporkan. Kasus-kasus ini terkait hubungan waktu dengan vaksin ‘AstraZeneca’ “
Presiden Prancis Macron menyatakan bahwa Prancis menangguhkan penggunaan vaksin “AstraZeneca’ sampai European Medicines Agency – EMA atau Badan Pengawas Obat Uni Eropa merilis laporan peninjauan tentang hasil vaksin.
Italia juga mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin ‘AstraZeneca’ pada Senin 15 Maret karena munculnya kasus kematian berturut-turut warga yang menerima suntikan vaksin.
Dari Senin 15 Maret hingga 6 April mendatang, di sebagian besar Italia akan kembali memberlakukan pembatasan pergerakan atau lockdown. Hingga 15 Maret, jumlah kasus infeksi di Italia telah mencapai hampir 3,24 juta, dengan jumlah kematian sebanyak 102.000 kasus.
Negara bagian Sao Paulo, Brasil juga telah memberlakukan jam malam mulai minggu ini, menutup tempat wisata pantai dan taman-taman, menangguhkan acara olahraga, dan memberlakukan kembali work from home. Namun, tindakan blokade tersebut memicu protes dan demonstrasi besar-besaran.
Pada Senin 15 Maret, India melaporkan bahwa telah terjadi penambahan kasus infeksi baru sebanyak 26.291 kasus. Ini merupakan rekor tertinggi dalam tiga bulan terakhir, dengan total kematian mencapai lebih dari 158.000 orang. Karena berkecamuknya babak baru epidemi di India, beberapa pemerintah daerah terpaksa kembali memberlakukan langkah-langkah pembatasan pergerakan yang ketat seperti blokade dan jam malam. (sin)
Video Rekomendasi :