Kutuk Pembantaian dan Genosida Rezim Komunis Tiongkok terhadap Etnis Uighur, Aliansi Mahasiswa Islam Datangi Kedubes Tiongkok

ETIndonesia. Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengecam penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang. Hal demikian disampaikan secara langsung melalui aksi damai yang digelar di Depan Kedubes Tiongkok, di Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/03/2021).

“Kita tentu akan marah, kita tentu akan berteriak karena kejahatan di Tiongkok, kita akan pertegaskan bahwa di negeri Tiongkok, ada pembantaian besar-besaran di sana, kita tak akan pernah diam, kita akan ajak seluruh umat Islam di Republik ini bahwa ada pembantaian besar, lebih besar holocaust di Jerman,” ujar Koordinator Aksi Damai, Rimbo Bugis dengan pengeras suara.

Ia menyerukan  agar dihentikan penindasan dan mengecam pemerkosaan yang dialami oleh umat Muslimah etnis Uighur.

Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengecam penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang di Depan Kedubes Tiongkok, 25 Maret 2021 (Foto : Asari)

“Kita dengan hati nurani merasakan apa yang terjadi, kita tuntut segera bebaskan mereka,jangan jadikan sebagai budak seks oleh tentara yang tak beradab, kami merasa terpanggil apa yang terjadi di negara itu, demi ambisi dan kekuasaan mereka,” ujarnya.

Orator juga menegaskan, kekejaman yang dilakukan oleh aparat rezim komunis Tiongkok memberlakukan pembantaian terhadap etnis Uighur adalah tak manusiawi. “Kita datang ke sini jangan di lihat sedikit,” imbuhnya di depan massa yang hanya diikuti oleh sedikit peserta dikarenakan adanya pembatasan akibat pandemi.

Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengecam penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang di Depan Kedubes Tiongkok, 25 Maret 2021 (Foto : Asari)

Rezim komunis Tiongkok berkali-kali menepis  isu genosida meskipun foto dan video yang diyakini menjadi bukti penyiksaan hingga pembantaian etnis Uighur di Kamp Konsentrasi ‘Reedukasi’ telah tersebar luas. Sehingga semakin banyak negara-negara dunia yang menentang dan mengutuk tragedi kemanusiaan Muslim Uighur.

Beberapa waktu lalu, sebanyak 70 pimpinan agama di Inggris dari Muslim hingga anglikan yang dipimpin oleh Roman William, mantan Uskup Agung Centerbury, sepakat menganggap Muslim Uighur sedang menghadapi tragedi kemanusiaan yang terparah sejak holocaust Yahudi oleh Nazi.

Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengecam penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang di Depan Kedubes Tiongkok, 25 Maret 2021 (Foto : Asari)
Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) mengecam penindasan yang dialami oleh etnis Uighur di Xinjiang di Depan Kedubes Tiongkok, 25 Maret 2021 (Foto : Asari)

Sebagai dari bagian masyarakat dunia, mahasiswa dan mahasiswi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam (AMI) menyerukan :

  1. Penghentian segala bentuk pelanggaran HAM Berat seperti pemerkosaan terhadap Muslimah Uighur, sterilisasi kehamilan dan kelahiran, memisahkan anak-anak Uighur dari orangtuanya, penangkapan massal kaum Uighur lalu ditempatkan pada kamp-kamp konsentrasi yang jauh dari kata layak bahkan untuk hewan sekalipun, serta penyiksaan hingga pembantaian Etnis Uighur.
  2. Negara-negara dunia termasuk Indonesia untuk memboikot produk Tiongkok termasuk pelaksanaan  Olimpiade Musim Dingin 2022 di Bejing, sebelum mengehentikan tragedi kemanusiaan Etnis Uighur.
  3. Membawa rentetan kasus Pelanggaran HAM berat di Xinjiang ke International Court of Justice (Mahkamah Internasional)

(asr)