oleh Li Shaowei
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa sebanyak 42 zat kimia yang tidak diketahui asal usulnya, terdeteksi berada dalam tubuh manusia, apakah zat tersebut merupakan campuran dari bahan makanan ? Entahlah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Science & Technology of the American Chemical Society (ACS) pada 17 Maret menunjukkan, temuan yang mengkhawatirkan ini.
Para peneliti di Universitas California San Francisco yang mengumpulkan 60 sampel dari 30 orang wanita hamil untuk bahan pengujian, yang mana 30 sampelnya diambil dari wanita hamil itu sendiri, dan 30 sampel lainnya diambil dari tali pusar bayi mereka yang baru lahir.
Adapun mengapa penyelidikan dilakukan terhadap sampel yang diambil dari ibu hamil, para peneliti menjelaskan bahwa kehamilan adalah tahap kritis yang mencerminkan risiko kesehatan generasi berikutnya.
Jika beberapa bahan kimia terdeteksi di dalam tubuh ibu hamil dan di tali pusar, berarti komponen tersebut telah diteruskan ke janin melalui tali pusat.
Para peneliti mengidentifikasi total 109 zat kimia dari sampel ini. Dan, menemukan 55 jenis zat yang belum pernah ada dalam tubuh manusia. Saat temuan ini dibandingkan dengan zat kimia yang sudah dikenal oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (Environmental Protection Agency. EPA). Selain itu, 42 jenis zat itu termasuk zat kimia misterius yang tidak diketahui sumber dan kegunaannya.
Bagaimana mungkin ada begitu banyak bahan kimia yang tidak diketahui berada dalam tubuh manusia ? Hal ini menurut peneliti sangat erat kaitannya dengan industri kimia dalam masyarakat modern.
Menurut Tracey J. Woodruff, salah seorang peneliti yang merupakan profesor Ilmu Obstetri, Ginekologi dan Reproduksi UCSF : “Bahan kimia ini mungkin sudah cukup lama berada dalam tubuh manusia, hanya saja baru mampu terdeteksi oleh kita karena adanya teknologi modern”.
Meskipun peneliti dapat menebak secara kasar komposisi kimianya, tetapi tujuan penelitian ini adalah membandingkan zat kimia yang terkandung dalam semua produk yang disediakan oleh produsen industri kimia untuk memastikan identitasnya. Meskipun banyak produsen sekarang tidak menerapkan komposisi pencatatan secara ketat.
Misalnya, studi tersebut menyebutkan bahwa produsen tidak lagi memperbarui spesifikasi komposisi fluorosurfaktan (PFAS) yang mereka gunakan. Hal ini menyebabkan para peneliti tidak mengetahui jenis senyawa apa yang mereka gunakan dalam bahan baru. Bahan-bahan ini banyak digunakan pada pembuatan karpet, kain pelapis dan lain sebagainya.
Studi ini mencantumkan kemungkinan asal-usul dari puluhan jenis zat kimia yang belum pernah muncul di tubuh manusia sebelumnya :
● 1 bahan yang digunakan dalam pestisida.
● 2 bahan kimia perfluorinated (PFAS) yang sering digunakan dalam pembuatan peralatan masak antilengket dan bahan tahan air.
● 10 jenis bahan plasticizer yang biasanya digunakan untuk pembuatan kantong kemasan makanan, piring kertas sekali pakai, peralatan listrik kecil dan sebagainya.
● 2 jenis bahan yang digunakan dalam produk kecantikan.
● 4 jenis yang merupakan golongan bahan kimia dalam kompetisi desain dan inovasi teknik (HPVC).
● Lebih dari 30 jenis komposisi yang tidak diketahui, tidak dapat ditemukan sumber informasinya, mungkin yang sering digunakan dalam pembuatan parfum, cat dan produk lainnya.
Tracey J. Woodruff mengatakan : “Ada begitu banyak komponen kimia yang tidak dapat kita tentukan penggunaan dan sumbernya. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Badan Perlindungan Lingkungan AS harus memperkuat pengawasan industri kimia melalui peraturan pemerintah, melaporkan senyawa yang digunakan dan penggunaannya”.
Sebagai seorang ilmuwan yang pernah bekerja untuk Badan Perlindungan Lingkungan AS, Woodruff mengatakan : “Bahan kimia ini diturunkan ke dalam tubuh generasi berikutnya melalui ibu. Ini berarti bahwa mereka akan terus diturunkan dari generasi ke generasi, dan menjadi masalah yang patut diwaspadai”. (Sin)