Para Politisi Swedia Minta Dubes Komunis Tiongkok Dideportasi Akibat Mengancam Jurnalis

oleh Luo Tingting

Baru-baru ini, H&M, sebuah merek pakaian Swedia mendapat serangan dari media corong Partai Komunis Tiongkok, tetapi ketika jurnalis Swedia membuat reportase tentang kasus tersebut justru mendapat ancaman dari Duta Besar Tiongkok untuk Swedia Gui Congyou. Para politisi Swedia tentu tidak senang dengan tindakan duta besar komunis Tiongkok ini dan menyerukan pengusirannya.

Pemerintah komunis Tiongkok telah diberi sanksi oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Inggris atas pelanggaran HAM di Xinjiang. Mungkin sebagai balas dendam, pemerintah komunis Tiongkok kemudian melancarkan serangan opini terhadap merek-merek internasional. Dikarenakan menolak menggunakan kapas Xinjiang,  menghasut rakyatnya untuk memboikot produk asing, seperti H&M, Nike, Adidas dan merek lainnya yang masuk dalam daftar boikot.

Jojje Olsson, seorang jurnalis Swedia yang ahli dalam urusan Tiongkok, telah mendapat ancaman dari Duta Besar Tiongkok untuk Swedia Gui Congyou. Itu karena menerbitkan beberapa artikel tentang H&M yang diserang oleh komunis Tiongkok.

Menurut media Swedia “Expressen”, bahwa pada 8 April, Jojje Olsson menerima email dari Kedutaan Besar Tiongkok untuk Swedia yang isinya meminta Olsson menghentikan penulisan laporan yang terkait boikot produk H&M. Bahkan, mengancamnya untuk menghadapi konsekuensi dari laporannya itu.

Jojje Olsson mengatakan bahwa dirinya tidak heran menerima email dari Kedutaan Besar Tiongkok, karena komunis Tiongkok telah berulang kali memintanya untuk menghentikan pemberitaan yang mengungkap pemerintah komunis Tiongkok. Namun, nada email kali ini lebih mengancam daripada email sebelumnya.

“Expressen” ingin menemui departemen yang menangani politik di Kedutaan Besar Tiongkok untuk menanyakan, apa konsekuensi yang akan dihadapi Jojje Olsson jika dia masih terus memberikan laporan yang dimaksud.

“Central News Agency” melaporkan bahwa, Kedutaan Besar Tiongkok menggunakan cara mengancam jurnalis dalam upaya untuk mempengaruhi kebebasan berbicara di Swedia.

You Ye, seorang wartawan lepas menyatakan dalam platform beritanya “Kinamedia”, bahwa dirinya pun berulang kali menerima ancaman dari Kedutaan Besar Tiongkok.

Lars Stroman, editor berita politik dari media “Nerikes Allehanda” juga setidaknya 3 kali, menerima ancaman dari kedutaan komunis Tiongkok di Swedia karena mewawancarai perwakilan Taiwan untuk Swedia Vincent Chin-Hsiang Yao dan menerbitkan laporan yang mengkritik pemerintah komunis Tiongkok tetapi mendukung Taiwan.

Menanggapi sikap kedutaan komunis Tiongkok yang tidak bersahabat, dua partai oposisi utama menuntut agar pemerintah Swedia mengusir Duta Besar Gui Congyou.

Juru bicara Partai Demokrat Swedia, Markus Wiechel mengatakan bahwa kasus ancaman yang dilakukan duta besar komunis Tiongkok terhadap para jurnalis, telah berlangsung selama beberapa tahun dan situasinya kian memburuk. Gui Congyou tidak diterima di sini dan berharap pemerintah Swedia mengambil tindakan terhadap pemerintah komunis Tiongkok.

Juru bicara Lars Adaktusson dari Partai Demokrat Kristen, juga mengatakan bahwa Gui Congyou harus dimasukkan ke dalam daftar tokoh yang tidak populer.

Partai politik lain yang menjadi oposisi juga menyatakan, ketidakpuasannya dengan upaya Kedutaan Besar Tiongkok untuk mempengaruhi kebebasan berbicara di Swedia. Partai Kiri pernah mengusulkan agar mengusir duta besar komunis Tiongkok tersebut. Ulf Kristersson, ketua Partai Moderat telah berulang kali meminta partai yang berkuasa untuk lebih keras dalam menghadapi pemerintah komunis Tiongkok.

Perwakilan Partai Sentral Kerstin Lundgren mengatakan bahwa jika pemerintah komunis Tiongkok ingin bergabung dengan pasar global, ia harus memahami bahwa ini ada harganya, Uni Eropa selama ini terlalu lemah dalam menghadapi negara komunis itu.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengatakan bahwa, mereka telah berkali-kali memanggil duta besar komunis Tiongkok untuk memintanya menghormati undang-undang Swedia tentang kebebasan berbicara. Jurnalis memiliki hak untuk bekerja dengan bebas. Ancaman terhadap jurnalis tidak dapat diterima oleh pemerintah Swedia.

“Central News Agency” melaporkan bahwa tindakan duta besar komunis Tiongkok, tidak akan memperbaiki hubungan bilateral antara Swedia dengan Tiongkok. Sebaliknya mengancam orang-orang di negaranya dan menjadi bumerang.

Gaya diplomasi ala serigala perang yang dipraktekkan para diplomat komunis Tiongkok telah membuat jijik komunitas internasional. Pada bulan Oktober 2020, ketika pemerintah Kanada memberikan suaka kepada para pengungsi dari Hong Kong. 

Cong Peiwu, Duta Besar Tiongkok untuk Kanada, mengeluarkan ucapan bernada ancaman, bahwa hal ini dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan 300.000 orang warga Kanada di Hong Kong.

Pernyataan Cong Peiwu membangkitkan kemarahan pemerintah Kanada dan partai-partai oposisi negara itu, mereka menuntut Cong minta maaf.  Jika tidak, pemerintah Kanada harus mendeportasinya. (sin)

FOKUS DUNIA

NEWS