53 Kru Kapal Selam KRI Nanggala 402 Dinyatakan Gugur

Tim penyelamat kapal selam Nanggala 402 menemukan benda-benda baru, termasuk pelampung, yang diyakini sebagai benda-benda yang berada di atas KRI Nanggala-402, yang berusia 44 tahun. Kapal yang hilang kontak pada 21 April itu, hendak bersiap untuk melakukan latihan penembakan torpedo.

“Berdasarkan bukti-bukti tersebut, dapat dikatakan KRI Nanggala telah tenggelam dan semua awaknya telah gugur,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kepada para wartawan di Bali, Minggu (25/4/2021).

Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono mengatakan para awak kapal tidak dapat disalahkan atas  kecelakaan tersebut.

“KRI Nanggala terbagi atas tiga bagian, yaitu lambung kapal, buritan kapal, dan bagian utama semuanya terpisah, di mana bagian utama ditemukan retak,” katanya.

Presiden Joko Widodo sebelumnya membenarkan penemuan tersebut di Laut Bali dan mengirimkan belasungkawa kepada keluarga para korban.

“Kami semua rakyat Indonesia mengungkapkan kesedihan yang mendalam atas tragedi ini, khususnya kepada keluarga awak kapal selam,” kata Presiden Joko Widodo. 

Tim pencari mengatakan pada 24 April bahwa mereka telah menemukan benda-benda termasuk  pecahan alas doa dan sebotol pelumas periskop di dekat   lokasi terakhir kapal selam yang diketahui. Temuan itu meyakinkan Angkatan Laut bahwa kapal telah retak.

Yudo Margono mengatakan pada 24 April bahwa pemindaian sonar telah mendeteksi objek mirip kapal selam di 850 meter, di luar jangkauan penyelaman Nanggala.

Lebih dari selusin helikopter dan kapal sedang mencari di daerah itu di mana  kontak terputus, bersama dengan Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, dan India yang memberikan bantuan.

Para penduduk kota Banyuwangi di Jawa Timur, yang menjadi tuan rumah pangkalan Angkatan Laut dari tempat operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan, bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia  menyerukan untuk mempercepat modernisasi kekuatan pertahanan Indonesia.

“Ini dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi pemerintah untuk memajukan teknologi militer Indonesia  dan berhati-hati dalam menggunakan teknologi, oleh karena itunyawa orang-orang dipertaruhkan,” kata seorang warga berusia 29 tahun, Hein Ferdy Sentoso.

Indonesia  telah berusaha untuk mengubah  kemampuan militernya, namun beberapa peralatan masih tua, dan ada peralatan yang berakibat kecelakaan-kecelakaan yang fatal dalam beberapa tahun terakhir.

Indonesia memiliki lima kapal selam sebelum kecelakaan terakhir ini. Dua kapal selam buatan Jerman Tipe 209 termasuk Nanggala dan tiga kapal selam buatan Korea Selatan yang lebih baru. (Vv)

Video Rekomendasi :

FOKUS DUNIA

NEWS