Menlu Bangladesh Lontarkan Tanggapan Pedas atas Ulah Komunis Tiongkok Ikut Mengatur Kebijakan Luar Negeri Negaranya

oleh Zhang Ting

Duta Besar Tiongkok untuk Bangladesh Li Jiming pada Senin 10 Mei mengatakan bahwa, jika Bangladesh bergabung dalam Quad yang terdiri dari negara Amerika Serikat, India, Jepang dan Australia, maka hubungan bilateral antara Bangladesh dengan komunis Tiongkok akan menghadapi “kerugian yang signifikan”.

Li Jiming juga mencoba untuk membujuk Bangladesh dengan mengatakan bahwa, komunis Tiongkok akan memberikan lebih banyak dukungan kepada Bangladesh dalam memerangi epidemi. Saat ini, sekitar 775.000 orang di Bangladesh telah terinfeksi virus komunis Tiongkok (COVID-19) dan 12.000 orang telah meninggal dunia karenanya.

Menteri Luar Negeri Bangladesh, A.K. Abdul Momen menanggapi ucapan Li Jiming dengan menyatakan bahwa Bangladesh tidak puas terhadap ancaman komunis Tiongkok itu. 

“Kita adalah negara berdaulat yang merdeka. Kita memutuskan kebijakan luar negeri kita sendiri. Negara mana pun dimungkinkan untuk mempertahankan sikapnya sendiri. Tetapi kita akan membuat keputusan berdasarkan kepentingan rakyat dan negara Bangladesh”, kata Abdul Momen.

Menlu Abdul Momen mengatakan bahwa, negara-negara anggota Quad belum menghubungi Bangladesh untuk membahas soal penggabungan dengan aliansi tersebut. Ini membuat orang bertanya-tanya mengapa duta besar komunis Tiongkok mengajukan pertanyaan ini lebih awal. Momen mengatakan bahwa ucapan Li Jiming itu tidak tepat.

Diplomasi Serigala Perang pemerintah komunis Tiongkok jelas mengejutkan Bangladesh. Abdul Momen mengatakan bahwa tidak biasanya komunis Tiongkok ikut-ikutan untuk mencampuri urusan nasional Bangladesh. “Kita tidak mengharapkan rezim Beijing melakukan hal ini”, tegas Menlu.

QSD atau Quad yang beraliansi untuk melawan pemerintah komunis Tiongkok membuat Beijing merasa ketakutan. Karena itu Li Jiming mengatakan bahwa dalam pandangan Beijing, Quad adalah aliansi yang terutama menentang kebijakan komunis Tiongkok, itulah sebabnya Jepang bergabung dengan aliansi tersebut. Li juga memperingatkan Bangladesh bahwa Beijing tidak menghendaki negara itu bergabung dengan aliansi tersebut.

Sampai sekarang belum jelas mengapa pejabat komunis Tiongkok mengarahkan tudingan ke Bangladesh dan Quad. Dalam sebuah pertemuan video para pemimpin Quad pada bulan Maret tahun ini, Presiden AS Biden mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, aliansi tersebut akan menjadi platform penting dalam kerja sama negara anggota di kawasan Indo-Pasifik. (sin)

FOKUS DUNIA

NEWS