Nicole Hao
Pemimpin partai Komunis Tiongkok Xi Jinping memperkuat kendalinya atas para pejabat Partai Komunis Tiongkok dan masyarakat luas, dengan mendirikan lembaga-lembaga di seluruh negeri untuk menyebarkan dogma eponim miliknya — yang dikenal sebagai “Pikiran Xi Jinping.”
Sejak menjadi pemimpin terpenting Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2012, Xi Jinping beralih ke memusatkan kekuasaan dan mendorong sebuah kultus kepribadian, bergema kembali ke penguasa pertama Partai Komunis Tiongkok Mao Zedong, kata para analis. Sebuah rencana dari strategi ini adalah penyebaran ideologi politik Xi Jinping sendiri, secara resmi disebut “Pemikiran Xi Jinping untuk Sosialisme dengan Karakteristik Tiongkok untuk sebuah Era Baru.”
Konsep tersebut pertama kali diuraikan dalam sebuah pidato yang diberikan oleh Xi Jinping selama Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok pada tahun 2017, di mana doktrin tersebut diabadikan dalam konstitusi Partai Komunis Tiongkok–—menjadikan Xi Jinping sebagai pemimpin pertama sejak Mao Zedong memiliki sebuah ideologi yang membawa namanya untuk diadopsi ke dalam piagam Partai saat Mao Zedong masih menjabat.
Pemikiran Xi Jinping, dikemas dalam sebuah kumpulan tulisan dan “pidato-pidato penting” yang diberikan oleh Xi Jinping, yang menyerukan untuk secara drastis memajukan kekuatan ekonomi dan teknologi Tiongkok pada tahun 2035.
Pemikiran Xi Jinping juga membayangkan militer “kelas dunia” yang dapat menandingi angkatan bersenjata Amerika Serikat pada pertengahan abad.
Tujuan akhirnya adalah mengubah Tiongkok menjadi sebuah “negara sosialis modern yang hebat” pada tahun 2049—–peringatan 100 tahun Partai Komunis Tiongkok berkuasa.
Sejak lahirnya ideologi Xi Jinping, lembaga-lembaga penelitian mendedikasikan untuk penelitiannya dan promosi telah disiapkan di lebih dari 20 universitas di seluruh Tiongkok. Mata kuliah juga sudah menjadi pembelajaran wajib bagi para mahasiswa di puluhan perguruan tinggi dan universitas. Rezim Tiongkok bahkan, telah merilis sebuah aplikasi seluler yang mengajarkan Pemikiran Xi Jinping, yang disebut-sebut sebagai salah satu aplikasi seluler yang paling populer.
Para pejabat Partai Komunis Tiongkok juga telah diperintahkan untuk mempelajari Pikiran Xi Jinping. Untuk mencapai hal ini, rezim Tiongkok telah menyiapkan ratusan lembaga-lembaga Pikiran Xi Jinping di seluruh Tiongkok dari kota-kota besar hingga desa-desa, yang berjauhan untuk menanamkan ideologi tersebut pada semua pejabat, menurut bocoran dokumen-dokumen pemerintah baru-baru ini diperoleh The Epoch Times.
Dokumen-dokumen tersebut, yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi di barat daya Tiongkok, Provinsi Guangxi, mengungkap cara kerja lembaga-lembaga Pikiran Xi Jinping dan luasnya jangkauan geografis lembaga-lembaga Pikiran Xi Jinping, informasi yang sebelumnya tidak diungkapkan secara umum oleh rezim Tiongkok.
“[Semua pejabat] harus secara sadar menggunakan Pemikiran Xi Jinping untuk Sosialisme dengan Karakteristik Tionghoa untuk sebuah Era Baru untuk mempersenjatai pikiran anda, latihan panduan anda, dan memajukan tugas-tugas anda,” demikian pemerintah regional Guangxi memerintahkan para pejabat dalam sebuah dokumen bocor yang dikeluarkan pada 15 Juli 2018.
Para pejabat yang berpangkat lebih tinggi juga ditugaskan untuk memantau kemajuan pembelajaran para pejabat, yang mana berpangkat lebih rendah mengenai Pemikiran Xin Jinping, dokumen-dokumen tersebut menunjukkan.
Lembaga-Lembaga Pemikiran Xi Jinping
Menurut sebuah dokumen internal pemerintah Provinsi Guangxi yang dikeluarkan pada November 2019, rezim Tiongkok mulai menggelar lembaga-lembaga Pemikiran Xi Jinping pada Juli 2018.
Dokumen itu mengatakan bahwa Guangxi, yang berpenduduk sekitar 50 juta, telah mendirikan 138 lembaga-lembaga Pemikiran Xi Jinping di kota-kota, distrik-distrik dan kantor-kantor pemerintah di wilayahnya. Lembaga-lembaga tersebut secara resmi disebut “Pusat Praktik Peradaban Era Baru.”
Sementara itu, 21.294 stasiun yang mengajarkan pemikiran Xi Jinping, yang secara resmi disebut “Stasiun Latihan Peradaban Era Baru,” didirikan di desa, kota kecil, dan lingkungan sekitar Guangxi.
Dokumen lain dari bulan Juli 2018 merinci bagaimana pusat-pusat tersebut harus dijalankan. Dokumen itu mengatakan bahwa, pusat-pusat tersebut harus memperlakukan ajaran pemikiran Xi Jinping sebagai “tugas terpenting”. Bahkan, bekerja untuk menyebarkan pemikiran tersebut secara mendalam dan mengklarifikasi kebermaknaan sejarahnya.
Pusat-pusat tersebut diinstruksikan untuk mengatur ruang-ruang kelas yang cukup besar untuk menampung 100 orang, mencetak materi-materi pembelajaran dan mendistribusikannya ke seluruh pejabat, mengatur uji-uji, dan mengatur kegiatan-kegiatan setidaknya sekali seminggu.
Dokumen tersebut tidak hanya meminta para pejabat untuk mempelajari pemikiran Xi Jinping, tetapi juga memerintahkan para pejabat untuk menyebarkan ideologi tersebut melalui media dan platform -platform media sosial seperti melalui video dan pesan.
Stasiun-Stasiun Pemikiran Xi Jinping yang berjalan di komunitas-komunitas yang lebih kecil, sementara itu, diperintahkan dalam sebuah dokumen bulan Mei 2018 untuk mengatur pembelajaran dalam format-format yang disukai orang-orang, seperti seminar, lingkaran belajar, kompetisi, dan kuis. Stasiun-Stasiun Pemikiran Xi Jinping juga didorong untuk mengorganisir kelas-kelas di rumah, tanah pertanian, atau pabrik-pabrik milik orang-orang.
Stasiun-stasiun tersebut juga diminta untuk mengubah aspek-aspek Pemikiran Xi Jinping menjadi lagu-lagu yang dapat dinyanyikan oleh penduduk setempat. Para pejabat ditugaskan untuk memastikan setiap penduduk di desa atau lingkungan sekitar, mempelajari ideologi dengan cara melacak kemajuan belajar mereka.
Mempelajari Sejarah Partai Revisionis
Menjelang seratus tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok pada 1 Juli, rezim Tiongkok memulai kampanye nasional untuk mempelajari sejarah Partai Komunis Tiongkok, seperti yang ditafsirkan oleh Xi Jinping.
Dua buku yang baru diterbitkan yang menandai Xi Jinping sebagai penulisnya, “Sebuah Ringkasan Sejarah Partai Komunis Tiongkok” dan “Mengenai Sejarah Partai Komunis Tiongkok,” menutupi kekejaman-kekejaman yang dilakukan selama pemerintahan Mao Zedong serta memuliakan pencapaian dan ideologi yang dianut oleh Xi Jinping.
Dalam sebuah dokumen April, pemerintah daerah Guangxi memerintahkan semua pejabat untuk mempelajari sejarah versi terbaru ini, dengan membaca dua buku ini serta membaca beberapa buku resmi Xi Jinping lainnya.
Dokumen tersebut juga mengatur 15 tim inspeksi tingkat provinsi untuk memantau para pejabat yang bekerja di berbagai departemen pemerintah, universitas, stasiun televisi, surat kabar, radio, akademi, asosiasi, perusahaan BUMN, dan pemerintah kota. Tim-tim tersebut ditugaskan untuk memeriksa kemajuan belajar para pejabat, serta menguji mereka.
“[Tim-tim inspeksi] perlu berkeliling [departemen-departemen pemerintah yang berpangkat lebih rendah] dan membimbing [para pejabat], memeriksa departemen-departemen tersebut secara acak, melakukan penyelidikan dengan berbicara dengan orang-orang yang berbeda, dan mengamati [para pejabat yang berpangkat lebih rendah] sedang belajar,” kata dokumen itu.
Pada Maret, lebih dari 100 pejabat di berbagai departemen di pemerintah Provinsi Guangxi, membagikan pembelajaran utamanya dari kelasnya mengenai Pemikiran Xi Jinping, menurut dokumen itu. Dalam berbagi hal ini, semua pejabat mengungkapkan kesetiaannya kepada Xi Jinping dan pemerintahan Xi Jinping.
Huang Jinqiu (samaran), seorang jurnalis senior di Tiongkok Daratan, mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin, bahwa para pejabat tidak punya pilihan selain menyatakan kesetiaan kepada Xi Jinping.
“Sudah menjadi kebudayaan Partai Komunis Tiongkok bahwa semua pejabat harus mengekspresikan kesetiaannya kepada Xi Jinping dan Partai Komunis Tiongkok di depan umum,” kata Huang Jinqiu.
Huang Jinqiu berkata bahwa para pejabat Tiongkok berupaya keras untuk menggambarkan bahwa “mereka sangat kiri, mereka sangat setia, dan mereka mendukung aturan Partai Komunis Tiongkok untuk melindungi diri dari keberadaan diselidiki atau dipecat.”
“Tidak peduli seberapa korupnya anda, anda akan aman jika anda setia kepada Xi Jinping,” tambah Huang Jinqiu. (sin)