Li Zhaoxi
Sebuah sumber dari Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengatakan kepada Asia Times Hong Kong, bahwa lebih dari 2.000 keluarga Uighur baru-baru ini memasuki Pakistan secara ilegal. Sebagian besar dikarenakan penindasan Komunis Tiongkok.
Untuk diketahui, Komunis Tiongkok menempatkan lebih dari 1 juta orang Uighur di kamp yang diklaim “kamp pendidikan ulang.” Kritikus menegaskan kamp tersebut sejatinya adalah tempat penahanan tersembunyi.
Pihak berwenang Pakistan mengungkapkan, bahwa pihak Tiongkok menyatakan keprihatinan etnis Uighur mungkin bergabung dengan “Gerakan Islam Turkistan Timur” (ETIM, disebut sebagai “Gerakan Islam Timur”) yang berusaha mendirikan negara merdeka di Xinjiang, serta organisasi lain yang menargetkan wilayah tersebut.
Seorang pejabat senior imigrasi Pakistan yang meminta tidak disebutkan namanya mengungkapkan, bahwa sebagai tanggapan terhadap “tekanan besar” Komunis Tiongkok untuk mengusir pengungsi Uighur, badan keamanan dan polisi Pakistan baru-baru ini diberi wewenang untuk memburu para pengungsi ini.
“Pihak berwenang mulai mengumpulkan data biometrik dari semua orang Uighur yang tinggal di Pakistan untuk mengetahui secara pasti berapa banyak orang Uighur yang berimigrasi dari Tiongkok,” kata pejabat itu.
Otorita setempat baru-baru ini, membagikan kuesioner untuk mengumpulkan informasi tentang “keyakinan agama dan sejarah keluarga” keluarga Uighur. Tujuannya, untuk mengidentifikasi imigran baru dari Xinjiang.
Menurut laporan, sebagian besar Uyghur yang baru-baru ini melarikan diri dari Tiongkok menyamar dan menetap di lokasi rahasia di daerah padat penduduk di Pakistan. Tujuannya, untuk menghindari deteksi resmi.
Dari tahun 1950 hingga 1970, Pakistan selalu menjadi tempat berlindung yang aman bagi para imigran Uighur, tetapi berbalik arah pada 1990-an.
Dari tahun 1997 hingga 2016, Pakistan mengekstradisi sekitar 35 mahasiswa dan etnis Uighur. Menurut Amnesty International, kebanyakan dari mereka dieksekusi oleh otoritas Komunis Tiongkok.
Abbas Rahim, seorang pedagang sutra Pasar Rawalpindi Tiongkok di Pakistan dan seorang Uyghur yang berimigrasi ke Pakistan pada tahun-tahun awal, mengatakan bahwa sejak Komunis Tiongkok memperluas inisiatif “belt and road” ke Pakistan, situasi Rakyat Uighur Pakistan menjadi lebih sulit.
Sejak tahun 2015, Pakistan bekerja sama dengan Komunis Tiongkok untuk membangun Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC) senilai US$60 miliar. Proyek ini bagian penting dari inisiatif “belt and road” Komunis Tiongkok. Sejak itu, sikap Pakistan terhadap Uighur mengalami perubahan.
Rahim berkata: “Pihak berwenang Pakistan mendeportasi ratusan anggota komunitas kami ke Tiongkok, di mana kami mengetahui banyak orang dieksekusi oleh tentara Tiongkok, banyak yang dikirim ke kamp konsentrasi untuk diindoktrinasi, banyak yang hilang setelah dikirim kembali ke Tiongkok. Mereka diuber-uber, kami menduga petugas memilih mereka dan menyerahkannya kepada pihak berwenang Tiongkok.”
Rahim juga mengatakan bahwa, otoritas Pakistan baru-baru ini menutup sekolh, pusat komunitas, dan pendidikan keagamaan etnis Uighur karena tekanan kuat dari Komunis Tiongkok. (hui)