Media AS Ungkap Pejabat Tinggi Partai Komunis Tiongkok yang Membelot ke AS

Li Yun

Berdasarkan artikel yang ditulis pada (4/6/2021) oleh Tucker Carlson, host utama media Amerika Serikat “Fox News”, menyebutkan tentang kisah kebocoran laboratorium Wuhan kini menjadi lebih menarik. Dikarenakan teman-temannya yang bekerja di media konservatif “Negara Merah”, menerima berita dari komunitas intelijen Amerika. Laporan itu menyebutkan adanya seorang pejabat pembelot Tiongkok tingkat tertinggi dalam sejarah telah tiba di Amerika Serikat.

Komunitas intelijen itu mengatakan bahwa pembelot Tiongkok telah bekerja sama dengan Badan Intelijen Pertahanan Nasional (DIA) selama 3 bulan. Hasilnya, secara langsung mengungkapkan “program senjata khusus” Komunis Tiongkok ke Amerika Serikat, termasuk “program senjata biologis” dan “virus corona.” .

Berita ini juga diverifikasi oleh reporter pemenang Penghargaan Emmy Amerika, Adam Housley, yang mengatakan bahwa Komunis Tiongkok sedang mempercepat penciptaan varian dari kelelawar untuk menutupi kegagalan laboratorium mereka.

Komunitas intelijen mengatakan bahwa Badan Intelijen Pertahanan AS, tidak melaporkan pembelot itu. Akan tetapi menyelamatkannya di dalam Badan Intelijen Pertahanan untuk perlindungan rahasia. Pimpinan Badan Intelijen Pertahanan Nasional percaya bahwa FBI, Badan Intelijen Pusat (CIA) dan lembaga terkait lainnya, semuanya memiliki mata-mata Komunis Tiongkok.  Jadi, mereka mencoba segala cara untuk mencegah CIA dan Departemen Luar Negeri menghubungi orang ini.

Institut Penyakit Menular Medis Angkatan Darat AS (USAMRIID) juga mengkonfirmasi kepada Badan Intelijen Pertahanan AS, bahwa informasi yang diberikan oleh pembelot Tiongkok adalah informasi “sangat teknis”.

Adam Housley mentweet bahwa agen intelijen AS mengungkapkan bahwa, Komunis Tiongkok mencoba membuat berbagai varian virus. Tak lain, menciptakan kesan bahwa “virus itu berasal dari kelelawar.”  Tujuannya, untuk menyembunyikan fakta bahwa virus itu sebenarnya berasal dari laboratorium. Orang-orang berpikir bahwa virus itu secara tak sengaja bocor, tetapi sebenarnya Komunis Tiongkok membiarkannya menyebar luas.

Housley mengatakan bahwa sekarang Direktur Investigasi Federal AS Christopher Wray, tidak tahu bahwa ada pembelot Tiongkok ini pada awalnya, dan unit intelijen yang menguasai pembelot ingin memastikan bahwa mereka menerima informasi yang diperlukan terlebih dahulu.

(tangkapan layar Twitter)

Epidemi virus Komunis Tiongkok meledak di Wuhan pada akhir tahun 2019. Komunis Tiongkok menyembunyikan dan berbohong, dapat dicegah dan dikendalikan dan tidak akan menyebar dari orang ke orang. Bahkan, menekan pelapor epidemi, yang menyebabkan penyebaran epidemi dengan cepat ke seluruh dunia. 

Sejauh ini, setidaknya 3,7 juta jiwa meninggal dunia, lebih dari 170 juta orang  terinfeksi. Selain itu, hampir 600.000 orang meninggal dunia di Amerika Serikat.

Investigasi yang Diblokir Orang Dalam Deplu AS tentang Asal Usul Virus

Pada awal April 2020, Presiden Trump, Menteri Luar Negeri Pompeo, dan Senator Tom Cotton pada saat itu,  semuanya secara terbuka menunjukkan bahwa virus itu mungkin telah bocor dari Institut Virologi Wuhan. Kemudian diminta penyelidik independen untuk mengunjungi Institut Penelitian Virus Wuhan dan catatan eksperimentalnya.

Namun demikian, Komunis Tiongkok masih menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan atau memberikan informasi yang relevan. 

Pada 3 Juni, Pompeo mengkonfirmasi kepada “Epoch Times” berbahasa Inggris, bahwa ketika dia mencoba mencari tahu bagaimana virus Komunis Tiongkok menyebar dari Tiongkok ke Amerika Serikat, dia menghadapi tantangan sengit dari dalam pemerintahan AS.

Sebelum meninggalkan kantor, Pompeo mengeluarkan pernyataan pada 15 Januari yang menyatakan bahwa, para peneliti di Institut Virologi Wuhan telah mengembangkan gejala virus beberapa bulan sebelum virus menyebar. 

Lembaga tersebut melakukan eksperimen peningkatan fungsional dan menanyakan, apakah dana pembayar pajak AS mungkin disalahgunakan untuk proyek-proyek rahasia militer Tiongkok dari lembaga tersebut.

Pompeo mengatakan bahwa, bahkan jika dia membuat pernyataan ini pada saat itu, itu sangat sulit. 

Pompeo menuturkan : “Saya mulai menyadari pada akhir tahun 2020 bahwa kepercayaan kami pada titik-titik data yang dirilis pada pertengahan Januari telah berlipat ganda. Waktu berlalu, dan saya berusaha untuk berjuang di dalam Dewan Negara dan bahkan dalam skala yang lebih luas.”

Dia memperkenalkan bahwa kendala utama pada saat itu adalah, bahwa bukti penting ada di tangan badan intelijen AS. Apalagi, badan-badan ini menentang bukti tersebut dirilis ke publik.

Robert Redfield, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, (CDC) mengatakan kepada CNN pada bulan Maret, bahwa beberapa rekannya bahkan mengeluarkan ancaman pembunuhan kepadanya. Itu setelah dia mendukung berita adanya virus dari kebocoran laboratorium.

Laporan: ada pejabat Gedung Putih mencegah penyelidikan virus Komunis Tiongkok

Majalah media AS “Vanity Fair” baru-baru ini, menerbitkan laporan investigasi hampir 12.000 kata yang mengungkapkan bahwa selama masa Trump, pejabat Gedung Putih memperingatkan para pemimpin internal untuk tidak menyelidiki asal usul virus. Jika tidak, “botol penuh belatung dapat dibuka. ” 

Setidaknya empat mantan pejabat Gedung Putih mengatakan, mereka telah diperingatkan untuk tidak menyelidiki asal usul virus Komunis Tiongkok.

Laporan investigasi juga menyatakan bahwa konflik kepentingan di Amerika Serikat adalah, salah satu alasan penting untuk mencegah pelacakan asal muasal virus Komunis Tiongkok.

Menurut catatan publik sebelumnya, pada awal 2012, Institut Kesehatan Nasional dan yayasan nirlaba “Aliansi Kesehatan Ekologis”, menggunakan pajak AS untuk mendanai sebagian dari penelitian peningkatan fungsi yang dilakukan oleh Institut Virologi Wuhan.

Menurut laporan survei, dalam lima tahun terakhir, “Aliansi Kesehatan Ekologis” telah menerima 3,4 juta dolar AS dana penelitian dari National Institutes of Health, dimana hampir 600.000 dolar AS telah dialokasikan oleh organisasi tersebut ke Institut Wuhan untuk ” penelitian akuisisi fungsional. Setiap langkah dari faktor-faktor ini, menghalangi penyelidikan asal-usul virus Komunis Tiongkok.

Pada akhir Mei tahun ini, Biden memerintahkan badan intelijen AS untuk menyelidiki asal usul virus dan menyerahkan laporan investigasi dalam waktu 90 hari. 

Pada saat yang sama, 17 laboratorium nasional di bawah Kementerian Energi diminta untuk membantu badan intelijen dalam menyelidiki secara menyeluruh, apakah virus tersebut  bocor dari laboratorium di Tiongkok.

Banyak media AS mengungkapkan bahwa Biden  mengesampingkan kemungkinan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan. Bahkan, sejumlah besar bukti yang dimiliki oleh pejabat intelijen mendorong Biden untuk mengubah sikapnya. (hui)