Xiong Bin dan Huang Yuning – NTD
Pada 1 Juli mendatang adalah peringatan HUT berdirinya Partai Komunis Tiongkok. Tanggal tersebut menjadi hari-hari yang paling sensitif di daratan Tiongkok.
Partai Komunis Tiongkok bak berhadapan dengan musuh, meluncurkan sejumlah operasi pengawasan dan penyensoran percakapan online dalam skala besar.
Sejumlah laporan menyebutkan banyak pemohon petisi dan orang-orang yang dilabeli pembangkang diawasi secara ketat. Kini kebebasan pribadi warga Tiongkok semakin dibatasi bahkan dijebloskan ke penjara hitam.
Pada 8 Juni 2021, misalnya pemohon petisi dari Shanghai, Tong Liya mengatakan kepada NTD bahwa suaminya, Han Zhongming, tak bisa lagi dihubungi setelah keluar rumah pada 2 Juni pukul 17.00 waktu setempat.
Saksi mata mengatakan, dia diserang oleh seorang penjaga keamanan berpakain preman yang dikirim oleh Pemerintah kotapraja Sanlim. Dia sempat menelepon polisi, tapi ponselnya sudah masuk daftar hitam. Hingga kini keberadaannya masih belum diketahui.
Tong Liya menuturkan, suaminya pergi keluar untuk membeli barang-barang, dia kemudian dicegat di pintu rumah dan dibawa pergii. Ada orang yang mengatakan kepadanya, bahwa mereka yang menangkap suaminya bukan polisi. Tampaknya penjaga keamanan hitam yang dikirimkan untuk menangkapnya. Ketika suaminya ditangkap, kepalanya ditutupi dengan kain hitam. Tak diketahui di bawa ke mana.
Para tetangganya mengatakan, para aparat tersebut secara diam-diam mengawasi mereka sudah sejak lama. Akan tetapi, Tong Liya dan suaminya tidak mengetahuinya. Dikarenakan, pada 1 Juli adalah peringatan 100 tahun berdirinya HUT Partai Komunis Tiongkok. Aparat hitam tersebut diyakini sengaja menangkapnya lebih awal.”
Selain itu, sejumlah pemohon petisi di Chongqing lenyap tanpa jejak, termasuk Wei Wenyuan, Zhao Anxiu, Tang Yunshu, dan Zou Qun.
Seorang pemohon petisi dari Chongqing, Guo menuturkan, “Jika Anda gagal tidak dapat menghubunginya pasti kehilangan hubungan, atau hubungan dibatasi. Kami tidak diperkenankan keluar rumah dan tidak boleh meninggalkan distrik, atau tidak dapat keluar dari distrik ini. Dikarenakan, ada orang yang mengawasi.”
Gao mengatakan, Ada orang yang tidak dapat dihubungi pasti mereka telah ditangkap di Beijing. Dikarenakan, ponsel mereka pasti disita aparat di Kantor Beijing. Mereka kemudian membawanya kembali ke daerah setempat Chongqing dan disembunyikan di rumah pertanian atau hotel. Mereka sendiri tak mengetahuinya.”
Wu Lijuan, seorang pemohon petisi dari Hubei, menyebutkan dirinya dicegat di stasiun kereta api, ketika ia masuk ke Beijing tiga kali berturut-turut.
Wu Lijuan, seorang pemohon dari Hubei mengatakan, para pemohon petisi di seluruh negeri dan tokoh sensitif lainnya semuanya di bawah pengawasan. Mereka tidak diizinkan keluar rumah, tidak diizinkan pergi ke Beijing. Pada 3 Juni, setelah naik kereta, ia dicegat oleh petugas. Di loket tiket biro kereta api, mereka dengan jahat meminta dirinya untuk membeli kelas bisnis seharga 914 Yuan. Setelah membeli tiket bisnis kelas satu, ia masih dicegat saat masuk ke stasiun.”
Selain itu, beberapa netizen daratan mengungkapkan bahwa sejak 4 Juni, rezim Komunis Tiongkok melarang percakapan online. Terungkap banyak akun WeChat, grup WeChat diblokir, dan netizen meluapkan keluhannya. (hui)