Li Zhaoxi
Pasien dengan virus Komunis Tiongkok (COVID-19) telah lama menghadapi berbagai komplikasi. Sedangkan varian Delta atau B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India diketahui menyebabkan situasi baru.
Dokter India menemukan, virus varian ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gangren atau kematian jaringan tubuh hingga gangguan pendengaran dan sakit maag yang parah.
Varian Delta sudah menyebar ke lebih dari 60 negara dalam enam bulan terakhir. Akibatnya memicu banyak negara untuk mengeluarkan larangan bepergian.Â
Berdasarkan bukti permulaan, varian ini mendominasi di Inggris dan Skotlandia, dengan risiko masuk rumah sakit yang lebih tinggi.
Didorong oleh varian Delta, tingkat infeksi Inggris meledak. Memaksa Inggris kembali mempertimbangkan rencana untuk membuka blokir pada akhir bulan ini. Sebuah laporan lokal menunjukkan bahwa jadwal pembukaan mungkin tertunda dua minggu lagi.
Abdul Ghafur, seorang dokter penyakit menular di Rumah Sakit Apollo di Chennai, India selatan, mengatakan: “Tahun lalu, kami pikir telah belajar tentang musuh baru kami, tetapi sudah berubah. Virus ini menjadi sangat tidak terduga.”
Ghafur menambahkan, ia kini melihat lebih banyak pasien diare dibandingkan dengan gelombang pertama. Menurut enam dokter yang merawat pasien virus Komunis Tiongkok di seluruh India, pasien pneumonia Komunis Tiongkok sekarang memiliki berbagai gejala, termasuk maag, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, gangguan pendengaran, dan nyeri sendi.
Ganesh Manudhane, seorang ahli jantung di Mumbai, mengatakan bahwa, beberapa pasien memiliki gejala mikrotrombosis dan bahkan gangren pada kasus yang parah. Dalam dua bulan terakhir, ia merawat 8 pasien dengan komplikasi trombotik di “Seven Hills Hospital”. Dua diantaranya harus diamputasi jari tangan atau kaki. Manudhane menambahkan, hanya ada tiga hingga empat kasus seperti itu yang ditemui pada tahun lalu. Kini berkembang menjadi satu kasus per minggu.
Staf medis mengatakan, jika gangren tidak diobati dalam waktu 24 jam, kemungkinan bertahan hidup akan turun hingga 50%.
Menurut situs British National Medical Service System, gangren adalah penyakit serius, dan hilangnya suplai darah dapat menyebabkan kematian jaringan tubuh. Buruknya dapat memengaruhi seluruh bagian tubuh, tetapi biasanya dimulai di jari kaki, kaki, jari tangan, dan tangan.
Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan, Hetal Marfatia mengatakan bahwa beberapa pasien di India juga melaporkan kehilangan pendengaran, pembengkakan di sekitar leher dan tonsilitis parah karena efek dari varian Delta. Dia mengatakan bahwa pada gelombang kedua epidemi, “setiap orang menunjukkan gejala yang berbeda.”
Meski epidemi di India mulai mereda, varian Delta aktif di tempat lain, termasuk Taiwan, Singapura, dan Vietnam.
Ilmuwan dan politisi Jerman, Karl Lauterbach mengatakan pada Selasa (8/6/2021), bahwa dalam beberapa bulan mendatang, varian Delta juga dapat menjadi lebih umum di Jerman. (hui)