Wang Xiang
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis (10/6/2021) menggambarkan kurangnya saluran komunikasi antara eksekutif puncak Tiongkok dan Amerika Serikat—umumnya dikenal sebagai telepon merah—sebagai “masalah kritis”.
Pada sidang anggaran pertahanan yang diadakan oleh Komite Senat Angkatan Bersenjata, Senator dari Negara bagian Maine, Angus King membandingkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok dengan awal Perang Dunia I.
Dia mengatakan bahwa, situasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok seperti adegan yang digambarkan dalam karya sejarawan Barbara Tuchman pemenang Nobel Pulitzer “August Gunshots,” yaitu tentang Awal dari Perang Dunia Pertama. Pewaris takhta Kekaisaran Austro-Hungaria dibunuh pada Juni 1914, dan konflik bersenjata pecah dengan cepat, sebagian karena kurangnya mekanisme untuk meredakan ketegangan.
Mantan Gubernur Negara Bagian Maine itu bercanda bahwa ada 11 terjemahan bahasa Mandarin dari “August Gunshots” di Amazon.com, “Saya pikir saya mungkin akan membeli beberapa dan memberikannya kepada Politbiro di Beijing.”
Dia mengatakan, dirinya percaya bahwa salah satu risiko paling serius yang dihadapi Amerika Serikat saat ini adalah konflik yang tidak disengaja dengan Tiongkok — semacam konflik di Laut China Selatan dan Selat Taiwan — dan bahaya konflik tak terduga ini meningkat tajam.
King berkata: “Yang membuat saya khawatir adalah bahwa kami tampaknya tidak memiliki hotline yang efektif dengan Tiongkok (Komunis Tiongkok),” dan kami memiliki kontak langsung dengan Tiongkok di tingkat Presiden atau Menteri Pertahanan.
Ia mengatakan dirinya mengerti bahwa Tiongkok enggan melakukannya, tetapi ia percaya ini … harus menjadi prioritas untuk keamanan nasional.
Ketika King bertanya apakah mempertahankan kontak yang lebih baik dengan Tiongkok pada dua tingkat ini akan menjadi cara penting untuk mengurangi risiko eskalasi konflik yang tidak disengaja, Austin menjawab: “Saya sepenuhnya setuju dengan Anda.”
Austin juga menambahkan :“Ketika pihaknya melihat beberapa perilaku agresif Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik, ia khawatir bahwa sesuatu yang mungkin memicu krisis akan terjadi. Ia berpikir… untuk sekutu AS, atau lawan potensial.
Austin juga setuju dengan kekhawatiran yang disampaikan senator Angus King dan sepenuhnya setuju dengan pandangannya. Karena hal Ini sangat penting.
Pada persidangan, Austin berulang kali ditanyai oleh senator, tentang penilaiannya tentang niat Komunis Tiongkok dan apakah Amerika Serikat telah melakukan cukup banyak untuk melawan Komunis Tiongkok dan memenangkan perang.
Austin menjawab : “Ia sepenuhnya percaya bahwa tujuan mereka adalah untuk mengendalikan Indo-Pasifik. Austin juga percaya bahwa mereka bercita-cita menjadi negara dominan atau dominan di dunia. Oleh karena itu, Austin berpikir mereka bekerja keras untuk mencapai tujuan ini.”
Banyak media Barat melaporkan pada akhir Mei lalu, bahwa sejak pemerintahan Biden menjabat pada Januari, pejabat tinggi militer Amerika Serikat dan Tiongkok tidak pernah melakukan panggilan telepon. Komunikasi krisis terbaru antara pejabat militer kedua negara terjadi pada akhir tahun lalu.
Lloyd Austin telah mengundang tiga kali untuk berdialog dengan Xu Qiliang, wakil ketua Komisi Militer Komunis Tiongkok, anggota Politbiro, dan perwira militer Komunis Tiongkok berpangkat tinggi, tetapi semuanya ditolak oleh pihak Tiongkok.
Pemerintahan Biden percaya bahwa karena meningkatnya ketegangan di kawasan Samudra Hindia, dialog antara Austin dan Xu Qiliang menjadi sangat penting.
Ada semakin banyak kontak dekat antara tentara Tiongkok dan Amerika, terutama di Laut China Selatan, di mana angkatan laut dan angkatan udara Tiongkok terlibat dalam kegiatan agresif di dekat Taiwan. Zona Taiwan diakui sudah menjadi daerah yang berbahaya terkait konflik.
Pejabat AS telah lama berusaha untuk menjaga saluran komunikasi secara terbuka dengan rekan-rekan Tiongkok mereka, sehingga mereka dapat meredakan potensi konflik atau menangani kecelakaan apa pun.
Terlepas dari penolakan komunis Tiongkok untuk menjawab panggilan dari Menteri Pertahanan AS dan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley, mereka belum dapat melakukan percakapan apapun dengan rekan-rekan Tiongkoknya sejak awal Januari. (hui)