oleh Li Yun
Setelah Jack Ma mengkritik sistem regulasi keuangan komunis Tiongkok saat menghadiri Shanghai Bund Financial Summit pada akhir Oktober tahun lalu, Ant Group tiba-tiba diminta menghentikan IPO.
Tak lama kemudian, Ant Goup dan Alibaba Group, berulang kali “dikutak-katik” oleh pihak berwenang. Jack Ma sendiri pun tidak muncul di depan umum selama 3 bulan. Karena itu, media Barat bertanya ke mana Jack Ma pergi ?
Pada 14 Juni, Media Liberty Times Net mengutip pernyataan dari pengusaha Tiongkok, Guo Wengui memberitakan bahwa, Jack Ma dijebloskan oleh pihak berwenang komunis Tiongkok ke dalam sebuah pondokan kecil untuk menjalani tahanan rumah. Dia tidak hanya diinterogasi dengan kejam, tetapi juga menjadi sasaran kekerasan, mulutnya ditampar berkali-kali, dan diancam mau dibunuh.
Pada akhirnya, Jack Ma terpaksa bersujud untuk mengakui kesalahan dan baru dibebaskan setelah bersedia mengucapkan : “Semuanya tidak mungkin terjadi tanpa Partai Komunis Tiongkok”.
Guo Wengui mengungkapkan bahwa, Jack Ma baru dibebaskan setelah beberapa bulan berlalu. Dan Jack Ma yang baru divermak oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), tampaknya menjadi orang yang berbeda. Dia juga berkata kepada teman-temannya : “Tidak ada makanan yang tidak dimakan, tidak ada pekerjaan yang boleh tidak dilakukan, selama Anda masih hidup”.
Pada Januari, Leland Miller, CEO organisasi AS yang berkecimpung dalam riset pasar juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Jurnal Keuangan dan Ekonomi Amerika Serikat, bahwa Jack Ma dan perusahaannya telah menghadapi banyak masalah, bahkan Jack Ma mungkin telah di dalam ruangan gelap oleh pihak berwenang karena “tidak menghormati Partai Komunis Tiongkok”.
Pada 14 Juni, Hsieh Chin-ho, Ketua Media Caixun Taiwan melalui akunnya di Facebook menyebutkan bahwa, kabar soal Jack Ma dipenjara di sebuah pondokan kecil untuk menjalani tahanan rumah dan rumor klaim lainnya yang beredar, memang sulit dapat dikonfirmasi. Namun, dari perspektif situasi yang dihadapi Jack Ma, dapat kita lihat adanya perjalanan ekonomi komunis Tiongkok yang sedang mencapai suatu titik balik baru, dengan tantangan yang belum pernah ia hadapi sebelumnya.
Hsieh Chin-ho menjelaskan bahwa setelah Ant Group dihentikan dari rencana IPO, Alibaba Group kena denda sebesar RMB. 18,2 miliar karena melanggar undang-undang anti-monopoli kayanya. Kemudian Tencent, Meituan juga mengalami nasib yang sama. Tujuan dari undang-undang anti-monopoli adalah agar perusahaan menelan habis (kekayaan) partai dan negara, tetapi itu sama saja dengan memperlakukan hak yang sama antara pengusaha terkemuka, yang inovatif dengan publik. Inovasi dan daya saing perusahaan akan mati karenanya.
Hsieh Chin-ho juga mengatakan bahwa, pergulatan antara AS dengan komunis Tiongkok secara resmi sedang berlangsung saat ini. Sebagian besar pengusaha, seperti Jack Ma, Ma Huateng, dan Wang Xing, semuanya dalam kesulitan. Sementara orang Amerika terkaya seperti Jeff Bezos dan Elon Musk terlibat dalam program pengembangan luar angkasa. “Adegan ini sangat kontras, siapa yang bakal menang dan kalah sudah bisa kelihatan”.
Hsieh Chin-ho mengatakan bahwa setelah ekonomi komunis Tiongkok bertumbuh sangat cepat selama lebih dari 30 tahun, kini telah mencapai persimpangan kritis.
Topik yang sedang hangat baru-baru ini, seperti sikap apatisme dari masyarakat khususnya para pemuda di daratan Tiongkok dan masalah rumit yang bergulir kian ke internal. Hal ini menunjukkan adanya kebangkitan kesadaran tenaga kerja.
Sedangkan bagi para pemuda yang lahir di tahun 90-an dan 2000-an, sulit untuk mengharapkan mereka mau berjuang mati-matian untuk menghasilkan uang, sebagaimana yang dilakukan orang tua mereka karena tertutupnya kesempatan.
Semua kompetisi yang dihadapi komunis Tiongkok saat ini sudah diperas hingga ekstrem, dan banyak bisnis telah menggunakan persaingan harga sehingga pada akhirnya mereka harus kehilangan uang. Orang-orang muda yang bekerja sebagai pengojek mengantar makanan, semakin lama semakin mengecil penghasilannya.
Ambil contoh Meituan, yang pada tahun 2015 hanya memiliki 15.000 orang jasa pengantar makanan, tapi sekarang telah membengkak menjadi 10 juta orang. Anak-anak muda di Tiongkok yang terlihat mondar-mandir di jalanan, tetapi tidak terlihat masa depannya.
Hsieh Chin-ho mengatakan bahwa saat ini, melikuidasi kekayaan kapitalis secara bertahap menjadi konsensus sosial di daratan Tiongkok.
Dulu, Jack Ma adalah sosok model yang sukses dan yang dikenal dengan sebutan boss atau Papa Ma, namun kini ia telah dijuluki kapitalis dan vampir penghisap darah.
Jika sampai sikap apatisme dan masalah rumit yang bergulirnya kian ke internal telah menjadi kesadaran arus utama masyarakat bawah di daratan Tiongkok, maka di masa yang akan datang, masyarakat dan ekonomi komunis Tiongkok akan mengalami sebuah perubahan yang sangat besar. (sin)