Ilmuwan yang Mengecam Teori Kebocoran Laboratorium Dipecat dari Komisi COVID-19 Lancet

Isabel Van Brugen

Peter Daszak, Kepala EcoHealth Alliance yang berbasis di New York yang mengirim dana federal sebanyak ratusan ribu dolar untuk sebuah laboratorium di kota Wuhan, Tiongkok, telah dipecat dari Komisi COVID-19 Lancet

Berita pemecatan seorang ilmuwan secara diam-diam diumumkan di situs web resmi Komisi COVID-19 Lancet, yang menggambarkan pihaknya sedang memusatkan perhatian pada “menganalisis data pada semua teori yang diajukan mengenai asal-usul COVID.”

Peter Daszak yang ditunjuk sebagai ketua satgas, kini “mengundurkan diri dari pekerjaan Komisi COVID-19 Lancet mengenai asal-usul pandemi”, kata situs web Komisi COVID-19 Lancet. 

Komisi COVID-19 Lancet diselenggarakan oleh The United Nations Sustainable Development Solutions Network (SDSN) atau  Inisiatif Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB.  

The Epoch Times telah menghubungi Lancet untuk klarifikasi mengenai penolakan terhadap Peter Daszak.

Hal tersebut muncul ketika jurnal medis pada Senin 21 Juni menyatakan bahwa Peter Daszak, salah satu ahli virologi terkemuka yang menandatangani sebuah surat yang diterbitkan tahun lalu, pada dasarnya membongkar hipotesis “kebocoran laboratorium” COVID-19, gagal mengungkapkan “kepentingan-kepentingan yang bersaing,” seperti yang dipersyaratkan oleh International Committee of Medical Journal Editors.

Peter Daszak adalah salah satu dari 27 ilmuwan yang menandatangani surat berjudul “Pernyataan mendukung para ilmuwan, profesional kesehatan masyarakat, dan profesional medis dari Tiongkok dalam memerangi COVID-19.”

Disebutkan juga, “Kami berdiri bersama untuk mengutuk keras teori konspirasi yang menunjukkan bahwa COVID-19 tidak berasal dari alam,” dan menjadi salah satu dari dokumen yang paling berpengaruh di awal wabah virus tersebut yang membentuk diskusi mengenai asal-usul virus itu.

Lancet pada Senin 21 Juni juga mengatakan bahwa setelah mengundang semua 27 ilmuwan untuk mengevaluasi kembali kepentingan-kepentingan mereka yang bersaing, Peter Daszak mengajukan sebuah pernyataan pengungkapan yang diperbarui yang  mencatat bahwa balas jasanya dibayarkan semata-mata dalam bentuk gaji dari EcoHealth Alliance, sebuah yayasan penelitian nirlaba yang berbasis di New York.

Kelompok Peter Daszak, EcoHealth Alliance, bekerja secara langsung dengan laboratorium-laboratorium di Wuhan, Tiongkok, untuk meneliti Coronavirus. 

EcoHealth Alliance mengirim dana federal untuk mendukung penelitian manfaat-fungsi di Institut Virologi Wuhan Tiongkok, sebuah laboratorium tingkat atas di mana kasus-kasus COVID-19 pertama kali terdeteksi di  akhir tahun 2019.

EcoHealth Alliance di masa lalu telah menerima dana sebesar 3,7 juta dolar AS dari  National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) atau Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular yang dipimpin Dr. Anthony Fauci. Dari angka ini, setidaknya 600.000 dolar AS dikirim ke Institut Wuhan.

Penelitian manfaat-fungsi mencakup teknik-teknik yang digunakan untuk mengubah DNA, sebuah virus untuk memberikan karakteristik-karakteristik tambahan untuk virus tersebut, yang mana mencakup ketahanan yang lebih besar terhadap vaksin, penyebaran yang lebih cepat di antara para korban, dan gejala-gejala spesifik yang akan diderita para korban.

Seruan-seruan untuk menyelidiki asal-usul virus Komunis Tiongkok atau Coronavirus, semakin meningkat minggu-minggu belakangan ini, dan hipotesis bahwa virus tersebut mungkin telah dimanipulasi di Institut Virologi Wuhan sedang menarik perhatian.

Wall Street Journal melaporkan pada 23 Mei lalu, bahwa tiga peneliti di Institut Virologi Wuhan dirawat di rumah sakit pada November 2019. Mereka menderita dengan gejala-gejala yang konsisten dengan flu musiman dan COVID-19. 

Wall Street Journal mengutip sumber-sumber pemerintah Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya, yang mana akrab dengan sebuah laporan intelijen Amerika Serikat yang sebelumnya tidak diungkapkan.

Presiden Joe Biden pada 26 Mei memerintahkan komunitas intelijen AS, untuk melakukan sebuah penilaian dengan tenggat waktu 90 hari. Ia juga meminta komunitas intelijen di negara itu untuk “menggandakan” upaya-upaya penyelidikannya. (Vv)