Perbatasan Tiongkok-India Kembali Memanas, 200.000 Tentara India Berjaga di Perbatasan

Li Yun

Situasi di perbatasan antara Tiongkok dan India kembali memanas. Baru-baru ini, India menerjunkan 50.000 tentara ke perbatasan Tiongkok-India untuk mengadopsi postur “pertahanan ofensif” terhadap Tiongkok untuk pertama kalinya. Bloomberg mengatakan pada  28 Juni 2021 bahwa jumlah tentara India yang saat ini dikerahkan di perbatasan Tiongkok-India telah meningkat menjadi 200.000 personil.

Laporan media yang mengutip empat sumber tidak disebutkan namanya  mengatakan bahwa Komunis Tiongkok mengerahkan pasukan di daerah perbatasan yang disengketakan. Bahkan, memperluas fasilitas militer di Tibet. Setelah itu, India menambahkan 50.000 tentara ke perbatasan Tiongkok-India untuk mengadopsi strategi “pertahanan ofensif” terhadap Tiongkok.

Sumber tersebut juga mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, India mengirimkan pasukan darat dan skuadron tempur tambahan ke tiga wilayah di sepanjang perbatasan Tiongkok-India. 

Pasukan India yang dikerahkan di perbatasan Tiongkok-India telah meningkat menjadi 200.000 personil yaitu sekitar 40% lebih banyak tentara daripada tahun lalu.

Laporan itu mengatakan bahwa, strategi militer India di perbatasan Tiongkok-India di masa lalu adalah untuk mencegah dan memblokir operasi Komunis Tiongkok. Bahkan, penempatan militer baru akan memberi komandan India lebih banyak pilihan, termasuk pengerahan infanteri ringan dan lebih banyak helikopter. Bahkan, meriam howitzer M777 buatan Amerika dikerahkan dari satu lembah ke lembah lainnya.

Wilayah utara Ladakh, di mana tempat kerapnya meletus konflik antara Tiongkok dan India, adalah wilayah di mana India meningkatkan jumlah tentaranya paling banyak. Sebanyak 20.000 tentara India, termasuk yang pernah terlibat dalam operasi kontra-terorisme di perbatasan antara India dan Pakistan, kini dikerahkan di daerah ini.

Menurut sumber, jet tempur “Rafale” dan rudal jarak jauh yang baru saja dibeli India dari Prancis juga dikerahkan di daerah perbatasan untuk memberikan dukungan kepada pasukan darat. 

Sedangkan, angkatan Laut India juga telah memperkuat dan memperluas penyebaran patroli di perairan penting. Angkatan Laut India juga mempelajari rute pengiriman untuk kargo dan minyak Tiongkok.

Meskipun tidak jelas berapa banyak pasukan yang dimiliki Tiongkok di perbatasan, India menemukan bahwa militer Tiongkok baru-baru ini telah memindahkan lebih banyak pasukan dari Tibet ke Komando Militer Xinjiang, yang mana bertanggung jawab untuk berpatroli di daerah-daerah yang disengketakan di sepanjang Himalaya. 

Dua orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa, Tiongkok sedang menambahkan bangunan landasan pacu baru dan tempat perlindungan anti peluru di sepanjang perbatasan yang disengketakan di Tibet untuk mengakomodasi jet tempur dan bandara baru. Mereka mengatakan bahwa Beijing juga telah menambahkan artileri jarak jauh, tank, resimen roket dan jet tempur bermesin ganda dalam beberapa bulan terakhir.

Bloomberg mengatakan, kekhawatiran saat ini adalah bahwa penilaian yang keliru dapat menyebabkan konflik yang lebih intens. Baru-baru ini, beberapa putaran negosiasi militer dan diplomatik yang bertujuan untuk memulihkan perbatasan antara Tiongkok dan India berjalan lambat.

Laporan tersebut mengutip Brigadir Jenderal India dan mantan Komandan Angkatan Darat Wilayah Militer Utara, D.S. Hooda, yang mengatakan, “Kedua pihak akan berpatroli di daerah yang disengketakan dengan penuh semangat. Sebuah insiden lokal kecil dapat menyebabkan hilangnya kendali dan membawa konsekuensi yang tidak terduga.”

Laporan itu mengatakan bahwa keputusan India untuk menambah pasukan ke perbatasan Tiongkok-India, dibuat setelah periode yang relatif damai di daerah perbatasan tahun lalu setelah kedua negara bentrok di daerah perbatasan. Laporan itu juga mengatakan bahwa dalam konflik tahun lalu, India kehilangan sekitar 300 kilometer persegi tanah di daerah yang disengketakan.

Situasi di perbatasan Tiongkok-India terus tegang, dan kedua belah pihak telah mengerahkan sejumlah besar pasukan. (Yawar Nazir/Getty Images)

Militer Tiongkok dan India dievakuasi setelah 10 bulan kebuntuan yang menegangkan

Pada awal Mei tahun lalu, terjadi konfrontasi antara militer Tiongkok dan India di daerah perbatasan. Pada saat itu, pejabat India menyatakan bahwa tentara Tiongkok telah melintasi tiga titik perbatasan yang berbeda di Ladakh. Bahkan, mendirikan tenda dan pos terdepan, mengabaikan peringatan lisan yang meminta mereka untuk pergi.

Pada 15 Juni tahun yang sama, dua angkatan bersenjata pecah di wilayah Ladakh dalam konflik terburuk dalam 45 tahun.

Pihak India mengklaim bahwa setidaknya 20 tentara India tewas dan 76 terluka. Banyak media melaporkan bahwa, jumlah kematian di Tiongkok lebih tinggi daripada tentara India, tetapi pada bulan Februari tahun ini, Komunis Tiongkok mengumumkan hanya 1 kematian dan 3 luka-luka.

Perwira militer India menampilkan foto yang diambil oleh tentara perbatasan, memperlihatkan bahwa tentara Komunis Tiongkok menggunakan gada (baja berkarat dan paku besi yang dilas) untuk menyerang, sementara India membalas dengan batu. Setelah itu, hubungan Tiongkok-India berubah tajam.

Pada 7 September tahun yang sama, terjadi baku tembak di dekat Danau Pangong yang disengketakan antara kedua negara. India dan Tiongkok saling tuduh menembakkan tembakan peringatan. 

Diyakini insiden ini adalah yang pertama kalinya sejak tahun 1975 perdamaian di perbatasan antara kedua negara, dirusak oleh tembakan.

Setelah itu, kedua  pihak terus meningkatkan penempatan militer mereka di daerah tersebut. Menanggapi ketegangan tersebut,  komandan militer senior Tiongkok dan India sudah menggelar mengadakan sembilan putaran negosiasi tingkat komandan militer sejak konflik memanas.  

Menurut kesepakatan kedua pihak, selain penarikan pasukan garis depan, kedua pihak juga sepakat untuk membongkar fasilitas pertahanan yang dibangun di pantai utara dan selatan Danau Pangong Tso.

Pada 17 Februari tahun ini, Komunis Tiongkok tiba-tiba menarik diri dari daerah Pangong Tso.

Perbatasan Tiongkok-India kembali tegang. Baru-baru ini, Komunis Tiongkok sekali lagi mengerahkan sejumlah besar peluncur roket self-propelled jarak jauh PHL-03 di Daerah Militer Xinjiang. (gambar weibo)

Komunis Tiongkok Menyebarkan Roket Jarak Jauh Setelah Wabah Merebak di India

Rekaman yang disiarkan oleh CCTV pada awal Mei menunjukkan bahwa, sejumlah besar versi digital dari sistem peluncur jarak jauh PHL-03 telah dikerahkan di Daerah Militer Xinjiang pada ketinggian 5.200 meter.

Militer Tiongkok juga mengerahkan peluncur roket jarak jauh PHL-03 ke Daerah Militer Tibet pada Oktober tahun lalu. Daerah Militer Xinjiang dan Daerah Militer Tibet, keduanya merupakan lokasi militer Komunis Tiongkok yang dekat dengan perbatasan Tiongkok-India.

Sistem Peluncur roket jarak jauh PHL-03, memiliki 12 meriam kaliber 300mm dengan jangkauan 130 kilometer. Peluncur ini memiliki mobilitas tinggi dan dapat dengan cepat bersiap untuk pertempuran. Sangat cocok untuk berbagai medan yang sulit. 

Pergerakan militer Komunis Tiongkok terjadi pada saat gelombang baru epidemi pecah di India.

Pada saat itu, jumlah orang yang didiagnosis setiap hari meningkat dari hari ke hari. Ketika itu, semua negara mengulurkan tangan untuk mengirimkan bantuan. 

Mengambil keuntungan dari situasi yang memburuk di India, Komunis Tiongkok sekali lagi mengerahkan sejumlah besar peluncur roket PHL-03. Membangkitkan perhatian opini publik internasional.

Pada saat itu, banyak akun resmi sistem politik dan hukum Komunis Tiongkok juga memposting gambar di Weibo resmi untuk mengejek epidemi yang tidak terkendali di India. Maskapai penerbangan Komunis Tiongkok, bahkan menangguhkan penerbangan untuk mencegah pengiriman bahan penyelamatan ke India.

Setelah dikutuk secara internasional, gelombang pertama bantuan dari Komunis Tiongkok dikirim ke Bangalore, India pada 9 Mei 2021. 

Foto-foto yang diekspos oleh media Komunis Tiongkok menunjukkan bahwa, kotak kardus berisi persediaan bantuan bertuliskan “Kami akan berbagi takdir kami, mengalahkan epidemi”, sementara personel Komunis Tiongkok mengangkat spanduk besar di sebelah penerbangan yang membawa persediaan dan bertuliskan “Negara besar bertanggung jawab atas penderitaan. Lihat kebenaran”.

Dalam hal ini, netizen menertawakan “Semua negara sedang menyelamatkan, dan penyelamatan Komunis Tiongkok yang terlambat adalah sebuah pertunjukan.” 

Beberapa netizen terkejut dengan mengatakan, “Apakah nasib bersama sedikit menakutkan?” 

Ada juga opini publik yang mempertanyakan bahwa, Komunis Tiongkok sebenarnya tidak benar-benar membantu India. 

Untuk mengklaim keberhasilan mereka dalam memerangi epidemi. Media resmi Komunis Tiongkok menggunakan propaganda berjudul “Tiongkok menyalakan api VS India menyala api”, dan menyindir ketidakmampuan India untuk memerangi epidemi, yang disebut sebagai bukti nyata. (hui)

https://www.youtube.com/watch?v=eRdtcyz4AK0