oleh Zhang Ting
Virus komunis Tiongkok (COVID-19) varian Delta sedang menyebar dengan kecepatan tinggi di seluruh dunia, hal ini mendorong beberapa negara / wilayah untuk menerapkan lockdown atau pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebarannya. Di Amerika Serikat, varian Delta juga menyebabkan semakin banyak orang terinfeksi.
Varian Delta juga dikenal sebagai varian B.1.617.2, merupakan varian yang pertama kali ditemukan di India pada akhir tahun 2020 dan sampai sekarang paling mengkhawatirkan. Varian ini telah menyebabkan kerusakan serius di India.
Berikut adalah 5 pertanyaan dan jawaban seputar varian Delta yang dirangkum oleh media ‘The Hill’ untuk menambah wawasan kita.
1. Seberapa Luasnya Penyebaran varian Delta ini ?
Varian Delta telah menyebar ke 86 negara termasuk Amerika Serikat. Varian Delta saat ini merupakan varian paling umum yang menginfeksi warga masyarakat di India dan Inggris. Kira-kira menyumbang lebih dari 90% kasus positif COVID-19.
Di Amerika Serikat, varian ini pertama kali ditemukan pada bulan Maret tahun ini dan menyebar dengan cepat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit -CDC- Amerika Serikat baru-baru ini memperkirakan bahwa varian Delta menyumbang sekitar 25% dari semua infeksi. Sebaliknya, varian ini menyumbang kurang dari 10% kasus pada awal bulan Juni.
Varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris telah menjadi varian virus corona utama yang beredar di Amerika Serikat, namun situasi ini akan segera berubah.
“Saya berharap dalam beberapa minggu ke depan, (varian Delta) akan melampaui varian Alpha”, kata Direktur CDC AS, Rochelle Walensky saat memberikan laporan singkat kepada Gedung Putih pada hari Kamis 1 Juli.
2. Kelompok mana saja yang paling berisiko terinfeksi ?
Varian Delta diyakini lebih mudah menyebar daripada virus komunis Tiongkok, dan varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris, dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Orang yang paling berisiko terinfeksi adalah orang dewasa yang tidak divaksin dan anak-anak yang belum memenuhi syarat untuk divaksin. Untuk orang dewasa yang tidak divaksin, varian Delta mungkin lebih berisiko tinggi untuk menimbulkan penyakit serius, tetapi para ahli masih khawatir terhadap risiko penularannya pada anak-anak.
Mantan Komisaris Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS Scott Gottlieb mengatakan kepada CNBC, akhir bulan lalu bahwa meskipun strain Delta tidak selalu lebih berbahaya bagi anak-anak yang tidak divaksin, tetapi fakta bahwa virus lebih mungkin menyebar berarti akan ada kasus yang lebih parah.
Gottlieb mengatakan : “Ini hanya masalah matematika. Jika banyak anak yang terinfeksi, meskipun tingkat konsekuensi buruk bagi anak sangat rendah, tetapi akan ada lebih banyak anak dengan konsekuensi buruk karena banyak dari mereka yang terinfeksi”.
Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan pada hari Kamis, bahwa varian Delta menimbulkan risiko serius bagi komunitas yang tidak divaksinasi.
3. Apakah vaksin yang ada efektif melawan varian Delta ?
Vaksin Johnson & Johnson, Moderna dan Pfizer adalah yang paling banyak digunakan di Amerika Serikat. Vaksin-vaksin tersebut memainkan efek perlindungan tertentu terhadap penyakit simtomatik yang disebabkan oleh varian Delta dan kenyamanan dalam perawatan inap, meskipun tingkat perlindungan dari vaksin ini sedikit lebih rendah daripada perlindungannya terhadap varian aslinya.
Vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna, membutuhkan dua dosis untuk mendapatkan perlindungan yang maksimal. Satu dosis kurang berfungsi.
Sebuah studi untuk data dunia yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa vaksin Pfizer-Biotech memiliki efektifitas sekitar 88% dalam mencegah penyakit simtomatik yang disebabkan oleh varian Delta. Perusahaan Moderna menyatakan bahwa, vaksin Moderna juga cukup ampuh dalam menghadapi varian Delta. Meskipun hasil ini diambil berdasarkan penelitian laboratorium, tetapi pada dasarnya hasil penelitian dengan kenyataan tidak berbeda terlalu jauh.
Masih ada beberapa kekhawatiran terhadap efektivitas dari vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson. Hari Kamis, 1 Juli, perusahaan J&J mengumumkan bahwa, vaksinnya menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan tahan lama, tetapi hasilnya belum dirilis ke publik. Perusahaan juga mengatakan bahwa respon imun yang dihasilkan oleh vaksin sedikitnya bisa bertahan sampai 8 bulan lamanya.
4. Apakah saya perlu tambahan dosis booster untuk melawan mutan virus ?
Hasil yang kuat dari vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Moderna, tampaknya menunjukkan tidak perlu ada dosis booster untuk melawan mutan virus, dan setidaknya kedua vaksin ini dapat mengatasi varian Delta. Tetapi mutasi virus di masa depan mungkin akan mempersulit penentuannya sekarang.
Gambaran keseluruhan dari vaksin Johnson & Johnson masih agak kabur. Vaksin Johnson & Johnson sangat mirip dengan vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca. AZ telah membuktikan bahwa efektifitasnya untuk melawan varian Delta hanya sekitar 60%.
CDC AS tidak mendukung diadakannya suntikan vaksin campuran, karena tidak ada data klinis yang cukup untuk membuktikan bahwa manfaatnya lebih besar daripada potensi risikonya.
5. Apakah saya perlu menggunakan masker ?
Jika Anda belum divaksin, rekomendasi CDC tidak berubah, yakni Anda perlu memakai masker di dalam ruangan atau di tempat keramaian. (sin)