Kementerian Luar Negeri AS ‘Sangat Prihatin’ atas Penindasan terhadap Falun Gong di Rusia

The Epoch Times

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Jumat (9/7/2021) menyatakan Amerika Serikat “sangat prihatin” dengan sebuah keputusan pengadilan Rusia baru-baru ini untuk menekan Falun Gong dengan mencap Falun Gong sebagai “ekstremis.” Keputusan pengadilan tersebut mengkriminalisasi “praktik damai keyakinan spiritual Falun Gong. “

“Pihak-pihak berwenang Rusia melecehkan, mendenda, dan memenjarakan praktisi Falun Gong karena tindakan-tindakan sederhana seperti bermeditasi dan memiliki teks-teks spiritual,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price dalam sebuah pernyataan, sehari setelah pengadilan Rusia menegakkan larangan terhadap cabang regional Falun Gong di Khakassia.

“Kami mendesak pemerintah Rusia untuk mengakhiri praktik-praktiknya dengan menyalahgunakan sebutan ‘ekstremis’ sebagai cara untuk membatasi hak asasi manusia dan  kebebasan fundamental,” kata Ned Price.

Juru bicara itu menambahkan bahwa keputusan pengadilan tersebut adalah “contoh lain dari pihak-pihak berwenang Rusia melabeli kelompok-kelompok damai sebagai ‘ekstremis’, ‘teroris’, atau ‘tidak diinginkan’ semata-mata untuk menstigmatisasi pendukung-pendukung kelompok-kelompok damai itu, membenarkan pelanggaran terhadap mereka, dan membatasi kegiatan keagamaan dan sipil mereka yang damai.”

Ned Price mencatat bahwa pengadilan Moskow bulan lalu bertindak untuk mengklasifikasikan tiga kelompok terkait dengan pemimpin oposisi yang dipenjara Alexey Navalny sebagai “ekstremis,” di mana Ned Price mengatakan lebih lanjut menunjukkan “pemakaian Rusia yang sewenang-wenang dan ekspansif” terhadap label ini.”

Di Tiongkok, disiplin meditasi Falun Gong menghadapi penindasan yang terus berlanjut di tangan Partai Komunis Tiongkok sejak tahun 1999, di mana para praktisi Falun Gong dipenjara, mengalami kerja paksa, penyiksaan mental, dan bahkan organnya dipanen demi mempertahankan keyakinannya.

Selama bertahun-tahun, lebih dari puluhan praktisi Falun Gong terpaksa meninggalkan Rusia meskipun beberapa dari mereka diberikan  status pengungsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada tahun 2007, petugas imigrasi Rusia secara paksa menempatkan praktisi Falun Gong Ma Hui dan putrinya yang berusia delapan tahun, keduanya adalah pengungsi yang ditunjuk, di sebuah pesawat untuk mendeportasi mereka kembali ke Tiongkok. Keberadaan keduanya tetap tidak diketahui hingga kini.

Dalam sebuah laporan berjudul “Menciptakan Ekstremis-Ekstremis” pada tahun 2018, Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional mencatat bagaimana “definisi ‘ekstremisme’ adalah kabur dan bermasalah” telah memberi pihak-pihak berwenang Rusia kekuasaan yang luas untuk menganiaya umat-umat beragama.

Antara tahun 2011 hingga 2017, setidaknya ada tiga kasus penuntutan terkait dengan mendistribusikan atau memiliki materi yang berhubungan dengan Falun Gong.

Pada tahun 2013, jaksa-jaksa mengeluarkan sebuah peringatan kepada Vladimir Sheremetyev, pejabat setempat untuk Partai Rusia Bersatu, partai politik terbesar di Rusia, setelah Vladimir Sheremetyev menggunakan buku Falun Gong “Zhuan Falun” dalam pelajaran kelompok. Buku tersebut dilarang di Rusia pada tahun 2011.

Parlemen Eropa pada tahun 2012 mengecam “pelarangan literatur Falun Gong yang tidak tepat” oleh Rusia dalam sebuah resolusi. (Vv)

FOKUS DUNIA

NEWS