Liu Minghuan
Setelah banjir di Xinxiang, Henan, air masih serius di Kota Weihui pada (26/7/2021). Hampir 600.000 jiwa terkena dampak bencana. Kementerian Sumber Daya Air Komunis Tiongkok mengumumkan pada 26 Juli, bahwa dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 20.00 pada 26 Juli, total 34 sungai di Henan, Zhejiang, Shanghai, Jiangsu, Anhui, Yunnan, Xinjiang dan tempat-tempat lainnya mengalami dengan ketinggian air melampaui ambang batas peringatan.
Saat ini, permukaan air Sungai Weihe mulai turun, tetapi kedalaman air perkotaan terus meningkat. Adapun bagian terdalam dari jalanan perkotaan mencapai 2 meter.
Kisaran peringatan maksimum 0,02 hingga 2,77 meter. Diantaranya, 15 sungai seperti aliran utama Sungai Weihe di Henan, Sungai Cao’e, anak sungai dari Sungai Qiantang di Zhejiang, dan Sungai Yaojiang, anak sungai dari Sungai Yongjiang, dan Sungai Runjin, anak sungai dari Sungai Wuyuer di Heilongjiang, dengan batas ketinggian air yang melewati ambang batas. Adapun Sungai seperti Sungai Puyang melebihi kapasitasnya dalam sejarah.
Selain itu, 42 stasiun di sekitar Danau Taihu dan Distrik Hangjiahu juga melampaui ketinggian air batas maksimum. Sebanyak 20 stasiun di antaranya melebihi ketinggian air maksimum. Stasiun Jiashan dan Stasiun Qingyanghui di Distrik Hangjiahu juga melampaui ketinggian air dalam sejarah.
Menurut artikel di surat kabar Prancis Le Monde, empat hari setelah curah hujan terbesar di Henan, beberapa lingkungan di Zhengzhou dan sekitarnya mulai surut dari banjir. Jalan utama telah dibersihkan, sementara jalan-jalan kecil masih penuh dengan lumpur. Ketika mengemudi di sepanjang jalan raya di Henan utara, Anda masih harus melintasi ratusan hektar yang masih terendam banjir.
Artikel itu mengatakan bahwa, mereka tidak dapat melihat tepian Sungai Kuning. Bahkan bagian tertentu dari jalan raya layang masih terendam banjir. Ada juga dengan ketinggian air terus meningkat setelah bendungan membuka pintu air.
Di sebuah desa di pinggiran Xinxiang, jalanan masih terendam. Pasutri yang mengenakan celana pendek dan sandal berkata, “Karena waduk di tempat yang tinggi telah membuang air. Pada hari Selasa, air di tempat kami berada di bawah lutut, tetapi air naik sampai di sini pada hari Jumat. Sekarang, di gedung tempat kami tinggal, air mencapai bahu kami.”
Sang suami, yang tidak mau disebutkan namanya, menghela nafas dan berkata, “Mereka harus membuang air atau bendungan akan runtuh.”
Lebih jauh ke utara, beberapa desa di Kabupaten Weihui masih dikepung oleh air. Pada tanggal 22 Juli, sebagian bendungan di Sungai Weihe dibuka. Dilihat dari informasi yang dikirim oleh para relawan, situasinya sangat tragis. (Klik untuk menonton video terkait)(點擊觀看相關視頻)
Salah satu pesannya adalah: “Darurat: Delapan orang, di antaranya empat anak, dua bayi baru lahir, anak-anak demam, kekurangan air dan makanan, yang paling mendesak adalah membutuhkan air dan obat anti demam.”
Pesan lain yang berbunyi adalah : “Adikku terjebak di lantai dua, dan ayahku mati tenggelam. Dia telah berada di air di lantai pertama selama tiga hari. Ketinggian air terlalu tinggi untuk dijangkau mobil. Kami tahu ada orang untuk diselamatkan, tetapi keluarga kesakitan, Kami takut tubuh ayah kami akan membusuk setelah berada di dalam air begitu lama.”
Selain itu, pada pagi hari 24 Juli, ada pengungsian dalam jumlah besar di Desa Zhaozhuang. Air sudah mencapai meninggi, dan warga di desa tersebut diminta untuk mengungsi karena terendam banjir untuk mengurangi tekanan pada bendungan yang terancam jebol. (Klik untuk menonton video terkait)(點擊觀看相關視頻)
Artikel itu menulis bahwa angka korban dari pemerintah terbaru pada 25 Juli menunjukkan bahwa 63 orang tewas dan lima hilang. Akan tetapi jumlah korban tewas akhir mungkin jauh lebih tinggi. Beberapa database yang diperbarui dan disediakan oleh para relawan menetapkan bahwa lebih dari 100 orang masih hilang.
Seorang netizen Weibo memposting tulisan yang menyebutkan, “Saya tidak menyangkal nyawa adalah hal yang paling penting. Tetapi, berapa banyak rumah yang membutuhkan waktu seumur hidup untuk dibangun secara perlahan. Dari membangun rumah hingga membeli tempat tidur, membeli lemari, membeli kulkas, membeli peralatan listrik, dan membeli pakaian secara bertahap akan memenuhi rumah dan menjadi lebih seperti rumah.
Tapi, banjir menghancurkan semuanya, meninggalkan Anda hanya dengan rumah yang hancur dan tumpukan sampah. Sebenarnya, dapat memiliki banyak waktu untuk mengirim properti dengan aman, tetapi para kader desa tidak dapat melakukan apa pun kecuali mencegah orang untuk pulang.
Beberapa desa di Kota Daokou, Kabupaten Huaxian, Anyang, Henan,juga terendam banjir, mungkin akan terus meningkat. Semua orang di beberapa desa tidak bisa mengangkut barang mereka! Banyak perempuan di lokasi pemukiman menangis, sembari mengatakan bahwa rumah mereka telah hilang. “
Tulisan itu menambahkan, Rumahnya sedikit lebih tinggi, akan tetapi masih diterjang banjir, semuanya sebenarnya dapat dihindari jika mendapat peringatan lebih awal sehingga bisa mengurangi kerugian!” (hui)