ETIndonesia-Ada seorang petani muda yang sudah muak hidup sebagai petani. Lalu, dia pun meninggalkan lahannya, mengadu nasib ke kota. Namun, karena tidak memiliki pengetahuan dan keahlian apa pun, bahkan kehilangan salah satu kaki karena kecelakaan lalu lintas.
Setengah tahun kemudian, dia belum juga menemukan pekerjaan yang sesuai, sementara bekal uang yang dibawanya dari kampung juga sudah habis, dan akhirnya harus menjadi pengemis.
Suatu hari, petani yang telah berubah menjadi pengemis itu mendengar kabar ada sesosok orang bijak yang misterius di kota tersebut.
Selama dia dengan tulus mengunjunginya, maka orang bijak itu dapat memberi sebuah rahasia untuk mengubah nasib.
Lalu, petani itu pun menemui orang bijak tersebut. Orang bijak itu tidak memperlakukannya sebagai pengemis dan memandang hina.
Sebaliknya, dengan ramah dan santun dia mengundang petani itu duduk di dalam dan menuangkan segelas teh untuknya.
Lalu sambil tersenyum dia bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?”
Petani itu sangat bersyukur atas sambutan orang bijak tersebut dan dengan cepat berkata, “Dapatkah Anda memberitahu rahasia untuk mengubah nasib saya? Saya ingin menjadi kaya.”
Setelah mendengarkan maksud kedatangan petani, orang bijak itu mengerutkan kening sejenak lalu bertanya : “Bisa ceritakan asal mulanya mengapa Anda menjadi pengemis?
Petani itu dengan malu-malu berkata, “Karena saya sudah bosan hidup bertani, saya berharap bisa menemukan jalan menjadi kaya di kota ini, tapi ternyata semua ini tidak semudah yang saya bayangkan.”
Orang bijak itu bertanya dengan bingung : “Lalu kenapa Anda tidak pulang saja ke kampung dan memulai lagi dari awal?”
Petani itu menundukkan kepala merasa malu dan dengan tergagap-gagap berkata: “Sekarang saya sudah menjadi pengemis, mau di taruh dimana muka saya ? Betapa memalukan kalau kembali lagi ke kampung !”
Orang bijak itu bertanya lagi, “Kalau begitu, apa lagi yang kamu miliki di kampung ?”
“Selain diri saya ! Masih ada beberapa hektar tanah yang tak pernah dibajak lagi,” kata petani.
Orang bijak itu mengangguk-angguk dan berkata, “Dua syarat itu sudah cukup untuk mengubah nasib Anda, jadi pulanglah.”
Kemudian, orang bijak itu memberikan sebungkus bibit tanaman, dan menjelaskan: “Nanti setelah Anda menarik segerobak mahkota bunga, saya akan memberi tahu Anda rahasia ilmu dan seni alchemy (kimia kuno), dan mahkota bunga itu adalah bahan penting untuk proses alkimia (mengubah bahan dasar menjadi emas (transmutasi).”
Dengan penuh syukur petani itu pun pamit setelah mendengar penjelasan orang bijak, dan dia pun pulang ke kampung halamannya.
Sepulangnya ke kampung, dia pun bekerja tanpa kenal lelah, tanah tandus miliknya itu kemudian subur kembali. Kemudian dia menabur bibit tanaman dari orang bijak itu.
Pada tahun pertama, dia hanya mendapat sekeranjang kecil mahkota bunga, karena ia menyisakan sebagian besar bunga agar bersemi dan menghasilkan bibitnya. Kemudian terus memperluas penanaman.
Tahun berikutnya, sang petani mengumpulkan segerobak mahkota bunga yang telah dikeringkan, dan pergi ke kota.
Sesampainya di kota, dia menemui orang bijak itu dan memohon : “Bahan untuk proses alkimianya sudah saya bawa, sekarang bisakah Anda memberitahu rahasia itu?”
Orang bijak itu memandangi segerobak mahkota bunga yang dibawa petani, dan dengan takjub berkata, “Itulah emas hasil olahanmu!”
Ternyata mahkota bunga itu adalah bahan obat herbal yang sangat berharga. Orang bijak itu kemudian menyuruh si petani menjualnya ke beberapa apotek di kota.
Melihat mahkota bunga yang dibudidayakan petani itu sangat berkualitas, dan harga yang ditawarkan juga murah, para apoteker pun langsung menandatangani kontrak dengan si petani.
Sebelum pulang, petani itu mengeluarkan banyak uang dan bermaksud membaginya kepada orang bijak, tapi ditolak dengan sopan oleh orang bijak itu.
Dengan penuh syukur dan haru, petani itu berkata, “Terima kasih, Anda telah mengubah nasib saya, Anda adalah budiman saya !”
Orang bijak itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan berkata, “Jangan berterima kasih pada saya, terima kasihlah pada dirimu sendiri! Siapa yang bisa menolongmu kalau Anda sendiri tidak mau berusaha dan bekerja keras?”
Pesan cerita : Anda adalah penyelamat diri Anda sendiri. Daripada berharap pada orang lain, lebih baik berusaha sendiri.
Ada orang yang hanya berharap pada orang lain, tapi tidak tahu bagaimana berharap pada dirinya sendiri, jadi untuk apa mengharapkan bantuan atau sesuatu yang tidak pasti!(jhn/yant)
Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.