Nicole Hao
Tiongkok mengumumkan kasus infeksi harian tertinggi untuk penderita COVID-19 yang baru pada 6 Agustus, dalam wabah yang terjadi saat ini yang pertama kali dilaporkan pada 20 Juli
Para pejabat Komunis Tiongkok menyalahkan kluster terbaru terutama pada varian Delta yang sangat mudah menular, memerintahkan penduduk di kota yang mengalami wabah untuk berbaris menjalani test massal, membatasi pergerakan orang-orang, dan mengkarantina kompleks tempat tinggal, lingkungan, dan komunitas satu demi satu.
Di kota Yangzhou, timur Tiongkok, setidaknya 58 orang didiagnosis menderita COVID-19 pada Kamis 5 Agustus. Pada Jumat 6 Agustus, 4,56 juta penduduk dipaksa untuk tinggal di rumah dan rezim Tiongkok menutup jalan raya dan kereta api untuk mengekang penyebaran virus tersebut.
“Keramaian dan hiruk pikuk di Yangzhou dijeda,” media yang dikelola pemerintah Xinhua melaporkan pada 6 Agustus. “Seluruh kota menjadi kosong dan sunyi,” karena orang-orang dikarantina di rumah atau di pusat-pusat karantina.
Bahkan di sebuah kota seperti Xiangtan di Provinsi Hunan, tengah-selatan Tiongkok, di mana hanya tiga penduduk didiagnosis menderita COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, kendali tersebut adalah ketat. Para penduduk mengatakan kepada The Epoch Times berbahasa Mandarin melalui wawancara telepon pada 6 Agustus, bahwa beberapa kode kesehatan yang dihasilkan telepon seluler mereka tiba-tiba berubah menjadi kuning, bahkan merah tanpa alasan apapun.
Para penduduk menjelaskan bahwa mereka harus menunggu sebuah ambulans untuk membawa mereka ke pusat karantina bila kode-kodenya di telepon seluler mereka berubah menjadi merah, dan mereka tidak boleh meninggalkan rumah jika kode tersebut menjadi kuning.
“Para penduduk tidak dapat mengendalikan emosinya ketika [kode-kode itu] tiba-tiba berubah tanpa alasan. Beberapa penduduk menangis, beberapa penduduk lainnya bahkan jatuh ke tanah,Tiba-tiba para penduduk tidak dapat pergi bekerja, tidak dapat melakukan apa pun yang mereka rencanakan … hal tersebut adalah menyakitkan,” kata penduduk Xiangtan, bernama Zhao.
Kasus-Kasus Infeksi Harian Tertinggi
Tiongkok mengumumkan 124 kasus COVID-19 yang baru dipastikan untuk hari Kamis, Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, naik dari 85 kasus sehari sebelumnya. Dari kasus-kasus infeksi baru yang dipastikan, 80 kasus ditularkan secara setempat, naik dari 62 kasus sehari sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional menambahkan.
Dalam pengumuman yang sama pada hari Jumat, pihak-pihak berwenang Tiongkok melaporkan 58 kasus baru tanpa gejala untuk 5 Agustus, naik dari 54 kasus sehari sebelumnya.
Namun, angka-angka resmi kemungkinan berada di bawah angka total yang sebenarnya, mengingat rezim Tiongkok dikenal terlalu meremehkan angka kasus virusnya.
Kasus yang dipastikan yang diumumkan oleh rezim Tiongkok adalah penderita yang menunjukkan gejala seperti batuk atau demam, atau tanda-tanda infeksi. Rezim Tiongkok tidak mencakup kasus tanpa gejala dalam penghitungannya sampai tanda-tanda penyakit muncul.
Pada Jumat 6 Agustus, rezim Tiongkok menetapkan 191 wilayah berisiko tinggi dan berisiko menengah di 11 provinsi dan kotamadya di Tiongkok, di mana sekarang orang-orang tidak dapat meninggalkan kompleks perumahannya.
Kasus lokal setempat didorong oleh lonjakan infeksi di Jiangsu, sebuah provinsi dekat pusat komersial Shanghai, yang melaporkan 61 kasus setempat yang baru untuk hari Kamis, naik dari 40 kasus sehari sebelumnya.
Pada 6 Agustus, pemerintah kota Zhengzhou melarang taksi dan kendaraan-kendaraan transportasi online, meninggalkan kota Zhengzhou dan mengkarantina semua orang yang pernah mengunjungi Rumah Sakit No. 6—–awal mula wabah saat ini–—dan juga lingkungan di sekitarnya sejak tanggal 5 Juli.
Sementara itu, pihak berwenang di Wuhan, di mana virus Komunis Tiongkok berasal pada akhir tahun 2019, menutup tujuh kompleks perumahan dan jalan-jalan, dan mengkarantina lebih dari 2.000 orang setelah tujuh kasus dilaporkan pada 2 Agustus, demikian Xinhua melaporkan.
“Kami semua menerima dua dosis vaksin, tetapi wabah tersebut masih di luar kendali. Apa yang dapat kami lakukan?” kata Li Xin (nama samaran) dari distrik Hankou di Wuhan.
Wabah virus Komunis Tiongkok baru-baru ini pertama kali dilaporkan pada tanggal 20 Juli di kota Nanjing, timur Tiongkok, tempat sembilan karyawan bandara diidentifikasi melalui test rutin.
Data resmi menunjukkan banyak kasus yang terinfeksi dalam wabah baru, telah menerima vaksin Tiongkok. Di kota Nanjing, pada 22 Juli, pejabat kesehatan mengakui bahwa hampir semua kasus infeksi telah menerima vaksin Tiongkok, kecuali satu orang yang berusia di bawah 18 tahun. Situs web resmi bandara di Nanjing, tempat kluster pertama merebak, menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen staf bandara telah menerima vaksin Tiongkok pada Mei lalu. (Vv)