oleh Zhen Ni
Anggota Kongres New Jersey Jeff Van Drew meminta Presiden Joe Biden mundur dari jabatan sebagai tanggung jawab atas jatuhnya Afghanistan.
Pemerintahan Biden percaya bahwa perlu beberapa waktu bagi Taliban untuk mendapatkan kembali kendali. Jadi pasukan AS mulai ditarik dari Afghanistan pada Juli tahun ini. Namun, perubahan dramatis dalam situasi di Afghanistan mengejutkan Biden dan pemerintahannya.
Dalam sebuah wawancara di acara ‘Sunday Night in America’ Fox News, anggota Kongres Van Drew dari Distrik Kedua di New Jersey menyatakan bahwa ini adalah salah satu hari paling gelap dan paling memalukan bagi Amerika Serikat. Bagi pemerintahan Biden. ini adalah hal yang sangat memalukan, pemerintah ini telah berulang kali membuat kesalahan.
Jeff Van Drew khawatir dengan strategi penarikan pasukan AS yang tidak tepat sehingga orang-orang yang tertinggal di Afghanistan akan menghadapi ancaman penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan atau pemenggalan kepala. Van Drew menyatakan bahwa dia percaya bahwa hasilnya akan berbeda jika pemerintah Biden mau menerapkan rencana yang dibuat Partai Republik.
Pada Minggu, 15 Agustus mantan Presiden Trump dalam sebuah pernyataannya juga meminta Biden untuk mengundurkan diri. Tetapi Biden mengatakan dengan nada provokatif pada hari Senin bahwa dia (Trump) “mendukung penuh” keputusan saya untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan. Dan kejatuhan pemerintah Afghanistan itu lebih cepat dari yang diperkirakan.
Biden mengatakan bahwa dirinya memang dihadapkan pada suatu pilihan, apakah akan tetap pada perjanjian yang dinegosiasikan sebelumnya dan menarik pasukan Amerika tahun ini, atau mengirim ribuan tentara tambahan ke Afghanistan untuk memasuki perang “dekade ketiga”.
Namun dirinya menegaskan bahwa ia tidak mau mengulangi kesalahan masa lalu, atau menyesali keputusannya untuk menarik pasukan. Dalam pidatonya di Ruang Timur Gedung Putih yang disiarkan televisi, Biden mengatakan : “Saya dengan tegas mendukung keputusan yang saya buat. Setelah belajar dari rasa sakit yang menimpa kita selama 20 tahun, saya sangat menyadari bahwa tidak akan pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan”.
Biden menyatakan bahwa dirinya lebih suka menerima kritik atas konsekuensi Afghanistan daripada memberikan keputusan kepada presiden lain. Dia mengklaim bahwa keputusan untuk meninggalkan Afghanistan adalah keputusan yang benar yang dibuat Amerika Serikat.
Mantan Presiden Barack Obama dan Trump juga berharap untuk menarik pasukan dari Afghanistan, tetapi dalam menghadapi perlawanan dari para pemimpin militer dan tekanan politik lainnya, mereka akhirnya berkonsesi. Meskipun Biden selalu dengan tegas menolak untuk mengubah batas waktu penarikan akhir pada 31 Agustus, tetapi sebagian alasan karena dia yakin bahwa publik Amerika akan mendukungnya.
Selama bertahun-tahun, Amerika Serikat telah berusaha untuk menarik pasukannya dari Afghanistan. Mantan Presiden Trump menandatangani perjanjian dengan Taliban pada bulan Februari 2020 untuk membatasi tindakan militer langsung terhadap elemen Taliban. Ini memungkinkan Taliban untuk mengkonsolidasikan pasukannya dan bergerak cepat untuk merebut daerah-daerah utama ketika Biden mengumumkan rencananya menarik semua pasukan AS sebelum akhir bulan ini.
Pada akhir Juli, jajak pendapat ABC News/Ipsos menunjukkan bahwa 55% warga Amerika Serikat setuju dengan rencana penarikan Biden.
Sebagian besar anggota Partai Republik tidak mendorong Biden untuk menempatkan secara jangka panjang sebagian pasukannya di Afghanistan, dan mereka juga mendukung keputusan Trump untuk menarik pasukan dari Afghanistan.
Namun, beberapa Republikan masih mengkritik keras strategi penarikan yang diterapkan Biden, dan mengatakan bahwa gambar helikopter Amerika yang berputar-putar di atas gedung Kedutaan Besar AS di Kabul pada hari Minggu itu mengingatkan kita pada aib tentara Amerika Serikat ketika mereka meninggalkan Vietnam. (sin)