Zhang Ting – Epochtimes.com
Wakil Presiden AS Kamala Harris memulai perjalanan Asia Tenggara pertamanya setelah menjabat pada akhir pekan ini. Setelah dunia berfokus pada masalah Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, perjalanan Kamala Harris akan memberikan kesempatan kepada pemerintahan Biden untuk kembali fokus dalam menghadapi Komunis Tiongkok di kawasan indo-pasifik.
Menurut Wall Street Journal, Kamala Harris berangkat ke Singapura dan Vietnam pada Jumat 20 Agustus. Kunjungan ini akan menjadi puncak dari kontak diplomatik antara Amerika Serikat dan kawasan dalam beberapa bulan terakhir, menyoroti pergeseran dari perang melawan terorisme ke penahanan terhadap kekuatan bersaing.
Menurut pejabat senior pemerintah AS, Kamala Harris diharapkan untuk fokus pada kesehatan global, kemitraan ekonomi, dan masalah keamanan di kawasan selama kunjungannya.
Dia akan menyampaikan pidato di Singapura untuk menguraikan visinya untuk kawasan Indo-Pasifik dan mendirikan kantor regional Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Asia Tenggara di Vietnam.
Kamala Harris juga akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis, untuk membahas masalah rantai pasokan. Pemerintahan Biden telah bekerja keras untuk mengatasi kekurangan semikonduktor global, yang telah menyebabkan perlambatan produksi di bidang peralatan rumah tangga, komputer, dan mobil.
Dukungan pemerintah di Asia Tenggara sangat penting untuk kepentingan jangka panjang Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik. Beijing secara aktif berusaha untuk memberikan pengaruh yang lebih besar pada negara-negara tetangga yang lebih miskin dan memperluas klaimnya di Laut Tiongkok Selatan.
Renato Cruz De Castro, profesor studi internasional di Universitas De La Salle di Manila, mengatakan: “Asia Tenggara adalah salah satu medan pertempuran utama untuk persaingan strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ada persepsi di Washington bahwa Tiongkok baru-baru ini memenangkan banyak poin. Jadi ada rasa urgensi.”
Tantangan dan Peluang Hidup Berdampingan dalam Perjalanan Kamala Harris
Kekacauan situasi di Afghanistan setelah penarikan AS, telah membayangi kunjungan Kamala Harris. Beberapa orang percaya bahwa Kamala Harris harus menjawab pertanyaan tentang kredibilitas Amerika Serikat dari sekutu dan mitra selama kunjungan ini.
Namun, analis lain menunjukkan bahwa kunjungan Kamala Harris, tentu saja merupakan tantangan. Akan tetapi, juga merupakan peluang bagus bagi Amerika Serikat. Kamala Harris dapat menggunakan ini untuk menekankan tekad dan komitmen Amerika Serikat di kawasan itu kepada sekutu dan mitra di Asia Tenggara.
Menurut sebuah laporan oleh VOA, seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada konferensi pers yang memperkenalkan perjalanan Asia Kamala Harris pada 19 Agustus, bahwa alasan Kamala Harris mengunjungi kedua negara ini adalah karena kawasan Indo-Pasifik terlalu penting bagi Amerika Serikat.
Dia berkata: “Kami memiliki minat yang bertahan lama di sana. Itu sebabnya dia sangat fokus pada area ini dan melakukan perjalanan ini.”
Pejabat pemerintahan Biden juga menyatakan bahwa, mereka percaya bahwa kebangkitan Taliban di Afghanistan tidak akan merusak kepercayaan mitra Amerika di Amerika Serikat.
Salah satu pejabat mengatakan: “Kami percaya bahwa mitra kami di seluruh kawasan Indo-Pasifik menganggap Amerika Serikat sebagai mitra yang kuat. Ini pasti akan menjadi salah satu hal yang ditekankan oleh Wakil Presiden dalam kunjungan ini.”
Menurut laporan tersebut, salah satu tujuan utama perjalanan Kamala Harris ini adalah untuk menghadapi kebangkitan Komunis Tiongkok di kawasan Asia-Pasifik. Meskipun Singapura bukan sekutu perjanjian Amerika Serikat, Singapura selalu bersikeras bahwa Amerika Serikat harus tetap berada di kawasan Asia-Pasifik dan menjaga hubungan militer yang erat dengan Amerika Serikat. Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Vietnam, berkembang dari hari ke hari. Vietnam juga merupakan salah satu penentang kuat hak dan kepentingan Komunis Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan.
Bulan lalu, tur Asia Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, juga termasuk Singapura dan Vietnam.
AS Mundur dari Afghanistan dan Beralih untuk Fokus pada Tantangan Komunis Tiongkok
Saat mengumumkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan, Presiden Biden mengatakan bahwa penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan fokus pada Tiongkok (Komunis Tiongkok) dan prioritas lainnya.
Dalam pidatonya pada tanggal 8 Juli, dia berkata, “Apa yang dibutuhkan Amerika Serikat adalah untuk fokus pada konsolidasi keunggulan intinya untuk menghadapi persaingan strategis dengan Tiongkok (Komunis Tiongkok) dan negara-negara lain. Kompetisi ini akan benar-benar menentukan masa depan kita.”
Bonnie Glaser, seorang ahli masalah Taiwan di German Marshall Foundation di Amerika Serikat, mengatakan kepada Reuters bahwa, setelah menarik pasukan dari Afghanistan, Amerika Serikat dapat membebaskan lebih banyak sumber daya dari perang melawan terorisme untuk lebih fokus pada Tiongkok (Komunis Tiongkok).
Dia berkata, “Ketika mentalitas kontra-terorisme memudar, Amerika Serikat akan mempercepat transformasinya untuk mempersiapkan pencegahan dan respons yang lebih baik terhadap pesaing sejawat.” “Pesaing dekat” (near peer competitor)yang dimaksud oleh Gladys tentu saja adalah Tiongkok. (hui)