oleh Zhu Ying
Baru-baru ini, sebuah kapal layar yang membawa 16 orang yang mengasingkan diri kandas di perairan dekat Bahama. Beberapa orang di antara mereka telah ditahan oleh polisi penjaga pantai Bahama. Beberapa orang dari mereka mengajukan suaka politik ke badan pengungsi PBB
Menurut laporan Radio Free Asia, sebuah kapal layar yang diatasnya terdapat 10 orang dewasa dan 6 orang anak yang semuanya bermaksud mengasingkan diri dari penganiayaan politik oleh pemerintah komunis Tiongkok, telah ditahan oleh polisi penjaga pantai Bahama pada 18 Agustus.
Menurut laporan tersebut, 16 orang yang berusaha mengasingkan diri tersebut terdiri dari beberapa keluarga yang awalnya berencana untuk berlayar dari Bahama ke pantai timur Amerika Serikat dengan kapal layar, dan kemudian menuju ke utara dengan mengikuti garis pantai untuk mencapai New York, Amerika Serikat. Tetapi tanpa diduga, kapal layar itu kandas tak lama setelah berlayar.
Sebelum mulai berlayar, ketiga orang anggota tim pengasingan itu telah diwawancarai oleh Radio Free Asia. Di antara mereka, seorang yang bernama Wang Dayong adalah seorang teknisi yang bekerja di sebuah pabrik di Provinis Jiangxi. Dia mengatakan bahwa selama belasan tahun terakhir, ia terus menaruh perhatian terhadap masalah politik di Tiongkok dan aktif mengklarifikasi fakta yang terjadi di Hongkong kepada warga masyarakat Tiongkok ketika Gerakan Anti-UU. Ekstradisi berlangsung di Hongkong. Karena itu, dirinya dikejar dan hendak ditangkap oleh polisi Tiongkok gara-gara ada orang lain yang sempat merekam suaranya dan melaporkannya kepada pihak berwenang. Sehingga dia harus melarikan diri dari daratan Tiongkok.
Zheng Cunzhu, wakil ketua dari China Democracy Party (Partai Demokrasi Tiongkok) yang saat ini tinggal di Los Angeles, mengungkapkan kepada Radio Free Asia bahwa banyak orang dalam kelompok pengasingan ini adalah anggota rahasia Partai Demokrasi Tiongkok yang bekerja di daratan Tiongkok. Misalnya, salah satu anggota dengan nama online “Qianli” mencoba memasuki Kota Wuhan untuk melakukan penyelidikan independen terhadap epidemi ketika epidemi virus komunis Tiongkok (COVID-19) merebak di Wuhan, dan sempat ditahan oleh polisi karena hal ini.
Zheng Cunzhu juga mengatakan kepada seorang reporter dari Radio Free Asia bahwa ada anggota rahasia Partai Demokrat Tiongkok yang bernama “Jìnbu Ge” yang merupakan anggota inti dari tim pengasingan ini. Dia telah membuka lebih dari sepuluh ruang obrolan (online) di Tiongkok untuk membahas masalah politik dan sosial dengan para netizen Tiongkok.
“Jìnbu Ge” mengungkapkan saat diwawancarai sebelum berlayar bahwa ia adalah seorang wiraswasta dari Huizhou, Guangdong.
Dalam dua tahun terakhir, kelompok politiknya terus membahas topik yang berkaitan dengan anti-UU. Ekstradisi Hongkong dan epidemi Wuhan. Untuk alasan ini, beberapa teman kelompoknya telah dipanggil oleh polisi komunis Tiongkok. Untuk menghindari penganiayaan, “Jinbu Ge” bersama sekelompok netizen yang berasal dari berbagai daerah di Tiongkok berusaha mengasingkan diri ke Bahama dalam beberapa kelompok tahun ini.
Menurut laporan, setelah kapal layar kelompok pengasingan ini kandas di perairan dekat Bahama, sebuah kapal yang lewat menolong mereka dengan menghubungi polisi penjaga pantai Bahama. Polisi kemudian menggunakan kapal lain untuk membawa orang-orang pengasingan ini ke pulau yang aman, tetapi 5 orang di antaranya bersama-sama kapal layar dibawa dan ditahan oleh Kantor Penjaga Pantai Bahama untuk diinterogasi. Tetapi beberapa dari mereka telah dibebaskan.
Di antara warga Tiongkok yang mengasingkan diri untuk menghindari penganiayaan dari pemerintah komunis Tiongkok, seorang anggota dengan nama online “ALong” telah mengajukan permohonan suaka politik ke badan pengungsi UNHCR, dan beberapa orang yang dibebaskan itu juga sedang membuat persiapan yang relevan dan akan segera mengajukan permohonan suaka yang sama kepada UNHCR. (Sin)