ETIndonesia-Anisa (Samaran) mulai bekerja saat baru berusia 18 tahun, saat masuk sekolah ketika itu juga agak terlambat, sehingga baru lulus SMP di usia 18 tahun. Kondisi keluarga Anisa juga tidak baik secara ekonomi, dan dia memiliki seorang adik laki-laki, demi meringankan beban ekonomi keluarga, dia pun langsung bekerja begitu lulus sekolah menengah.
Saat akan berangkat kerja ketika itu, jalan-jalan di desa masih tertutup. Ibunya menemaninya berjalan jauh sampai di sungai dan menumpangi perahu untuk menyebrang.
Sebagai seorang ibu, dia selalu mewanti-wanti Anisa agar jaga diri baik-baik sendirian di luar daerah yang masih asing baginya dan tidak perlu khawatir dengan keluarga di rumah.
Dan sebagai anak yang berbakti, Anisa hanya mengiyakan, sementara dalam hatinya ia merasa sedih, diam-diam dia bersumpah akan mengumpulkan uang yang banyak supaya orang tuanya bisa hidup dengan lebih baik.
Pada saat itu, Anisa belum tahu apa yang akan terjadi kelak, ternyata belakangan ia memutuskan hubungan dengan orangtuanya hanya demi cintanya, meski bukan itu yang dia harapkan.
Anisa mulai menjalin hubungan dengan pacarnya satu tahun kemudian setelah kerja. Hendra, pacarnya berasal dari daerah yang sama dengan Anisa.
Hendra dibesarkan oleh ibunya seorang diri karena ayahnya sudah lama meninggal dunia, sementara itu, kondisi ekonomi keluarganya juga tidak baik, bahkan lebih memprihatinakn daripada keluarga Ansia.
Hendra dua tahun lebih tua dari Anisa, dia sudah bekerja mencari nafkah sejak tidak melanjutkan sekolahnya pada usia 16 tahun. Ketika itu, Hendra masih magang di sebuah bengkel otomotif saat Anisa mengenalnya dan bisa dikatakan keduanya menjalin hubungan atas dasar saling menyukai.
Hendra merasa Anisa pacarnya itu adalah gadis yang baik dan lembut. Sementara menurut Anisa, pacarnya adalah sosok pria yang ulet dan pekerja keras, dan yang terpenting, Anisa merasa Hendra sangat baik dan perhatian kepadanya.
Selain itu, pandangannya tentang cinta juga menenangkan hati Anisa, Sejak ayah Hendra meninggal, ibunya tetap sendiri dan tidak menikah lagi, mungkin bentuk cinta ibunya ini jugalah yang mempengaruhi Hendra. Menurutnya, cinta yang tulus murni itu harus setia sampai akhir hayat.
Dan Anisa pun merasa tidak salah dengan pilihannya kelak hidup bersama dengan Hendra.
Saat Anisa berusia 20 tahun ketika itu, dia mengajak Hendra pulang ke rumah untuk dikenalkan pada orangtuanya.
Namun, tak disangka ditentang orangtua Anisa. Alasan utama pertentangan itu karena Anisa akan menikah dengan “kerabat yang sama’ (sama-sama miskin), “Lebih baik tidak sama sekali daripada menikah dengan keluarga yang juga miskin” kata orangtua Anisa.
Anisa mengatakan bahwa dia akan melanjutkan studinya dua tahun lagi dan setelah punya tabungan yang cukup ia akan hidup mendiri, pisah dengan orangtuanya.
Sanak keluarganya terus menasihati Anisa : “Nisa, sejak kecil kamu gadis yang baik dan patuh, jangan tertipu!”
Ibu Anisa adalah tipe orang yang tidak tegas, sementara ayahnya juga hanya menurut apa yang dikatakan sang ibu, tidak punya pendirian, sosok pria lemah.
Akhirnya, karena banyak saudara yang membujuk dan meyakinkannya, ibu Anisa pun mendengarkan nasihat saudara-saudaranya.
Anisa sendiri pernah berbicara berdua dengan ibunya tentang Hendra. Anisa merasa cocok dan tidak akan salah dengan pilihannya. Namun, ibunya tetap tidak setuju dengan beragam alasan seperti yang dikatakan saudara-saudara ibunya.
Karena tak tahan lagi, Anisa yang selalu taat dan berpikiran cukup dewasa itu pun berteriak marah : “Ibu hanya tahu mendengarkan apa kata orang lain, apa ibu tidak bisa mengemukakan pendapat dan mengambil sikap sediri ?”cetusnya kesal.
Ibu Anisa terhenyak seketika mendengar teriakan Anisa, untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa,, sampai kemudian dia malah menangis.
Kerabat ibunya kemudian memberi saran lagi pada ibu Anisa : “Kau suruh Anisa memilih, jika dia tetap bersikeras menikah dengan pria itu, maka kalian akan memutuskan hubungan keluarga.”
Ibu Anisa akhirnya menuruti saran saudaranya, tapi tak disangka, Anisa tetap bersikeras menikah dengan Hendra.
Anisa tidak meminta apa pun saat menikah, tidak ada hantaran kawin, juga tidak menggelar jamuan atau resepsi pernikahan. Dia hanya penuh dengan percaya diri saat menikah dengan Hendra dan tidak akan mengecewakannya.
Setelah menikah, Anisa pun tidak lagi mengadakan kontak dengan seluruh keluarganya, sementara itu, para kerabatnya menyebut Anisa adalah anak yang tidak berbakti, demi menikah dengan pacarnya, sampai memutuskan hubungan dengan orang tua kandung sendiri.
Namun kemudian Anisa mengatakan bahwa dia hanya ingin bersama dengan Hendra, tidak ada maksud memutuskan hubungan dengan orangtuanya. Mengapa keduanya ini tidak bisa hidup berdampingan?kata Anisa.
Saat itu Anisa berharap, orangtuanya akan memaafkan dan menerima setelah menikah, tapi tidak disangka, ibunya benar-benar tidak mau menemuinya.
Anisa sebenarnya juga merasa bersalah, dan dia tetap mengirim uang setiap bulan untuk ibunya, namun ibunya tetap tidak mau menemuinya.
Akhirnya tiga tahun kemudian Anisa bertemu kembali dengan ibunya, saat itu anaknya sudah berusia 2 tahun. Namun, saat itu Anisa mendapat kabar bahwa ibunya jatuh sakit, jadi dia pun berencana pulang menjenguk ibunya, tidak,peduli ibunya memaafkannya atau tidak.
Tapi tak disangka, sebelum sampai di desa, kebetulan Anisa bertemu ibunya di pasar. Tiga tahun setelah bertemu kembali, ibu dan anak ini tampak tertegun saling memandang dalam kebisuan.
Anisa hampir tak percaya saat melihat kondisi ibunya sekarang, hanya tiga tahun tidak bertemu, tapi ibunya terlihat tua seperti itu?
Sementara Ibu Anisa juga terhenyak saat melihat Anisa. Karena secara sekilas dia sama sekali tidak mengenal putrinya. Anisa terlihat lebih dewasa dan cantik dari sebelumnya, tampak jauh lebih muda dan modis. Tatapan ibu Anisa menjadi lembut ketika melihat seorang anak kecil di samping Anisa.
Anisa pulang bersama ibunya ke rumah, dan ayah Anisa yang biasanya tidak banyak bicara tiba-tiba mengucapkan beberapa patah kata ketika melihat Anisa.
Ternyata sejak Anisa pergi, kesehatan ibunya menurun, dan beberapa waktu lalu sempat terbaring sakit.
Namun sekarang, ibunya tampak jauh lebih sehat dan ceria setelah bertemun dengan Anisa kemarin, dan dengan penuh semangat mau ke pasar membeli sayuran dan memasak untuk Anisa.
Sudah bertahun-tahun berlalu, ibu Anisa juga tampaknya sudah bisa menerima dan memaafkan Anisa.
Semua orang mengatakan bahwa ibunya sakit karena selalu memikirkan Anisa, putrinya Mendengar itu, Anisa pun tak kuasa menahan tangisnya, tak heran kenapa ibunya terlihat begitu tua.
Anisa menceritakan bahwa sekarang hidupnya bahagia, dia dan suaminya juga berencana membeli rumah, dan ibunya tampak tersenyum bahagia mendengarnya
Setiap hari ibu selalu berdo’a semoga kamu selalu sehat bahagia, tampaknya Tuhan mendengar do’a ibu. Kata ibu Anisa.
Dan ternyata salah satu kerabatnya yakni putri dari tantenya yang dulu menentang pernikahannya ketika itu sekarang telah bercerai. Waktu itu dia juga menikah dengan seorang pemuda miskin seperti suami Anisa, namun meski sama-sama pemuda miskin, tapi beda karakter.
Suami Anisa adalah sosok pria ulet dan pekerja keras, dan tentu saja sangat menyayangi Anisa. Berlawanan dengan suami dari putri tantenya itu yang pemalas dan kerap memukulnya.
Anisa benar-benar beruntung, memiliki suami seperti Hendra yang sangat perhatian dan ulet.
Kelak jika mencari calon suami, miskin atau kaya bukanlah yang terutama, tapi yang terpenting adalah karakter atau kepribadian dari calon yang bersangkutan.(jhn/yant)
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.