Dua ledakan terjadi di luar Bandara Kabul di Afghanistan pada 26 Agustus, yang mengakibatkan lebih dari 200 korban. Departemen Pertahanan AS menyatakan pada 27 Agustus bahwa drone menyerang target ISIS di Afghanistan dan membunuh seorang anggota ISIS-K sebagai pembalasan atas serangan mematikan di Bandara Kabul
NTD
Cabang Afghanistan dari “ISIS Khorasan” (ISIS-K) melancarkan serangan bom bunuh diri di gerbang Bandara Internasional Kabul ibukota Afghanistan yang padat dan daerah sekitarnya pada 26 Agustus 2021. Insiden itu menewaskan sedikitnya 13 tentara AS dan 169 orang Afghanistan terbunuh. Ini adalah hari terberat korban militer AS di Afghanistan sejak 2011.
Kurang dari 48 jam setelah insiden itu, Komando Pusat AS menyatakan bahwa pesawat tak berawak militer AS menyerang seorang anggota ISIS di provinsi Nangahar, menargetkan mereka yang terlibat dalam serangan bandara.
Juru bicara Komando Pusat, William Urban mengatakan bahwa sejauh yang diketahui, tidak ada korban sipil.
Associated Press melaporkan bahwa, tidak jelas apakah anggota ISIS yang terbunuh secara khusus terlibat dalam bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada tanggal 26 Agustus.
Fox News mengutip seorang pejabat AS yang mengetahui serangan itu mengatakan bahwa, pesawat tak berawak AS menyasar kendaraan yang membawa pemimpin ISIS-K, dan diyakini bahwa pemimpin itu akan “melaksanakan serangan di masa depan.”
Sebelumnya, Presiden AS Biden menyatakan dalam pidatonya di Gedung Putih bahwa AS akan tetap mengikuti jadwal semula dan tidak akan meninggalkan Afghanistan lebih awal. Ia juga mengatakan telah menginstruksikan militer AS untuk mengembangkan rencana untuk menyerang kelompok ISIS.
Biden mengatakan: “Kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan melupakan, kami akan memburu Anda dan meminta Anda untuk membayar harganya.”
Komandan Komando Pusat AS, Kenneth McKenzie mengatakan bahwa ISIS diperkirakan akan melakukan lebih banyak serangan, militer AS siap untuk melawan. (hui)