ETIndonesia-Di California bagian selatan, ada sebuah sekolah menengah atas yang terkenal dengan “sekolah paling buruk” yakni Garfield High School. Siswa yang diterima di sekolah menengah atas termurah ini semuanya adalah anak-anak dari keluarga miskin yang tidak mampu membayar uang sekolah.
Orang-orang bilang itu adalah sebidang tanah busuk yang dilupakan oleh Tuhan, dimana anak-anak di lingkungan ini ditakdirkan tidak memiliki cahaya dan masa depan. Namun, keajaiban terjadi sejak munculnya seorang guru bernama Jaime Esscalante.
Dia telah mengirim lebih dari 400 murid nakal dan tak memiliki masa depan itu ke Harvard dan Yale, universitas top dunia, dan menulis ulang nasib beberapa generasi.
Cerita berawal pada tahun 1974, Jaime yang berusia 44 tahun ketika itu, mengajar matematika di SMA Garfield High School, California selatan ini.
Namun, ia tak menyangka, usahanya selama bertahun-tahun ternyata mengantarnya ke sebuah sekolah yang berantakan seperti itu.
Semua muridnya memakai pakaian pelajar yang tidak semestinya, bentuk meja dan kursi tidak karuan, intinya serba kacau dan berantakan, dan para muridnya selalu berteriak : “Kami tidak suka pelajaran matematika, hanya ingin pelajaran seks!”
Beberapa siswa nakal berkata sambil menunjuk jari telunjuk ke arahnya : “Kami tidak suka Anda di sini.”
Untuk membuat siswa-siswa nakal itu belajar dengan baik. Keesokan paginya, Jaime mengenakan setelan koki, dan membawa pisau dapur menuju ke kelas.
Para siswa nakal yang ribut-ribut di dalam kelas terhenyak diam seketika melihatnya membawa pisau. …
Agar berhasil menguasai hati anak-anak, Jaime juga dengan sengaja mempelajari bahasa isyarat mafia Italia, mengatasi kenakalan murid-muridnya ala bos mafia, dan segera setelah itu Jaime pun berbaur dengan sekelompok anak-anak nakal itu.
Setelah beberapa waktu berbaur dengan murid-murid nakalnya, salah seorang siswa yang sudah akrab dengan Jaime berkata dengan ketus : “Para guru di sini semuanya sampah, tidak ada yang pernah diterima di perguruan tinggi. Kami sendiri juga tidak mau seperti itu. Memangnya kami tidak ingin berubah baik? Namun, kami orang-orang miskin, sekolah yang tidak berkualitas, dan kami tidak melihat harapan apa pun disini.”
Di bawah dorongan semangat Jaime, para siswa menjadi lebih percaya diri dan mereka yakin dengan kapasitas mereka.
Siswanya kini datang lebih awal 1 jam setiap hari, dan 2 jam lebih lambat pulang sekolah, sementara hari Sabtu mereka juga sekolah, liburan sekolah dipersingkat.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya Jaime kelelahan, penyakit jantungnya kambuh, ia terjatuh dari tangga dan dilarikan ke rumah sakit.
Demi kesehatannya, dokter pun menyuruhnya untuk beristirahat selama sebulan, namun demi murid-muridnya itu, keesokan harinya dia langsung pergi mengajar.
Perlahan tapi pasti, mukjizat pun terjadi, mulai dari 5 siswa pertama yang belajar ada 2 siswa yang lulus ujian.
Kemudian dari 8 siswa ada 7 siswa yang lulus. Lalu dari 15 siswa ada 14 siswa yang lulus ujian. Satu tahun kemudian, 18 siswa dari seluruh kelas lulus ujian AP!
Namun, prestasinya dipertanyakan oleh masyarakat, mereka dicurigai menyontek selama ujian, dan mereka menyatakan keraguan terhadap 18 siswa yang lulus ujian kalkulus AP, dan membatalkan hasil ujian mereka.
Tidak ada yang akan percaya bahwa sekolah semacam itu mampu mencetak prestasi seperti itu, satu-satunya penjelasan, mereka menyontek.
Jaime geram setelah mendengar kabar itu, dia mengajukan ke kantor Educational Testing Service-ETS untuk ujian ulang. Keajaiban terjadi 18 muridnya tetap lulus ujian, mereka berhasil menaklukkan nasib, masuk ke Harvard, Yale, MIT dan universitas terbaik dunia.
Pada tahun 2010, Jaime meninggal karena kanker, dia dinobatkan sebagai salah satu guru paling sukses di Amerika Serikat, jejak yang diukirnya terus disebarluaskan oleh orang-orang sampai sekarang, bukan hanya dicetak dalam perangko, tapi juga telah dijadikan sebuah film inspiratif “Stand and Deliver”.
Sebuah film drama Amerika 1988 yang berdasarkan pada kisah nyata guru matematika perguruan tinggi Jaime Escalante.
Edward James Olmos memerankan Jaime Escalante dalam film tersebut dan meraih sebuah nominasi untuk Aktor Terbaik di Academy Awards ke-61. (jhn/yant)
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.