Li Lan – NTD
Pada 30 Agustus 2021, tak lama setelah serangan roket terhadap sebuah komunitas di dekat Bandara Kabul yang dikuasaiĀ Amerika Serikat. Pihak AS mengumumkan bahwa pesawat militer terakhir telah meninggalkan Afghanistan.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan pada konferensi pers sore itu bahwa masih ada sejumlah kecil warga Amerika yang terdampar di Afghanistan, tetapi tidak memberikan angka spesifik.
FOX News melaporkan bahwa seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengungkapkan bahwa, tidak lebih dari 250 orang Amerika belum ditarik dari Afghanistan.
Mantan Komandan Pasukan Khusus Angkatan Darat A.S. Letnan Kolonel Scott Mann berkata : āSaya dapat memberitahu Anda bahwa kami telah mengetahui melalui berbagai saluran bahwa mereka (Taliban) membakar rumah warga sipil. Mereka telah memperoleh akses ke database dan mengetahui orang Afghanistan mana yang telah Melayani pemerintah Afghanistan dan militer AS, mereka sekarang berurusan dengan masalah ini.”
Menurut sebuah laporan di Washington Post, selama masuknya Taliban ke Kabul, militer AS bertemu dengan Taliban. Sedangkan Taliban menawarkan dua pilihan: Militer AS yang bertanggung jawab atas keamanan Kabul, atau Taliban yang akan mengambil alih. Namun Amerika Serikat menolak untuk mengambil alih Kabul. Nagis Nehan, mantan Menteri Perminyakan dan Mineral pemerintah Afghanistan, memutuskan untuk meninggalkan negaranya saat itu.
Nargis Nehan mengatakan “Sulit bagi kami untuk mempercayai apa yang mereka katakan sekarang, karena orang Afghanistan telah dikhianati oleh semua orang, politisi kami sendiri, Taliban, komunitas internasional dan semua orang. “
Elliot Ackerman yangĀ telah bertugas di Korps Marinir AS dan CIA, lima kali ke Afghanistan dan Irak dalam berbagai misi. Pada 10 hari sebelum 27 Agustus, dia dan rekan-rekannya secara sukarela mengatur dan membantu lebih dari 200 orang mengungsi dari Bandara Kabul.
Elliot Ackerman berkata : “Ketika kami mematuhi perintah barisan Taliban dan bertindak sesuai dengan tuntutan mereka, saya pikir kami benar-benar tersesat. Saya tidak berpikir Amerika Serikat dapat berbuat banyak. Oleh karena itu, antara sekarang dan 31 Agustus, tidak perlu memikirkan berapa banyak orang yang bisa dievakuasi. Satu-satunya cara untuk mengurangi jumlah korban, termasuk korban militer AS, bukanlah hasil yang baik.” (Hui)