Pada Rabu 1 September, dengan pengecualian Daratan Tiongkok, lebih dari 217 juta orang di seluruh dunia didiagnosis setidaknya 4,51 juta kasus kematian. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO- secara resmi menamai varian Mu, yang telah menyerang ke 26 negara. Pada musim sekolah pertama, Kementerian Pendidikan Taiwan memberikan “penyaringan cepat” kepada para guru. Netizen di Zhangjiajie, Tiongkok mengungkap “kekacauan vaksin”, karena telah terjadi polisi secara paksa menangkap orang dan dipaksa untuk vaksin
Li Mei dan Li Linzhao
Varian virus “B.1.621” yang menyebar dari Kolombia pada Januari tahun ini, secara resmi dinamai “Mu” oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Varian terdaftar sebagai variant of interest (voi).
WHO menyatakan bahwa “varian Mu memiliki serangkaian mutasi yang mungkin memiliki karakteristik lolos dari kekebalan.”
Pada awal Agustus, mutan Mu menulari sebuah panti jompo di Belgia. Sebanyak 21 warga didiagnosis dan 7 orang meninggal dunia. Semuanya telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi.
Saat ini, virus varian Mu telah menyebar ke setidaknya 26 negara di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa, dan tingkat penularan di Kolombia mencapai 39%.
Sementara itu, Taiwan menambahkan 1 kasus lokal pada 1 September, 5 kasus diimpor dari luar negeri, 3 kasus di antaranya adalah infeksi terobosan, dan 2 kasus divaksinasi dengan dua dosis vaksin buatan Tiongkok.
Pada akhir Mei, Taiwan meningkatkan kewaspadaan anti-epidemi ke Level 3 dan menutup sekolah. Pada 1 September, sekolah mengakhiri liburan musim panas terlamanya. Pada hari pertama sekolah, para siswa sangat senang.
Anak-anak berkata : “Sangat membosankan di rumah, dan kemudian menjaga protokol kesehatan, dan kemudian saya dapat kembali ke sekolah. Sungguh bahagia.”
Kementerian Pendidikan Taiwan memberikan pemeriksaan cepat kepada guru yang tidak ingin divaksinasi untuk memastikan keamanan kampus.
Sedangkan dari daratan Tiongkok, ada laporan kekacauan vaksinasi secara paksa di banyak tempat di Tiongkok. Seorang netizen di Zhangjiajie, Hunan menggambarkan bagaimana dia ditangkap oleh polisi dan dipaksa untuk mendapatkan vaksin.
Zhang Jianping, seorang netizen dari Zhangjiajie, Hunan menyebutkan: “Perintah dari kantor polisi: menangkap dirinya. Selama pergumulan, beberapa orang dari kantor polisi melemparkan ponselnya ke jalanan, dan menginjaknya sampai rusak, mereka menangkap dirinya dengan mobil polisi dan membawa ke kantor polisi. Kepala kantor polisi mengatakan harus divaksin, dan ia bersikeras tidak setuju. Polisi berkata, ia memiliki neurosis, dan segera dibawa ke rumah sakit saraf untuk pemeriksaan dan akan diisolasi. ”
Zhang Jianping mengatakan bahwa, polisi memanggil banyak tetangga untuk membujuknya agar mendapatkan vaksin. Selama periode tersebut, video yang dia ambil telah dihapus, akun WeChatnya telah diblokir, dan seseorang mengiriminya pesan vaksinasi.
Netizen itu mengatakan, setelah dipaksa divaksin, kepalanya agak sakit, bengkak, dan sedikit pusing. (hui)