Ketika pemerintahan Biden buru-buru menarik diri dari Afghanistan dalam skala besar, para pejabat AS diam-diam menginstruksikan warga Amerika dan warga Afghanistan yang berisiko di Afghanistan, termasuk mantan Anggota tim komando Afghanistan pergi ke pangkalan rahasia CIA di pinggiran Kabul. Tujuannya untuk memastikan mereka dapat mengungsi dengan aman dan menuju ke Amerika Serikat. Karena pada saat itu bandara utama ibu kota Kabul berada pada peningkatan risiko serangan teroris
Gao Shan
Menurut situs web “Politico” AS dalam operasi rahasia yang berlangsung selama beberapa minggu di bulan Agustus, ratusan warga Amerika dan warga Afghanistan yang rentan berhasil dievakuasi, termasuk elit Pasukan Khusus Afghanistan dan keluarga mereka.
Selama seluruh operasi rahasia di Amerika Serikat, setidaknya 1.000 pasukan komando Afghanistan dan keluarga mereka dievakuasi.
Laporan terperinci tentang operasi ini didasarkan pada dokumen yang diberikan ke situs web “Politico”, serta percakapan dengan pejabat senior pemerintah AS, pejabat pertahanan, dan pejabat kongres. Karena diskusi melibatkan informasi sensitif, para pejabat ini meminta tak disebutkan namanya.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi, bahwa CIA terlibat dalam operasi evakuasi. Dia juga menunjukkan bahwa badan tersebut “bekerja sama erat dengan lembaga lain dan menggunakan berbagai metode untuk memfasilitasi evakuasi warga Amerika dan Afghanistan ke bandara.”
The New York Times pertama kali melaporkan penggunaan pangkalan rahasia ini untuk mengevakuasi Amerika Serikat. Namun demikian, tidak ada laporan rinci tentang evakuasi seluruh operasi dalam beberapa hari terakhir. Seorang juru bicara CIA menolak mengomentari operasi tersebut.
Menurut laporan, setidaknya sebagian dari para pengungsi diterbangkan ke bandara dari halaman rahasia yang disebut Pangkalan Elang, menghindari keramaian di sepanjang jalan dan di dekat bandara, serta ancaman serangan teroris di sekitar gerbang bandara.
Sejak Taliban menguasai Bandara Kabul pada 15 Agustus, beberapa helikopter perusahaan AS lepas landas dari daerah dekat Pangkalan Elang.
Data penerbangan menunjukkan bahwa beberapa orang yang dievakuasi telah diterbangkan ke Jerman. Selama periode yang sama, pesawat kontraktor pemerintah AS, terbang dari Bandara Kabul ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.
Setelah Taliban menguasai Kabul, diplomat dan staf Amerika pindah dari kedutaan ke Bandara Internasional Kabul. Para diplomat ini telah berkomunikasi langsung dengan warga AS yang berusaha meninggalkan Afghanistan tetapi khawatir tentang keselamatan mereka, terutama setelah Kedutaan Besar AS secara terbuka mendesak warga Amerika untuk tidak pergi ke bandara pada minggu lalu. Itu dikarenakan mereka menghadapi ancaman serangan organisasi ISIS-K.
Komando Operasi Khusus Gabungan Pentagon juga membantu menghubungi ratusan warga Amerika di Kabul dan di seluruh Afghanistan.
Dua sumber mengatakan bahwa Komite Intelijen DPR AS mendengar pengarahan tentang operasi rahasia pada bulan Agustus lalu. Pada saat itu, anggota parlemen dari kedua belah pihak meminta rincian administrasi Biden tentang evakuasi warga Amerika di Afghanistan. Seorang juru bicara komite menolak berkomentar.
Pangkalan Elang, pangkalan besar CIA, terletak kurang dari tiga mil di utara Bandara Kabul. Itu dibangun pada hari-hari awal konflik di Afghanistan dan dulunya adalah pabrik batu bata. Pangkalan ini memiliki sejarah kontroversi.
Antara 2002 dan 2004, CIA menggunakan pangkalan itu untuk melakukan “interogasi yang ditingkatkan” terhadap tersangka teroris. CIA juga menggunakan pangkalan ini untuk melatih pasukan kontra-terorisme Afghanistan.
Namun demikian, selama dievakuasi dengan tergesa-gesa dari Kabul dalam beberapa pekan terakhir, gedung itu menyediakan pangkalan perakitan penting bagi para pengungsi yang ingin meninggalkan Afghanistan. Pada 27 Agustus, gedung itu dihancurkan untuk memastikan bahwa peralatan sensitif atau intelijen tidak akan jatuh ke tangan Taliban.
Setelah pekerjaan evakuasi secara keseluruhan berlanjut dan ancaman teroris ISIS-K ke gerbang bandara tertentu menjadi semakin serius, pejabat AS mulai menginstruksikan warga Amerika di luar untuk pergi ke gerbang yang berbeda untuk memasuki bandara dan mengungsi.
Pejabat pertahanan mengungkapkan, dikarenakan pemindahan lokasi terancam, para pejabat juga “terus-menerus merancukan keadaan” – sehari sebelum menginstruksikan para pengungsi untuk pergi ke gerbang bandara, sehari berikutnya menyuruh mereka untuk bertemu di lokasi lainnya.
Pada saat yang sama, para pejabat AS juga menginstruksikan orang-orang Afghanistan dan kelompok berisiko tinggi, termasuk pasukan komando, untuk pergi ke Pangkalan Elang sebagai titik transit yang aman ke bandara.
Pada pukul 16.00 25 Agustus waktu AS, yaitu pukul 12:30 26 Agustus waktu Kabul, Laksamana Muda Peter Vasely, komandan pasukan AS di Afghanistan, mengungkapkan di Washington bahwa ada 2.000 pasukan komando Afghanistan. Sekitar 1.000 orang, serta beberapa warga AS yang dievakuasi dari pangkalan Eagle berhasil memasuki bandara.
Operasi rahasia memungkinkan orang-orang ini untuk melarikan diri tepat waktu. Hanya beberapa jam kemudian, sekitar pukul 06.00 sore pada 26 Agustus, di Kabul, seorang pengebom bunuh diri ISIS-K meledakkan sebuah alat peledak di luar bandara, menewaskan 13 tentara Amerika dan ratusan warga Afghanistan. (hui)