ETIndonesia- Perkembangan penanganan COVID-19 di Indonesia selama Agustus 2021, mencatatkan kemajuan yang signifikan dibandingkan Juli 2021. Ditandai dengan menurunnya angka kasus positif nasional dan kasus aktif setiap harinya, kesembuhan meningkat dan berdampak positif pada perkembangan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan. Bersamaan itu, Satgas berharap pelonggaran kegiatan ekonomi berlangsung dengan aman dan baik.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menambahkan, kabar baik lainnya menurunnya angka positivity rate Agustus dibandingkan Juli lalu. Hanya saja, yang masih perlu dibenahi ialah pada angka kematian Agustus lebih tinggi dibandingkan Juli 2021.
“Tentunya kita tidak boleh lengah meski perkembangan positif di Agustus. Kenaikan kasus harus diantisipasi mengingat telah dibukanya aktivitas sosial ekonomi secara bertahap,” Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (2/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Lebih lanjut dalam pemaparannya, perbandingan penurunan kasus per 29 Agustus 2021 dan 15 Juli 2021, penurunannya mencapai 86,9%. Lalu, perbandingan total kasus, pada Agustus mencapai 664.829 kasus atau telah turun 45% dari bulan Juli 2021. Juli lalu, mencatatkan jumlah kasus bulan tertinggi sejak pandemi dengan 1.225.765 kasus.
“Tentunya untuk menekan kasus hampir setengah dari sebelumnya dalam jangka waktu 1 bulan adalah perkembangan yang baik. Namun kita tidak boleh cepat berpuas diri,” imbuh Wiku.
Hal ini dikarenakan penurunan dalam lonjakan kedua ini masih 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan lonjakan pertama, atau yang terjadi di bulan Januari 2021 mencapai 331.052 kasus. Wiku menyebut, idealnya kasus lonjakan kedua ini harus harus ditekan di bawah angka kasus pada lonjakan pertama.
Jika melihat perkembangan di tingkat provinsi, ada 23 dari 34 provinsi menunjukkan penurunan kasus di bulan Agustus bandingkan Juli lalu. Tercatat masih ada 11 provinsi dengan kenaikan kasus positif pada Agustus ini. Diantaranya Aceh naik 152%, Sulawesi Tengah naik 111%, Gorontalo naik 57%, Kalimantan Selatan naik 47%, Sumatera Utara naik 44%, Kalimantan Utara naik 24%, Bali naik 15%, Babel naik 10%, Sulawesi Selatan naik 5% dan Jambi naik 5%
Lebih lanjut, perkembangan baik lainnya pada kasus aktif per Agustus ini. Terjadi penurunan drastis jika dibandingkan Juli. Akhir Agustus sebanyak 196.281 kasus atau 4,8%, sedangkan pada Juli lebih dari 500 ribu atau 16%. Angka kesembuhan juga meningkat per Agustus sebanyak 942.281 orang sembuh dibandingkan Juli sebanyak 896.501 orang sembuh.
Penurunan angka positivity rate bulanan juga terjadi di bulan Agustus menjadi 18,38% dari Juli sebesar 27,4%. Sama halnya, angka BOR pada Agustus turun menjadi 40,05% dari Juli sebesar 72,77%.
Perkembangan baik ini juga berkat dukungan seluruh lapisan masyarakat yang mentaati peraturan pemerintah dalam bentuk PPKM selama Juli dan Agustus sehingga berkontribusi langsung dalam menurunkan jumlah kasus.
Selain itu, pemerintah juga terus memperbaiki sinkronisasi data antara pusat dan daerah. “Namun, kita perlu mengantisipasi delay data yang dapat berkontribusi terhadap perbedaan data dan berpotensi lebih tinggi dari seharusnya,” lanjutnya.
Meski hampir semua indikator penanganan berkembang ke arah yang lebih baik, sayangnya angka kematian di bulan Agustus tercatat sebanyak 37.330 kasus yang lebih tinggi dibandingkan Juli sebanyak 34.394 kasus. Di tingkat provinsi pun, hanya ada 8 provinsi yang mengalami penurunan kasus kematian, lalu ada 16 provinsi yang mencatatkan kenaikan.
Untuk kenaikan kasus, ada 5 provinsi diantaranya yang tertinggi di bulan Agustus yakni Bali naik 752 kasus, Sumatera Utara naik 610 kasus, Lampung naik 585 kasus, Kalimantan Selatan naik 501 kasus dan Sulawesi Tengah naik 470 kasus.
Tingginya kasus kematian di bulan Agustus ini menandakan bahwa perjuangan dalam menurunkan kasus pada lonjakan kedua ini belum selesai. Karena itu, Wiku meminta semua pihak untuk bekerja kerasa dalam menurunkan angka kasus tertama pasien agar ditangani dengan baik dan mencegah bertambahnya angka kematian.
“Oleh karena itu kita tidak boleh berpuas diri, dan harus tetap waspada. Agar pelonggaran kegiatan ekonomi yang sudah berjalan, dapat berjalan dengan aman dan baik,” pungkas Wiku. (Satgas COVID-19/asr)