Li Qingyi
Brasil segera menghentikan puluhan juta dosis vaksin Tiongkok. Sementara itu, kelompok penasihat ahli pemerintah Inggris tidak merekomendasikan “anak-anak yang sehat” antara 12 dan 15 tahun untuk menerima vaksin Covid-19. Sedangkan Amerika Serikat siap memulai booster vaksin COVID-19 untuk masyarakat umum.
Brasil Menangguhkan Puluhan Juta Dosis Vaksin Tiongkok
Kementerian Pengawasan Kesehatan Brasil mengeluarkan larangan darurat 90 hari pada 4 September. Isinya menangguhkan penggunaan 25 batch 12,1 juta dosis vaksin buatan Tiongkok karena vaksin ini diproduksi di pabrik yang tidak sah. Selain itu, 9 juta dosis vaksin yang diproduksi oleh pabrik yang sama sedang dalam perjalanan ke Brasil. Saat ini, Brasil telah meluncurkan penyelidikan ke pabrik.Â
Kelompok ahli Inggris: anak sehat berusia 12-15 tahun tidak perlu divaksinasi
Komite Gabungan Inggris untuk Vaksin dan Imunisasi (JCVI) mengumumkan pada 3 September, bahwa anak-anak dengan risiko kesehatan tinggi akan dimasukkan dalam populasi yang divaksinasi, tetapi tidak disarankan untuk memvaksinasi anak-anak sehat berusia 12-15 tahun.
Penilaian komite menemukan bahwa anak-anak berusia 12-15 tahun yang tidak memiliki potensi masalah kesehatan akan meningkatkan risiko tertular virus, jika mereka divaksinasi terhadap virus Komunis Tiongkok.
Dosis Booster Vaksin COVID-19 di AS Diluncurkan, Pfizer Menjadi yang Pertama DigunakanÂ
Berdasarkan beberapa laporan media, Presiden AS Joe Biden berencana untuk mempromosikan booster vaksin, atau dosis ketiga dari tindakan vaksin, mulai 20 September. Populasi target adalah 175 juta orang Amerika
Saat ini, selain vaksin Comirnaty Pfizer, yang secara resmi disertifikasi penuh, vaksin Moderna dan Johnson & Johnson hanya disetujui untuk penggunaan darurat oleh orang dewasa.
Moderna mengirimkan data ke regulator Rabu lalu. Sedangkan Johnson & Johnson belum mengajukan izin bagi booster untuk vaksinnya.
Pada 17 September, para ahli di bidang vaksin dari Food and Drug Administration atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat akan meninjau data terkait vaksin penguat Pfizer. (hui)