ETIndonesia-Sebuah perusahaan merekrut manajer pemasaran, setelah persaingan yang ketat, akhirnya terpililah 3 kandidat masing-masing bernama Andry, Benny, dan Jhon. Tiga calon karyawan ini memasuki babak final penilaian yang dipimpin langsung oleh general manager perusahaan.
Anehnya, general manager membawa ketiga pemuda itu ke sebuah kebun buah, ia menunjuk ke tiga pohon apel yang penuh dengan buahnya, dan berkata kepada tiga pemuda yang masih bingung tidak mengerti maksud sang manager utama.
“Coba lihat ketiga pohon apel itu, kalian masing-masing punya satu pohon, lihat siapa yang memetik apel terbanyak, jika salah satu dari kalian yang paling banyak memetik buah itu, dialah yang akan menjadi kandidat terakhir sebagai manajer pemasaran di perusahaan ini,” kata sang general manager.
Ketiga calon karyawan itu pun langsung menuju ke pohon buah, bersaing melewati babak terakhir.
Sosok Andry yang tinggi dengan lengan yang panjang berdiri di bawah pohon, sepasang tangannya sibuk memetik apel dan tak lama kemudian berhasil memetik banyak buah apel.
Sedangkan Benny terpaksa harus memanjat ke pohon seperti monyet karena tubuhnya pendek, meski begitu, dia terampil dan cekatan, sehingga tak lama kemudian juga mendapatkan banyak buah apel.
Hanya Jhon yang bertubuh pendek dan gemuk, sehingga meskipun bercucuran keringat, namun, hasil petikan buahnya jauh tertinggal dari Andry dan Benny.
“Alangkah bagusnya kalau ada tangga, o ya mungkin di ruangan security ada tangga,”gumam Jhon.
Di tengah kecemasannya, Jhon pun menggunakan akalnya, ia bergegas ke ruangan satpam. Jhon tersenyum dan dengan jujur menjelaskan situasinya kepada satpam.
Dari tiga orang kandidat itu hanya Jhon yang sempat menyapa pak satpam, jadi pak satpam pun kenal dengan Jhon meski hanya sekilas dalam pertemuan ini.
Tanpa banyak tanya lagi, satpam itu pun segera mengambil tangga lipat untuk Jhon yang terburu-buru kembali kebun buah.
Berkat tangga itu, Jhon pun bisa memetik buah apel dengan mudah dan sesukanya.
Pada saat itu, Andry dan Benny menemui masalah.
Meski Andry memiliki badan yang tinggi, tapi bagaimana juga tidak cukup untuk mencapai puncak buahnya.
Sementara Benny, meski pun tangannya lincah dan cekatan, tapi dia tidak berani memanjat ke dahan pohon untuk untuk memetik, karena mudah patah, apalagi badannya gemuk.
Pada saat demikian, terlintas dalam benak mereka untuk meminjam sebuah tangga. Setelah berkeliling ke sana kemari, tidak juga menemukan tangga.
Ketika mereka kembali dengan napas terengah-engah, sang general manager menyatakan : “Perlombaan dihentikan, dan Jhon yang diterima sebagai manajer pemasaran.”
Meski badan Jhon tidak setinggi Andry, dan tidak selincah Benny, tapi saat menemui kesulitan, ia bisa dengan cepat menemukan solusinya, ia berhasil meyakinkan satpam, dan mendapatkan pinjaman tangga, membalikkan situasi, ini adalah kualitas yang paling berharga dari seorang manajer pemasaran.
Saat itu, Andry dan Benny dengan malu-malu menundukkan kepalanya, mereka mengaku kalah dengan sikap jantan layaknya sosok seorang pria sejati.
Dalam proses pertumbuhan dari diri kita masing-masing, saya percaya banyak orang yang merasakan hal yang sama seperti ini….
Banyak teman kita yang sekilas tampak biasa-biasa saja di mata kita, namun, bertahun-tahun kemudian, tanpa ada yang bisa menduga, dia menjadi sesosok orang yang mengagumkan (sukses).
Sebenarnya mereka punya kelebihan tersendiri, tapi kelebihan ini secara garis besar mengacu pada “kesadaran akan tangga” (sarana untuk mencapai suatu tujuan).
Mereka bisa memanfaatkan tangga sebagi kekuatan, dan memiliki EQ-kecerdasan emosional yang baik. Semoga pembaca setia erabaru bisa memahami dan memetik hikmah dari cerita di atas.(jhn/yant)