NTD
Pasukan keamanan Kurdi menyatakan pada 11 September bahwa dua pesawat tak berawak bersenjata menyerang bandara internasional dekat konsulat AS di kota Arbil, Irak utara. Untungnya, tidak ada korban jiwa. Penanggung jawab bandara juga mengatakan bahwa pangkalan itu tidak rusak.
Bandara ini merupakan basis pasukan koalisi menghadapi teroris. Abil adalah ibu kota Daerah Otonomi Kurdi di Irak dan dipimpin oleh Presiden Daerah Otonomi Kurdi, Nechirvan Barzani.
Wartawan AFP mendengar dua suara keras, melihat asap hitam membumbung, dan mendengar alarm keras di dekat konsulat AS.
Saksi mata mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memblokir penjagaan di sekitar jalan di sekitar bandara.
Serangan semacam itu biasanya menargetkan pasukan AS atau kepentingan AS di Irak. Kejadian ini lebih umum dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun tidak ada yang mengklaim kejahatan tersebut, Amerika Serikat percaya bahwa serangan ini dilakukan oleh pasukan pro-Iran di Irak.
Penggunaan drone bersenjata adalah perkembangan terbaru, menghadirkan tantangan baru bagi sistem anti-roket, artileri dan mortir yang dibentuk oleh pasukan koalisi dan Amerika Serikat.
Sebuah pesawat tak berawak dengan jebakan juga menyerang Bandara Internasional Abil pada Juli, tetapi tidak menimbulkan korban jiwa atau kerugian harta benda. Beberapa minggu lalu, tiga drone menargetkan Bandara Baghdad, yang juga dikerahkan oleh militer AS.
Iran dan Amerika Serikat memiliki pasukan yang ditempatkan di Irak. Sebanyak 2.500 tentara Amerika masih ditempatkan di Irak. (hui)